Renungan Harian HKBP | 7 April 2023

Bapak/Ibu, Saudara/i yang dikasihi Kristus, di hari Peringatan Kematian Tuhan Yesus kita akan mendengarkan Firman Tuhan, kita berdoa:

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, itulah yang memelihara hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus Tuhan kita, Amin.

 

Firman Tuhan bagi kita di Jumat Agung ini, tertulis pada kitab Ibrani 5:7-10, demikian bunyinya:

 

7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

 

 

Bapak/Ibu, saudara/i yang dikasihi Kristus, taat dan setia di situasi bahagia, senang dan berhasil bukanlah hal yang begitu sulit untuk dilakukan. Namun, akan sangat sulit kita taat ketika kita menderita dan terpuruk. Penderitaan dan keterpurukan akan membawa sisi kemanusiaan kita segera berusaha mencari jalan keluar. Di saat seperti inilah banyak orang yang sanggup meninggalkan iman kepercayaannya pada Yesus Kristus asal dia terlepas dari penderitaannya. Hari ini, kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana buah manis ketaatan Yesus Kristus pada kehendak Allah Bapa. Yesus, yang adalah Anak Allah, tetap tunduk dan taat melaksanakan segala rencana Allah walaupun penderitaan harus dilaluiNya. Dalam rupa manusia yang sempurna, Yesus berdoa, memohon belas kasihan Alah dengan ratap tangis, agar terlepas dari penderitaan dan maut. Itulah yang dilakukan Yesus di Taman Getsemane. Ia berlutut dan berdoa, kataNya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42) Sangatlah jelas, Yesus memohon agar Allah melepaskan Yesus dari cawan penderitaan yang akan dilaluiNya, namun, di akhir doaNya Yesus tetap pasrah atas kehendak Allah yang terjadi melalui hidupNya. Itulah ketaatan yang sempurna yang dilakukan Yesus (Ibrani 5:8). Dan lihatlah, Firman Tuhan pada hari ini dengan jelas mengatakan bahwa Allah mendengarkan doa permohonanNya (ayat. 7). Allah sanggup menyelamatkanNya dari maut, menguatkan dan memampukan Yesus menjalani penderitaan itu, dianiaya, dicaci, dimaki, diludahi, bahkan disalibkan sebagai seorang penjahat yang tak terampuni. Dalam menjalani penderitaanNya, Yesus tetaplah taat dan setia mengasihi dan mengampuni. Tidak ada sorot mata kebencian, tidak ada ujaran kemarahan dan dendam, melainkan hanya ucapan lemah lembut yang menghibur ibuNya dan murid-muridNya, ucapan kasih yang mengampuni.


Jemaat yang dikasihi Kristus, Keteladanan tentang ketaatan pada kehendak Allah, itulah yang hendaknya kita tiru, ketika hari ini kita mengingat kembali bagaimana penderitaan Yesus hingga mati di kayu salib. Ketaatan pada kehendak Allah menghasilkan kekuatan dan hati yang tetap penuh kasih dan damai menjalani penderitaan, sehingga berbuahkan keselamatan bagi semua orang yang percaya dan taat pada Yesus. Keselamatan itulah yang kita nikmati sebagai buah dari ketaatan Yesus Kristus, maka siapapun yang taat pada kehendak Yesus Kristus pasti mendapatkan keselamatan, hidup yang kekal.

Jemaat yang dikasihi Kristus, di ibadah kita hari ini, kita bukan hanya sekedar mengingat bagaimana penderitaan Yesus untuk menyelamatkan kita, melainkan kita juga mau belajar untuk menjadi orang yang taat pada Yesus walau dalam penderitaan sekalipun, karena kita tahu bahwa kita pasti kuat dan tidak akan kehilangan hati yang penuh kasih dan damai. Firman Tuhan hari ini menguatkan kita semua agar tetap setia menjalani kehidupan kita sesuai dengan rencana Tuhan walau penderitaan menimpa hidup kita karena kita tahu Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita bahkan Ia yang memberi kekuatan bagi kita dan buah dari ketaatan itu pasti indah dan bahagia, tetap dapat menjalaninya dengan hati yang damai dan penuh kasih. Mengingat penderitaan Kristus, maka kita menjadi semangat menjalani hidup kita walau tidak terlepas dari penderitaan, karena Dia pasti menguatkan dan menjadikan hidup kita tetap penuh kasih dan damai sejahtera dan pada akhirnya kebahagiaan pasti akan kita rasakan. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas FirmanMu yang mengingatkan kami agar senantiasa taat pada kehendakMu di sepanjang hidup kami sama seperti Yesus Kristus yang tetap taat bahkan sampai mati di kayu salib. Ketaatan yang menghasilkan keselamatan, itulah yang menjadi milik semua orang yang mau taat pada Yesus. Ajarlah kami menjadi umat yang setia menjalani kehidupan kami sesuai dengan rencana Tuhan karena kami yakin dan percaya, buah ketaatan adalah keselamatan, dalam Kristus Yesus kami berdoa, Amin.


Tuhan memberkati Engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera, Amin.


Pdt. Emilda Sibarani, S.Th - Biro Pekabaran Injil HKBP


Pustaka Digital