Renungan Harian HKBP | 9 Juni 2023
Doa Pembuka: Ya Tuhan Yang Maha Baik, kami mengucap syukur untuk kehidupan yang telah Engkau karuniakan bagi kami. Dalam menjalani kehidupan ini, sertailah kami melalui firman yang akan kami dengarkan. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Nats Renungan: 2 Sam. 22:29 “Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Tuhan Sang Pelita Yang Menerangiku”.
Ibu, bapak, saudari/a yang terkasih, setiap manusia yang hidup di dalam dunia ini pasti berhadapan dengan berbagai masalah, pergumulan, dan perjuangan. Masalah, pergumulan, dan perjuangan tersebut hadir dalam berbagai bentuk dan situasi yang sering kali membuat hati gentar, takut, bingung, gelap dan kelam, seolah tidak ada lagi pengharapan dan kekuatan untuk melangkah maju. Hari ini kita dikuatkan untuk menghadapi hal tersebut melalui ayat yang tertulis dalam 2 Samuel 22:29, “Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku.” Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dalam ayat ini.
Pertama, judul perikop ayat pada hari ini adalah “Nyanyian Syukur Daud”. Daud bersyukur karena kehadiran Tuhan yang menyinari hatinya yang sedang ada di dalam kegelapan. Ia sepenuhnya berserah dan menjadikan Tuhan Pelita yang menyinari hatinya. Daud bersandar pada kekuatan dari Tuhan melalui doa dan ucapan syukurnya kepada Tuhan. Ucapan Daud menggambarkan keyakinan dan keteguhannya untuk terus berjalan bersama Tuhan yang menjadi perisai dan pelindung dari musuh-musuhnya yang begitu kuat dan mengancam. Salah satunya adalah upaya Saul yang berkali-kali hendak membunuhnya. (bnd. ay. 1, 18, 29-31). Kedua, ayat bacaan kita pada hari menggambarkan semangat Daud untuk terus menjadikan Tuhan sebagai Pelita yang menyinari hidupnya. Pelita seperti apakah hendak digambarkan di sini? Sering kali sebagian dari kita cenderung meminta Tuhan Sang Pelita berfungsi untuk menyingkirkan masalah, pergumulan, dan perjuangan hidup. Ayat hari ini justru memperlihatkan bahwa Daud melihat Tuhan sebagai Pelita yang menopang dan membimbingnya untuk terus bergumul dan berjuang menghadapi musuh-musuh dan segala permasalahan hidup, bukan untuk menyingkirkan masalah hidup.
Ketiga, sebagai manusia kita sering kali hanya dapat menangkap persoalan hidup dan kesusahannya. Sedangkan Tuhan melalui Roh-Nya mengaruniakan mata iman yang memampukan kita melihat topangan dan kekuatan-Nya di balik persoalan kita. Tuhan mendengar, menyapa dan menghibur kita di tengah berbagai gemuruh dan badai yang terjadi di dalam kehidupan kita. Melalui tulisannya, Daud meyakinkan kita untuk mampu berjalan di dalam kegelapan dalam tuntunan Tuhan yang menjadi Pelita ketika kita melewati berbagai masa di dalam kehidupan.
Di dalam hal itulah sama seperti Daud, kita didorong untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya. Tuhan Sang Pelita Yang Menerangi hidup kita. Tuhan Yang kita imani tidak menjadikan kita sebagai manusia yang pasif, melainkan menjadi pejuang untuk senantiasa hidup bersama-sama dengan Sang Pelita hidup, bahkan saat harus berhadapan dengan kesusahan hidup yang amat berat dan tidak lagi terkatakan sulitnya. Keempat, setiap masalah yang kita hadapi membuat kita semakin menyadari bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan pelita kehidupan yang penuh dengan belas kasihan. Itu sebabnya kita perlu terus berkomunikasi melalui doa.
Doa membuat kita sadar untuk terus melihat tuntunan Pelita hidup. Segala permasalahan, pergumulan dan perjuangan yang kita hadapi saat ini adalah cara bagi kita untuk lebih mendekat pada tuntunan Sang Pelita hidup itu. Tuhan Adalah Sang Pelita Yang Menerangi kehidupan kita. Amin.
Doa Penutup: Tuhan Sang Pelita Yang Menerangi hidup, kami mengucap syukur akan kekuatan dan tuntunan yang Engkau berikan di dalam kehidupan kami. Engkau mengajar kami untuk terus berjalan bersama-Mu dalam sepanjang pergumulan dan perjuangan hidup kami, karena Engkau selalu menjadi Pelita yang menerangi nya. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.