Renungan Harian HKBP | 6 Juli 2023

Selamat pagibapak/ ibu dan saudara-saudara yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Pagi ini hari Kamis 6 Juli 2023, kita bertemu kembali dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP.Kita akan mendengarkan Firman Tuhan yangakan menguatkan iman kepercayaan kita untuk menjalani hari-hari dalam kehidupan kita. Untuk itu marilah kita mulai dengan bersaat teduh.

 

Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Puji syukur Tuhan atas berkatMu yang kami terima hingga pagi hari ini. Tuhan telah membangunkan kami tadi pagi dari tempat tidur kami masing-masing, Tuhan beri tenaga dan kesehatan yang baru bagi kami pagi hari ini. Ajarlah kami untuk tetap bersyukur kepada Tuhan dan tetap setia kepada Tuhan. Untuk itu sebelum kami memulai aktifitas hari ini, kami ingin disapa oleh FirmanMu, bukalah hati dan pikiran kami, sehingga kami dapat memahami FirmanMu yang menguatkan iman kepercayaan kami untuk melakukan kehendak Tuhan. Terimalah doa permohonan kami, didalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

 

Pembacaan Nats : Lukas 8 : 21.Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Topik: Tuhan tidak membiarkan engkau dan tidak akan membiarkan engkau.

 

Bapak/ Ibu dan Saudara yang di Kasihi oleh Yesus Kristus, mungkin kita pernah mendengar perkataan orang batak: “mangkuling do mudar” terjemahan dalam Bahasa Indonesia: darah orang batak ikut berbicara. Kapan perkataan ini di pakai orang batak ? Ketika berjumpa dengan orang yang baru, orang batak yang belum pernah bertemu dengannya dan belum di kenalnya, ketika dia bertanya marganya ternyata ternyata semarga dengan dia, atau semarga dengan ibunya, darahnya terus berteriak, bahwa itu saudaranya, sedarahnya, maka rasa kasih dan sayangnya lebih besar. Perasaan sedarah ini juga akan nampak jika ada persoalan teman semarganya, unsur netralitas bisa, mungkin kita lebih membela mendukung seseorang teman semarga kita daripada orang yang tidak semarga dengan kita, orang batak menyebut “marbulu na suhar” menarik bambu yang terbalik. Walau sulit, berat menarik bambu dari ujungnya tetapi jika bambu yang kita tarik milik saudara semarga, kita turut menolongnya menarik bambu yang terbalik walaupun sulit dan berat. Demikian juga dalam hal pemberian, orang batak menyatakan: “marbahir do siubeon tu dongan samarga”, artinya perut yang melambangkan pemberian berbeda jika kepada saudara semarga dari pada orang lain yang tidak semarga.

Nats kita ini di awali dengan sikap orang banyak yang mau mempengaruhi Yesus supaya Yesus lebih mengutamakan Ibunya dan saudara-saudaraNya. Saat itu Yesus sudah sangat terkenal dan Dia diikuti banyak orang. Sebagai ibu dan saudara mereka juga pengen melihat Yesus,dan  bertemu dengan Yesus. Tetapi suasana saat itu tidak memungkinkan, karena banyaknya orang yang menghalangi mereka. Mellihat situasi Ibu dan saudara Yesus, ada pengunjung memberikan saran kepada Yesus supaya Yesus lebih mengutamakan bertemu dengan ibu dan saudaraNya. Kita tidak mengetahui motivasinya, tetapi kita berasumsi yang berlaku umum supaya Yesus lebih mengutamakan saudara. Tetapi sikap Yesus dalam pelayananNya memberikan pelajaran yang berbeda dalam hal kerajaan sorga. Dalam hal kerajaan sorga bukan lagi persoalan sedarah atau satu keluarga, tetapi dalam kerajaan sorga yang berlaku adalah melaksanakan kehendak Bapak yang mengutusnya. Kehadiran Yesus sebagai Anak Bapak bukan untuk mengurus dan memuaskan keluargaNya, saudaranya, tetapi lebih untuk dunia ini secara umum. Dalam nats ini beberapa hal yang di jelaskan Yesus tentang arti saudara:

