Renungan Harian HKBP | 31 Mei 2023
Syalom, selamat pagi untuk kita semuanya. Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan sukacita. Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Salam sejahtera bagi kita semua. Kita berjumpa kembali dalam renungan harian Marturia HKBP pada hari ini, Rabu, 31 Mei 2023. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan, marilah kita saat teduh sejenak.
Doa Pembuka: Terima kasih Tuhan buat anugerahMu yang selalu senantiasa melindungi dan memberkati setiap perjalanan kehidupan kami. Kami beryukur buat napas kehidupan yang telah Engkau berikan kepada kami. Dimana Tuhan masih membangunkan kami dari tidur kami yang nyenyak sehingga kami dapat melakukan segala aktivitas kami dengan baik. Itu semua karena pertolongan Tuhan yang luar biasa buat kami. Sebentar Tuhan kami akan mendengarkan FirmanMu kiranya Tuhan memberkati hati dan pikiran kami sehingga kami dapat melakukannya di dalam kehidupan kami sehari-hari. Pakialah kami Tuhan di dalam hidup kami agar menjadi berkat bagi orang-orang disekeliling kami. Kiranya Tuhan memberkati setiap kegiatan yang kami lakukan dalam satu hari ini. Kami sampaikan doa permohonan kami ini di dalam Kristus Yesus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Hosea 10 : 12 “Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan”.
Judul: Menaburlah Dengan keadilan
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Hosea menggunakan ilustrasi pohon anggur untuk membicarakan Isarel. Dalam ilustrasi itu, Israel adalah pohon anggur yang tumbuh subur dan berbuah lebat (ay. 1a). Ini melambangkan berkat yang melimpah dalam kehidupan umat yang dikasihi Tuhan. Ternyata semakin tambah diberkati semakin Israel berselingkuh dengan ilah lain (ay. 1b). Allah sungguh kecewa. Oleh karena itu Isarel di ganjar dengan kehancuran diri. Mereka akan kehilangan sesembahan atau ilah mereka itu (ay. 2); kehilangan raja mereka (ay. 3) dan mereka akan ketakutan menghadapi murka Allah yang dinyatakan kepada mereka (ay. 8). Israel tidak hanya kehilangan segala kemakmuran dan kesejahteraan hidup, melainkan mereka juga telah mengabaikan iman. Bahkan jati diri sebagai bangsa pilihan pun telah hancur.
Hosea mengingatkan bangsa Israel bahwa sudah waktunya untuk mencari Tuhan. Sebab, mereka sudah terlalu banyak berbuat dosa di hadapan Allah. Sekalipun sudah diperingatkan, mereka tetap saja melakukan kefasikan, kecurangan, kebohongan, dan mengandalkan kekuatan sendiri. Padahal, peringatan ini bertujuan agar mereka tidak dihancurkan, diremukkan, dan dilenyapkan.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Tanah baru ialah tanah yang demikian diabaikan dan mengeras sehingga tidak dapat menerima benih. Secara rohani hati umat itu sudah demikian keadaannya (Hos. 10 : 13). Mereka perlu membuka hati dan pikiran mereka melalui kesedihan akan dosa dan suatu pertobatan yang akan membuka mereka bagi Firman dan kehendak Allah. Mereka harus mulai menabur benih-benih kebenaran dengan sungguh-sungguh mencari kasih dan kemurahanNya yang setia. Ayat ini menjelaskan tentang rencana Allah mengenai Efraim: Kepadanya dipercayakan suatu tugas yang ibaratnya ialah mengelolah tanah dan menabur (Hos. 10 : 11). Tugas itu ialah menegakkan keadilan dan kasih setia, dengan mencari Tuhan tetapi Efraim justru melakukan lawannya. Ia sungguh berharap mereka kembali sadar dan bertobat dari dosa-dosa mereka dan mulai menegakkan keadilan dan kasih setia (ay. 12). Namun mereka berkeras kepala untuk mengikuti keinginan sendiri (ay. 13), maka mereka pun akan menuai kehancuran (ay. 14-15). Dengan demikian Hosea tetap mengulurkan harapan bagi bangsanya; menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan. Jika mereka ingin menuai panen Isarel harus membuka tanah baru. Ia tidak akan menabur diantara duri-duri dan mengharapkan tuaian yang baik. Hosea mengingatkan Israel bahwa masih ada waktu untuk mencari Tuhan. Jika mereka melakukannya dengan tulus, maka Allah akan menjawab dan menghujani mereka dengan keadilan. Meskipun mereka membutuhkan hujan rohani berupa keadilan atau keselamatan yang adalah kebutuhan utama mereka.