Renungan Harian HKBP evangelium | 13 Agustus 2023
Kotbah Evangelium di Minggu X Setelah Trinitatis
Pdt. Rostetty Lumbantobing, S.Th
Bapa Ibu Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Syalom dan selamat hari Minggu.
Untuk mengawali Minggu ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Sebelumnya, marilah kita berdoa :
Doa Pembuka: “Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin,…!”
Firman Tuhan yang menjadi khotbah buat kita pada Minggu X Setelah Trinitatis tgl. 13 Agustus 2023 hari ini, tertulis dalam kitab :
Kejadian 39 : 1 – 5
Yusuf di rumah Potifar
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Bapa/Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…
Ini adalah cerita tentang Yusuf di rumah Potifar. Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya sebagai budak di Mesir, yang pada kemudian hari itu yang membuat dia sampai di rumah Potifar. Sejak dia berada di rumah Potifar, sekalipun posisinya adalah budak, tetapi kita bisa melihat bahwa karirnya bisa menanjak sedemikain cepat dan Yusuf dipercaya oleh Potifar. Segala sesuatu yang ada di rumah Potifar, semuanya dipercayakan kepada Yusuf. Dkl, bahwa Yusuf bisa disebut sebagai tangan kanan Potifar. Semua urusan rumah tangga di rumah Potifar, Yusuflah yang dipercaya untuk mengaturnya.
Nah…yang menjadi pertanyaan, kenapa Yusuf berhasil dalam hidupnya ? Ada beberapa kunci berhasilannya. Yang pertama di ay. 2, dikatakan Yusuf berhasil karena TUHAN menyertai. Artinya, kunci keberhasilan Yusuf, bukan hanya soal kecakapan dia, bukan karena dia pintar atau karena punya ketrampilan tertentu; tetapi kunci keberhasilan Yusuf menurut Alkitab, adalah karena Tuhan menyertainya.
Lalu kemudian cerita berlanjut, dia digoda oleh istri Potifar. Tetapi Yusuf tidak mau kompromi oleh rayuan istri Potifar, itu sebabnya Yusuf lari. Itulah yang membuat istri Potifar malu sekaligus marah. Maka dia menfitnah Yusuf, hingga akhirnya Yusuf dimasukkan ke dalam penjara.
Namun apa yang terjadi ketika Yusuf di dalam penjara ?. Kita baca dulu ayat 21-23 ”Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil”.
Tuhan memberkati Yusuf, mengangkat Yusuf, menjadikan segala yang dikerjakannya berhasil. Sekali lagi, Yusuf berhasil karena Tuhan menyertainya. Penyertaan Tuhan itulah yang menjadikan Yusuf bisa menikmati keberhasilan walau pun ditengah berbagai situasi buruk.
Ini juga hendak mengingatkan kita, kalau ingin berhasil dalam segala area kehidupan, semata-mata bukan karena skill ketrampilan kita, bukan karena pengalaman kita, bukan karena koneksi kita, bukan karena modal, bukan karena apapun juga. Melalui nats ini hendak ditegaskan, yang menjadikan kita berhasil adalah penyertaan Tuhan. Kalau Tuhan menyertai, tantangan sesulit apapun kita bisa mengatasi.
Pada waktu itu, Yusuf berada di masa yang sulit. Dia menjadi budak, dia difitnah, dia masuk penjara, tetapi karena penyertaan Tuhan ada dalam kehidupan Yusuf, maka dimana pun Yusuf ditempatkan, dia berhasil di situ.
Maka sekali lagi, kalau saudara ingin berhasil, kalau kita ingin mencapai yang terbaik dalam hidup kita, kunci yang terutama adalah penyertaan Tuhan melebihi dari segala-galanya. Dan kabar baiknya buat kita, Dia adalah Allah Immanuel, Allah yang beserta dengan kita. Oleh karna itu, mari andalkan Tuhan dalam segala yang kita lakukan, maka kita akan melihat bagaimana cara kerja Tuhan yang ajaib untuk memberkati kita dan membuat kita berhasil.
Alasan kedua keberhasilan Yusuf adalah dia memiliki sikap yang jujur dan adil terhadap sesama (ini dapat kita baca di ay. 6). Kejujuran Yusuf menjadi modal utama bagi dia mendapatkan kepercayaan penuh dari siapa saja yang mengenal dia.
Untuk itu maka kita perlu meneladani sikap jujur dari Yusuf ini. Pribadi yang jujur adalah pribadi yuang menepati janji dan melaksanakan komitmen yang telah dibuat. Setia pada hal-hal yang telah dipercayakan kepada kita.
