Renungan Harian HKBP | 5 Oktober 2023
Selamat pagi Bapak, Ibu,Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus. Terima kasih boleh bertemu kembali dalam layanan ini, terima kasih kepada seluruh pendengar yang selalu setia menantikan sapaan Firman Tuhan setiap hari. Sebelum kita mendengar FirmanNya, marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah yang mengasihi kami sepanjang segala waktu. Bagi-Mulah hormat dan kemuliaan, kepada-Mulah kami bersujud dan menyembah. Kami bersyukur kepadaMu hari ini yang telah menyertai kami dari hari ke hari hingga kami boleh mengawali hari baru saat ini. Ya Tuhan! Sebelum kami memulai aktivitas kami untuk hari ini, kami hendak mendengarkan firmanMu untuk menuntun kami dalam segala aktivitas kami. Berfirmanlah ya Tuhan, dan ajar kami untuk mengerti FirmanMu. Amin!
Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus. Marilah kita menerima Firman Tuhan untuk hari ini, Kamis, 05 Oktober 2023 yang tertulis pada Kitab Mazmur 142: 7
“Perhatikanlah teriakku, sebab aku telah menjadi sangat lemah. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku”
“Tuhan Penolongku”
Bapak, Ibu Saudara/i. Saya mengutip sebuah kalimat motivasi yang mengatakan: “Kita boleh mengeluh karena mawar berduri; tetapi kita ‘kan bahagia ketika duri berbunga mawar”. Bunga mawar memang indah dan disukai banyak orang namun berduri. Bunga mawar yang tampak kemerah-merahan memberi arti sebuah keberanian, kekuatan dan energy, juga gairah. Untuk mendapatkan bunga yang indah dan yang memiliki banyak makna ini, kita sering mengeluh karena saat kita meraihnya, duri telah lebih awal mengena di tangan kita dan terasa pedihnya tusukan duri tajam yang bertugas menjaga mawar yang indah tersebut. Memang begitulah habitat bunga mawar, ‘tak ada bunga mawar yang /tak berduri. Tetapi kita ‘kan bahagia dan merasa bangga ketika sudah mendapatkan bunga mawar yang indah yang berhasil kita keluarkan dari tengah-tengah duri yang tajam.
Dalam dunia ini, tak seorang pun yang tidak punya persoalan, tidak seorang pun yang terbebas dari masalah. Untuk meraih suatu kesusksesan tentu banyak rintangan yang dihadapi. Ketika persoalan berat sudah terlampaui, terkadang menyusul lagi beban lainnya. Namun bagi orang yang percaya kepada Tuhan, tidak akan pernah menyerah kepada persoalan, tetapi dia akan menyerah dan mohon perlindungan dari Tuhan yang dia percayai sanggup untuk menyelamatkannya dari berbagai rintangan dan belenggu. Tuhan akan menolong yang dikasihiNya dari jerat maut yang mengancam. Tentu sungguh bahagia rasanya ketika dari tengah-tengah duri, dari tengah-tengah kesulitan justru muncul keberhasilan.
Daud pernah mengalami hal itu, bahkan lebih buruk dari yang kita alami. Daud harus bersembunyi melarikan diri terhadap Absalom. Sebagai manusia, Daud juga dengan rasa takutnya dari buruan musuh yang mengancam nyawanya, dia pun pergi menghindar ke suatu tempat sunyi, dimana orang lain tidak akan melintas dari tempat persembunyiannya. Disana Daud bukan untuk berputus asa dan menghujat, tetapi dia disana mengambil tempat untuk berteduh menenangkan jiwanya untuk berdoa kepada Allah Israel, Allah yang perkasa yang memilihnya menjadi hambaNya. Sementara orang-orang yang dekat kepadanya justru menganggap remeh kepada Daud dan mengatakan: “Bagi Daud tidak ada pertolongan dari Allah” Tetapi rencana jahat manusia tidak akan terjadi atasnya karena Tuhanlah Penolongnya.
Ada falsafah Orang Batak mengatakan: Jongjong hau tinaba, di liliti andor na marhaliang. Jongjong do Amanta Debata, marnida halak na hinilang. Molo tinaba hau na nililitan ni andor humaliang, ndang na olo marumpak hau i, sai jongjong do i, atik pe naung gotap di taba sian bonana ai ditiopi andor i do hau i. Dangkana, rantingna dohot bulungna dililiti andor i, jadi magopo do halojaon ni halak manaba hau na dililiti andor na marhaling. Ia nidok ni umpama i on do; Nang ro halak marhilang tu donganna, ndang saut i mago, ai jongjong do Debata marnida jala mangurupi ibana. Asa sian najolo pe nunga dihaporseai angka ompunta na adong do Debata na mangaramoti halak na tigor jala maminsang halak na jahat. Jala umpama on laos paingothon hita do asa unang olo iba marhilang tu manang ise pe.
Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Demikianlah seseorang yang benar jika diperlakukan dengan jahat, sekalipun tangan manusia tidak ada yang menolongnya, tetapi Sang khalik akan melindunginya. Memang dalam nats ini Daud tampak ketakutan dan pergi menghindar dari kejaran musuh-musuhnya. Seseorang yang mengalami ketakutan, cenderung menjadi lemah, seperti kehabisan tenaga bahkan rasa takut itu boleh melumpuhkan. Itulah sebabnya Daud mengatakan dalam Doanya: “Perhatikanlah teriakku, sebab aku telah menjadi sangat lemah…..” Rasa takut adalah salah satu jenis emosi manusia yang wajar, dan ketakutan yang kita alami juga boleh menimbulkan berbagai perubahan pada fisik dan mental yang dapat mengganggu hingga berdampak negative pada kehidupan sehari-hari. Untuk menghadapi rasa takut ini pasti berbeda-beda bagi semua orang, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan, dia tahu kalau dia memiliki suatu kekuatan diluar dirinya yakni Allah yang penuh kuasa yang mampu mengalahkan segala kekuatan musuh. Inilah sikap Daud ketika dia dikepung oleh musuhnya yang berniat jahat kepadanya. Dia tidak berniat untuk menyusun kekuatan guna menghancurkan musuhnya, dia hanya mau lari dan membiarkan Tuhan yang bekerja dalam pergumulan berat yang menimpanya. Daud tidak hanya menghindar dari kejaran Saul, tetapi ada beberapa kali Daud menghadapi menghadapai bahaya dikejar-kejar musuh yang hendak membunuhnya. Tetapi justru ketika Daud merasa sendirian, saat itulah imannya bertumbuh kepada Tuhan. Daud percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan anak-anakNya dan pertolonganNya tidak akan pernah terlambat.
Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Barangkali kita juga pernah mengalami seperti yang dialami oleh Daud walau berbeda masa dan penyebabnya. Tetapi kita orang yang percaya kepada Tuhan harus meyakini bahwa Tuhan tidak pernah berubah dalam melindungi dan mengasihi umatNya. Orang yang berseru memanggil Nama-Nya akan mendapat ketenangan jiwa dan pertolongan. Sekalipun musuh kita lebih kuat bagi kita, ingat ada Tuhan yang berdaulat dan peduli. Kita patut meniru sikap pemazmur pada nats ini: Kita menaikkan Doa dan permohonan kepada Tuhan agar bersegera menolong kita. Seperti keyakinan pemazmur; berserulah kepada Tuhan saat penderitaan datang dan percaya bahwa Dia sanggup menolong kita. Iman itu bekerja bukan ketika kita mampu untuk melaksanakan semuanya, tetapi justru disaat kita tidak memiliki kekuatan apa-apa, di saat kita ditingglkan oleh semua saudara, di saat kita berada di level paling terendah, ketika tangan manusia tidak mampu lagi untuk menolong, kita hanya memiliki waktu sekejap untuk berseru kepadaNya, maka tangan Sang Khalik akan menolong kita. Kejayaan kita yang luar biasa bukan karena kita tidak pernah terjatuh ke dalam keterpurukan, tetapi ketika kita jatuh dan runtuh dapat bangkit lagi itulah kebahagiaan. Seperti Daud didalam gua kosong, gelap gulita tanpa sepercik sinar, saat itulah terbit baginya terang dalam seruan Doanya minta tolong kepada Tuhan, dan mengulurkan tanganNya untuk meraihnya. Oleh karena itu; Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, Dia akan menolongmu. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Allah Penolong yang sejati. Sungguh ajaib dan perkasa perbuatanMu ya Tuhan. Kami bangga dan percaya dengan Allah kami yang penuh kuasa dan pertolongan. Ya Tuhan, FirmanMu pagi ini sungguh memberikan kekuatan bagi kami, dimana Engkau sanggup menolong kami dan pertolonganMu tidak akan terlambat. Kasihanilah kami ya Tuhan, dengarkanlah seruan semua orang yang minta tolong kepadaMu. Seruan minta tolong dalam segala pergumulan dan beban yang kami hadapi. Kami percaya bahwa rencana Tuhan sangat indah melebihi apa yang kami ketahui. Bimbing kami supaya memiliki pikiran yang jernih dan iman yang teguh hanya kepadaMu Tuhan Penolong kami. Amin.
Gr.Abdul Rachman Sitorus- Waka Biro Tekhnologi Informasi Komunikasi HKBP