Renungan Harian HKBP | 10 Juni 2023

SEHATI SEPIKIR

 

Selamat pagi dan salam sejahtera  bagi saudara-saudari yang terkasih, semoga di pagi ini kita dalam keadaan sukacita dalam menyambut firman Tuhan. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan, marilah kita terlebih dahulu saat teduh.

 

Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Ya Allah Bapa, maha pengasih pencipta langit dan bumi, terimakasih Tuhan atas kehidupan yang Engkau berikan selalu baru setiap saat, Engkau selalu menyertai kami memberikan napas kehidupan. Terimakasih Tuhan  atas semuanya, sebentar lagi kami mau mendengarkan FirmanMu penuhilah hati kami dengan FirmanMu, agar kami dapat melakukan FirmanMu, dalam nama Yesus Kristus kami bersyukur dan berdoa. Amin.

 

Saudara-saudari yang terkasih  Marilah kita mendengarkan Firman Tuhan yang tertulis dalam Roma 12 : 16 Demikian Firman Tuhan:  Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana, jangan menganggap dirimu pandai”.

 

Saudara-saudari yang terkasih, surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma menegaskan bagaimana hidup di dalam interaksi antar sesama. Apakah manusia dapat hidup sendiri, apakah manusia dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Memang di dalam hidup bersosialisasi dengan orang lain sangat kita harapkan. Dapat kita lihat contoh: misalnya di dalam satu perkumpulan seperti arisan marga, ada kita jumpai adanya perbedaan pendapat utuk memajukan kumpulan tersebut, tetapi ada juga yang hanya kemauannya sendiri dan tidak mau menerima pendapat orang lain, sifat demikian yang terlihat  keakuannya  dan menganggap diri lebih pintar. Kita boleh memiliki pemikiran yang berbeda-beda, namun kita perlu menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga kita memiliki pandangan yang harmonis.

 

Demikianlah Nats Renungan di pagi ini adalah nasihat untuk hidup di dalam kasih, bagaimana orang hidup di dalam sehati sepikir, sejiwa, seperasaan. Apakah di dalam rumah tangga masih tercipa hidup sehati sepikir, hidup dengan keharmonisan antara anak dengan ayah  demikian sebaliknya antara ayah dan ibu. Kalau kita lihat perkembangan saat ini kebanyakan manusia hidup dengan mementingkan dirinya sendiri, asyik dengan aktivitas masing-masing, tidak ada lagi waktu bercanda tawa di tengah-tengah keluarga, ayah sibuk dengan pekerjaan demikian seorang ibu sibuk dengan kegiatannya juga. Sehingga kaum muda kurang nasihat, anak-anak terlalu banyak waktu dengan mencari kesenangannya sendiri, lupa akan waktu dengan bersekutu dengan Tuhan. Maka ditengah-tengah keluarga tidak ada lagi keharmonisan.

 

Nah bagaimana kita sebagai orang tua mengarahkan mereka kaum muda supaya melakukan hal-hal yang di kehendaki Tuhan, dimana dikatakan dalam nats ini jangan kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi dan bagaimana kita mengembalikan mereka kepada hal-hal yang sederhana, termasuk anak-anak kita harus mengenal/mengimani Firman Tuhan di dalam kehidupannya.

 

Saudara-saudari yang terkasih, seia sekata  ini adalah ajakan buat kita supaya di dalam kehidupan dimanapun kita berada selalu diutamakan keharmonisan, kalau tercipta kesatuan pasti akan tercipta apa yang kita  harapkan, dan jangan menganggap diri kita pandai sebesar apapun ilmu yang kita miliki jangan memegahkan diri. Sebab Tuhanlah yang tinggi yang patut kita sembah dan dimuliakan. Disini ajakan supaya kita hidup di dalam kerendahan hati, karena orang yang beriman akan tetap tenang berjalan sebab dia selalu mengandalkan Tuhan di dalam kehidupannya, oleh sebab itu muliakanlah Tuhan di dalam kehidupanmu, jauhkanlah sifat yang mementingkan dirimu sendiri. Selamat melayani Tuhan Memberkati. Amin.

 

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Allah Bapa Kami yang bertahta dalam kerajaan sorga, puji syukur kami panjatkan kepadaMu atas kasihMu yang selalu baru buat kami, terimakasih Tuhan atas FirmanMu di pagi ini, kami di ingatkan agar kami jangan memegahkan diri, supaya kami seia sekata baik di tengah-tengah keluarga kami antar ayah dan ibu, baik untuk kaum muda agar tetap hidup di dalam kesederhanaan menjauhi sifat sombong, sebab Tuhanlah yang patut kami tinggikan di dalam hidup kami. Terimakasih Tuhan atas semuanya, kami orang yang penuh dosa ampuni kami Tuhan agar kami layak menjadi anakMu.  Amin.

 

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa serta Persekutuan dari Roh Kudus, kirannya menyertai kita sekalian. Amin.

 

 Diak. Linda Siregar- Biro Zending HKBP

Pustaka Digital