Yang ketiga, yang menjadikan Yusuf menikmati keberhasilan dalam hidupnya adalah, karena Yusuf memiliki pribadi yang taat kepada Tuhan (hal ini dapat kita lihat di ay. 7-9).
Dalam segala keberhasilannya, ternyata Yusuf tidak menjadi sombong atau lupa diri. Segala harta yang diserahkan kepadanya, sebetulnya kalau ia mau, semua itu bisa diselewengkannya. Begitu juga, ketika ia ada di rumah Potifar, bisa saja ia selingkuh dengan istri Potifar yang sering menggoda dan mengajak dia. Namun walau berkali-kali istri Potifar menggoda dia untuk melakukan dosa (berzinah), ia tidak mau memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk melakukan perbuatan dosa. Yusuf tetap taat kepada perintah Tuhan.
Saudara/i... Godaan yang dialami oleh Yusuf pada waktu itu, telah menjadi godaan yang sangat besar hingga saat ini. Karena dikuasai oleh nafsu duniawi yang begitu besar, maka terkadang kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Nah...pertanyaannya, mengapa terkadang penyelewenagan itu terjadi dalam kehidupan kita ? Jawabannya sangat simpel, karena kita tidak taat dan tidak setia pada perintah Tuhan. Lain halnya dengan Yusuf. Ia taat pada perintah Tuhan. Ia takut untuk melakukan dosa. Ini yang dikatakannya di ay. 9 ”Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah ?”.
Saudara/i... sikap seperti inilah yang perlu kita teladani dari Yusuf, yaitu takut untuk berbuat dosa, dimana pun kita berada, sehingga pekerjaan, usaha, karir, keluarga serta masa depan kita tidak akan mengalami kegagalan dan kehancuran.
Saudara/i... apa yang menjadi renungan buat kita lewat Firman Tuhan ini. Yang pertama, keberhasilan tidak datang begitu saja secara instan, tetapi dia harus melewati berbagai macam proses dan perjuangan. Jika kita kuat dalam proses dan perjuangan tersebut, maka kita akan menjadi pemenang.
Yang kedua, mohonlah penyertaan Allah dalam kehidupan kita, sebab ketika Tuhan menyertai, tidak ada perkara yang mustahil dalam hidup kita. Ia selalu siap membuka pintu berkat dan memberi kesempatan bagi kita untuk menikmati berkatNya.
Dan yang ketiga, berwaspada dan hiduplah selalu dalam ketaatan, sebab godaan dosa akan selalu datang menghampiri dan siap menjatuhkan serta menghancurkan masa depan kita. Teladan Yusuf yang berkata ”tidak” terhadap kejahatan dan dosa, sangat penting buat kita.
Yang keempat, kerjakan dengan penuh tanggungjawab serta loyalitas setiap pekerjaan yang dipercayakan kepada saudara demi mempengaruhi orang-orang yang ada disekitar kita, dan kita pun menjadi berkat bagi mereka. Layaknya Yusuf yang telah menjadi berkat bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Hiduplah sesuai dengan kehendak Tuhan dan bersiaplah untuk menerima serta menikmati keberhasilan yang dari Tuhan. Amin
Doa Penutup: Kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas firmanMu yang engkau berikan pada kami, yang mengingatkan kami agar ditengah begitu banyak godaan untuk melakukan hal-hal yang jahat, kami tetap menjaga diri dan integritas kami sebagai anak-anakMu. Tetap hidup jujur dan takut akan Tuhan.
Kiranya apa yang Engkau firmankan bisa kami tanam di hati kami masing-masing dan kuatkanlah kami untuk melakukan apa yang Engkau firmankan sesuai dengan kehendakMu. Dan biarlah perkataanMu menyegarkan jiwa kami, menghidupkan hati dan membangkitkan harapan dan kasih kami.
Berkatilah hidup kami, agar kami tetap dapat berkesempatan mendengarkan FirmanMu kembali. Berkati seluruh hambaMu yang menyampaikan firmanMu, agar tetap dapat menjadi pelayan yang benar dihadapanMu.
Berkati seluruh jemaatMu di setiap saat, tempat dan kondisi hidup mereka, agar senantiasa selalu merindukan dan membutuhkan Firmanmu sebagai pelita kebenaran yang memerdekakan, dan penghiburan yang menguatkan. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur Amin.