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Disaat manusia di dalam keberdosaan Tuhan telah menyelamatkan manusia. Dia mengasihi dan menyanyangi bangsa Israel seperti dalam teks renungan kita ini, Tuhan menuntun umat Israel agar menabur keadilan dan menuai menurut kasih setia Tuhan. Dengan belajar dari pengalaman bangsa Israel ketika kita tidak tunduk kepada Tuhan maka kehancuranlah yang akan datang, maka kita harus tunduk dan taat kepada Firman Tuhan. Ketika Hukuman yang diberikan Tuhan kepada umatNya itu bukan berarti Tuhan meninggalkan mereka tetapi supaya bangsa Israel melihat bagaimana Tuhan berkarya dalam setiap perjalanan mereka. Penghukuman yang Allah berikan kepada bangsa Israel juga agar menyadarkan umat bahwa kesuburan yang mereka alami tidak berasal dari dewa-dewa kesuburan Kanaan yaitu Baal melainkan Allah. Seharusnya umat mengetahui bahwa yang berperan dalam kehidupan mereka baik di padang gurun maupun di Kanaan adalah Allah sendiri. Sehingga tidak selamanya penderitaan itu bentuk penolakan Allah justru melalui penderitaan dan tekanan namun Tuhan bekerja didalam hidup bangsa Israel, di kehidupan kita untuk masa depan yang lebih baik. Umat tidak perlu memandang negatif setiap malapetaka yang menimpanya. Sebab di balik penghukuman Allah, Allah bermaksud membuka mata kita tentang berbagai perbuatan tangan-Nya dalam kehidupan kita. Itulah sebabnya kita harus selalu mengucap syukur kepada Allah baik pada waktu senang maupun waktu susah.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus. Kita memang harus memperhatikan apa yang kita tabur dan bagaimana cara kita menaburnya di dalam berbagai bagian hidup kita, tetapi kita juga harus memperhatikan bagaimana cara kita menuai hasil atau buah dari apa yang telah kita tabur selama ini. Kita tidak cukup hanya menabur sesuai dengan keadilan di dalam hidup kita, tetapi kita juga perlu menuai menurut kasih setia, itulah yang Alkitab ajarkan pada kita hari ini. Kita tidak bisa hanya asal menuai begitu saja. Alkitab menuliskan bahwa kita haruslah menuai sesuai atau menurut belas kasihan, kasih dan kebaikan. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan buat sapaan FirmanMu yang telah mengingatkan kami dan mengajari kami agar selalu hidup dalam rendah hati, agar kami selalu setia untuk mengikut Engkau Tuhan di dalam kehidupan kami. Ajari kami Tuhan agar selalu menabur keadilan dan menuai kasih setia yang daripada Tuhan. Agar kami semakin memahami betapa besarnya kasih setia Tuhan di dalam hidup kami. Tuhan tidak pernah meninggalkan kami walaupun terkadang kami hidup di dalam dosa. Tapi Tuhan selalu menyertai kehidupan kami. Terimakasih Tuhan buat perlindunganMu yang luar biasa di dalam hidup kami. Kami serahkan segala pekerjaan dan aktivitas kami pada hari ini untuk menjadi kemuliaan bagi namaMu. Demikian juga Tuhan buat dosa dan pelanggaran kami kiranya Tuhan berkenan menghapuskan segala dosa kami agar kami mendapatkan berkatMu. Di dalam Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Anugerah Tuhan Yesus Kristus, Kasih setia Allah Bapa dan persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita sekalian. Amin.
C.Bvr. Esra Erni Lumaida Butarbutar, S.Ag-Biro Ibadah Musik HKBP