1.   Ibu dan Saudara.

Saudara yang dikasihi oleh Yesus Kristus, jawaban Yesus terhadap orang banyak. Sepertinya Yesus menolak arti saudara yang sebenarnya: Ibu yang melahirkan dan dia sebagai anaknya. Saudara yang satu ibu satu Bapa. Yesus sebenarnya bukan menolak nilai dan arti saudara di dunia ini. Ibu yang melahirkan tetap ibunya dan saudara dari ayahnya tetap saudaraNya. Tetapi kehadiran Yesus saat itu ditengah orang banyak yang mengikuti Dia dan mendengar pengajaranNya, Yesus lebih menekankan hal-hal yang berlaku dalam kerajaan sorga bukan yang berlaku dalam keluargaNya. Dalam kerajaan sorga, arti ibu dan saudara hanya di dalam Yesus Kristus. Kita bersaudara hanya karena Yesus. Atribut-atribut dari dunia ini harus di tinggalkan karena kita hidup dalam kerajaan sorga. Atribut yang kita terima dari kerajaan sorga yang baru kita menjadi saudara di dalam Yesus Kristus. Jika kita masih mempergunakan atribut yang lama dalam kerajaan sorga kita mungkin akan jatuh kedalam KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme). Pekerjaan Yesus tidak bisa dihambat karena urusan darah, urusan kebiasaan dunia, tetapi Dia lebih mengutamakan hal-hal yang berlaku di Kerajaan Sorga. 

2.   Yang mendengar Firman Tuhan.

Nilai saudara dan Ibu dalam kerajaan sorga bukan diukur dengan sejarah, tradisi dunia ini, tetapi Yesus mengangkat dari kebisaan yang berlaku dalam Kerajaan sorga. Kebiasaan hidup dalam kerajaan sorga tentang ukuran menjadi saudara dan Ibu adalah ketika dibentuk dalam komunitas orang-orang yang sama-sama rindu mendengar Firman Tuhan. Firman Tuhan itu beda dengan norma persaudaraan di dunia ini. Norma persaudaraan di dunia ini di dasari marga, jabatan, dan bahkan Status. Tetapi ukuran persaudaraan dalam kerajaan sorga di ukur dari kebersamaan mendengar Firman Tuhan. Mendengar Firman Tuhan dengan menjadikan Firman Tuhan menjadi dasar kehidupan, pandangan kehidupan dan menjadikan Firman Tuhan mendari dasar dari segala hokum dan ajaran. Jika kita masih terikat dengan darah, marga, suku, dan ras, masih banyak yang membedakan kita, karena masing-masing suku dan ras masing-masing menetapkan aturannya dan kepentingannya. Tetapi jika kita hidup dalam kejaan Allah, hanya satu sumber ajaran kita yaitu bersama-sama mendengar Firman Allah. 

3.   Yang melakukan Firman Tuhan

Saudara yang dikasihi Yesus Kristus, menjadi saudara juga bukan hanya sekedar bersama-sama mendengar, bagi orang batak ada dikatakan “patampaktampak hundul, pulik-pulik pandohan, artinya: bersama-sama duduk mendengar, tetapi perkataan bisa berbeda-beda, bahkan perbuatan juga berlainan. Yesus mengetahui bahwa yang datang mengikut Dia, ribuan orang, ada yang bersaudara, tetapi pelaksanaan mereka, perbuatan mereka dapat berbeda. Yesus memiliki 12 orang murid, tetapi diantar 12 orang murid Yesus berbeda-beda perlakuan mereka, ada yang menghianatiNya, ada yang tidak percaya tentang kebangkitanNya dan ada yang menyangkalNya. Yesus menghendaki siapa yang mengikut Dia dan menjadi saudaraNya adalah orang-orang yang menerima Firman dari satu sumber dan melaksanakan secara bersama dengan setia, sehingga tidak ada penafsiran yang berbeda tentang Firman Tuhan.

 

4.   Renungan :

Saudara yang di kasihi Yesus Kristus, sering kita terhambat melakukan kehendak Tuhan karena urusan keluarga kita, urusan yang berhubungan dengan adat kita marga kita. Yesus mengajak kita saat ini utamakanlah kerajaan sorga, utamakanlah mendengar suara Yesus dan utamakan melakukan Firman Alah, itulah yang di kehendaki Yesus, sebagai wujud dan nilai persaudaraan di kerajaan sorga.  Matius 6:33 di katakan: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Amin.

Doa Penutup:Marilah kita berdoa!Terimakasih Tuhan, Tuhan  telah menyapa kami pagi hari ini melalui FirmanMu hari ini, supaya kami mengutamakan arti dan nilai persauraan karena Engkau, karena mendengar FirmanMu karena melakukan FirmanMu. Sering kami mengukur nilai persaudaraan sesuai dengan darah, marga, suku kami. Tetapi hari ini Tuhan mengajar kami memiliki saudara yang bersama mendengar FirmanMu dan melaksanakannya. Berkati kami satu hari ini dalam pekerjaan kami, perjalanan kami, biarlah Tuhan yang tetap menjadi pelik kehidupan kami. Dalam nama Yesus Kristus kami bersyukur dan berdoa. Amin.

 

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita hari ini hingga selama-lamanya. Amin.



Gr. Pahot Sarumpaet, S.Th (Wakabiro di kantor Biro Ama dan Lansia HKBP)
 

 

Pustaka Digital