Renungan Harian HKBP | 5 Juli 2023
Syalom, bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita kembali berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Kami memuji Engkau Allah, terima kasih hari baru yang masih Engkau sediakan bagi kami. Pun hari ini ya Tuhan kami akan melanjutkan segala pekerjaan kami, bimbinglah kami ya Tuhan melalui FirmanMu pada pagi hari ini. Kami mohon tuntunan Roh KudusMu, melalui nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Bapak, Ibu, saudara dan saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Mazmur 145:18 βIa dekat pada orang yang berseru kepada-Nya, dan memohon kepada-Nya dengan tulus hati.β
Bapak, ibu dan saudara saudari sekalian! Suatu waktu, saya pernah mengalami tidak ingin bertemu dengan orang-orang dan ingin sendiri karena suatu keadaan yang menimpa saya kala itu. Main HP hingga makan dan tidur pun tidak membuat saya keluar dari keadaan terpuruk itu. Karena tidak punya solusi, akhirnya memutuskan untuk keluar bertemu dengan teman dekat dan cerita tentang keadaan saya. Dia memberikan banyak solusi kepada saya, tetapi terakhir ia mengatakan bahwa yang paling penting adalah datang kepada Tuhan melalui doa.
Begitulah Bapak/Ibu terkadang kita lupa memiliki Allah yang setia mendengar pergumulan kehidupan kita. Kala kita ditimpa masalah, sering sekali kita terlalu sibuk dengan masalah, berusaha mencari akar masalah hingga solusinya, namun tak kunjung merasa tenang. Ayat ini menunjukkan bahwa betapa dekatnya Allah kepada manusia yang mau datang berseru kepadanya. Jadi, jika kita mau berseru kepada Allah itu adalah respon kita kepada sang pemilik kehidupan. Dan respon ini sangat penting serta mempercakapkannya kepada Allah melalui doa, nyanyian maupun ibadah kita kepadaNya. Maka, kalau di dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering mempercakapkan kekesalan kita kepada sahabat, maka kiranya Bapak/Ibu pun menjadikan Allah sahabat yang bahkan jauh lebih baik dari sahabat manapun di dunia ini. Kesediaan Allah untuk anda dan saya tidak membutuhkan syarat apapun selain kedatangan kita kepadaNya. Allah begitu menantikan orang-orang yang datang kepadaNya, berseru, meminta dan mengucap syukur dengan tulus hati.
Jadi, kita juga harus menyadari hal lain, bahwa tanpa kesiapan hati yang tulus seruan kita pun akan mendapat masalah, dugaan saya kali saja Allah mendengar tetapi tidak memberikan tanggapan apapun. Kesesuaian hati dan seruan kita kepadaNya juga menjadi penentu apakah kita merasa ingin dekat kepada Allah atau hanya sekadar memanfaatkan kebaikanNya. Oleh sebab itulah diperlukan ketulusan hati kita, yang menunjukkan bahwa kita manusia yang lemah tanpa Allah. Kita adalah makhluk yang lemah tanpa pertolongan Allah. Maka kesungguhan kita berseru kepadaNya tidak datang dari kesombongan maupun karena asas kebutuhan hidup semata, tetapi karena Dia adalah Allah yang mengasihi kita orang berdosa ini. Amin.
Doa Penutup: Mari kita berdoa! Ya Allah, kami mengucap syukur atas FirmanMu hari ini. Terimakasih atas kebaikanMu yang bersedia mendengar segala keluh kesah hidup kami, di kala kami menyampaikannya dalam nyanyian dan doa kami kepadaMu. Kami merasa harus semakin kuat, sebab kami memiliki Allah yang mendengar seruan kami. Ya Tuhan, kuatkanlah kami melalui Roh KudusMu, agar kami dapat menggunakan karunia yang engkau berikan seturut dengan kehendakMu. Karena, jika kami berdoa untuk kesembuhan pergumulan kami, itu tidak akan hanya sekadar untuk menyenangkan hati kami, tetapi itulah yang akan kami tunjukkan sebagai rasa kagum kami kepada Allah yang setia mendengar seruan kehidupan kami. Sertailah kami selalu ya Allah, melalui anakMu Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Baiklah bapak ibu, sampai disini renungan kita hari ini, tetap semangat dan tetap sehat, Tuhan Yesus Memberkati.
C.Pdt. Mega Masria Siagian, S.Th (Staf di Kantor Sekjend HKBP)