Renungan Harian HKBP | 21 Juni 2023
Shalom bapak/ibu, saudara/i yang terkasih. Kami berharap kita semua dalam keadaan sehat di pagi hari ini. Sebelum kita memulai semua kegiatan, marilah kita bersama-sama bersekutu dengan TUHAN. Sekarang kita berikan waktu sejenak untuk saat teduh.
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Kami sungguh-sungguh bersyukur ya Allah Bapa, karena Engkau selalu setia bersama kami hingga pada saat ini. Sebelum kami memulai perjalanan hidup kami dalam satu hari ini, kami mau bersekutu dengan Engkau, mendengarkan firman-Mu, yang akan menuntun kami untuk melakukan kehendak-Mu di dalam setiap langkah hidup kami. Biarlah Roh Kudus-Mu yang memberi hikmat kepada kami untuk mengerti dan melakukan firman-Mu. Ampunilah kesalahan kami agar kami layak dihadapan-Mu. Hanya melalui Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Bapak/ibu, saudara/i yang seiman, firman Tuhan yang akan kita dengarkan hari ini tertulis dalam 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Demikianlah firman Tuhan. Saya memberi Judul renungan ini :
“Dalam kasih tidak ada ketakutan”
Sepanjang perjalanan hidup ini, kita mengenal ragam rasa takut. Di antaranya: takut mati, takut gagal, takut ketinggian, takut ulat, takut sendirian, dan takut miskin. Apalagi ketakutan yang disebutkan terakhir, yaitu takut miskin. Takut miskin boleh jadi menjelma dalam berbagai bentuk, antara lain: takut tidak kebagian, yang akhirnya menjadi serakah, takut tidak mendapatkan banyak uang, yang akhirnya melakukan korupsi. Contoh saja dalam rumahtangga, seorang suami sebagai kepala rumahtangga pasti takut miskin, dia akan takut tidak dapat menyenangkan istrinya, karena perempuan katanya sama dengan rekening bank, dia akan berbunga apabila ada saldonya, contohnya saja mari kita lihat semua gambar yang ada dalam uang kertas, pasti semua ada gambar perempuan. Tetapi bukan berarti juga semua perempuan mata duitan ya bapak/ibu. Walaupun ada yang berpendapat kebanyakan perempuan itu memang selalu dekat dengan 3 hal ini, ngemil, nge-mall dan ngomel, untuk mendukung 3 hal itu, perempuan paling tidak suka dengan 3 tipe laki-laki seperti ini : omong kosong, otak kosong dan dompet kosong, makanya kita pernah mendengar pepatah ada uang abang sayang, enggak ada uang abang melayang. Semua itu terjadi pada seseorang, apabila ia tidak mengenal kasih. Seharusnya jikalau suami dan istri saling mengasihi maka di dalam keadaan apapun, suka dan duka akan selalu bersama. Itulah cerita tentang kasih dan takut.
Bapak/ibu, saudara/i yang terkasih, tema sentral 1 Yohanes adalah kasih Allah kepada kita. Uraiannya ada ditulis dalam Surat 1 Yohanes 4:16-21, yang mengatakan bahwa Allah adalah kasih dan kasih Allah itu sempurna di dalam kita. Maka di dalam kasih tidak ada ketakutan dan kalaupun kita mengasihi Allah, itu karena Allah lebih dahulu mengasihi kita, dan jikalau kita memang mengasihi Allah, maka kita pasti juga mengasihi saudara kita. Nah, sekarang apakah kita memang memahami betapa besar kasih Allah terhadap kita? sehingga sudah seharusnya kita tidak perlu lagi merasa takut, bahkan ketika menghadapi saat penghakiman terakhir nantinya. Dan apabila sampai sekarang kita selalu merasa takut juga karena telah melakukan pelanggaran, itu wajar, tapi jangan terlena, kita harus cepat sadar. Sebab kalau tidak, iblis akan selalu berusaha menggoda kita untuk terus melakukan kesalahan. Apalagi bila kita terus menerus melakukan dosa dan tidak mau memohon pengampunan dan bertobat, maka pasti kita merasa takut terhadap hukuman neraka (Wahyu 21:8). Inilah yang sering kita alami, rasa ketakutan terhadap Allah, yang ditimbulkan oleh perasaan bersalah, apalagi kalau mengingat hukumanNya, seringkali Allah digambarkan sebagai api yang menghanguskan.
Bapak/ibu, seharusnya sebagai orang yang percaya, kita yakin bahwa di dalam kasih Tuhan, tidak ada ketakutan; tetapi pengampunan. Artinya, ketika kita sadar telah melakukan kesalahan dan minta ampun kepadaNya, maka kasihNya akan melenyapkan ketakutan kita. Jika kita masih merasa takut juga, yang disebabkan banyak hal yang mengancam, maka kita harus memperbaiki kualitas iman dan pengharapan kita, untuk semakin percaya kepada kekuatan kuasa Allah yang akan mendorong kita untuk menjadi pemberani.
Bapak/ibu, Firman ini dengan tegas menyatakan bahwa kasih yang sempurna itu dapat melenyapkan ketakutan. Jadi barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kasih yang sempurna, membuat seseorang menjadi pemberani. Jika kita punya kasih, maka ketakutan pun akan hilang. Tetapi banyak orang berpikir bahwa kebalikan dari rasa takut adalah iman. Kebalikan dari rasa takut adalah kasih. Sejauh kasih berkuasa, rasa takut pun akan lenyap. Contohnya saja : Tidak ada orang tua yang berlari masuk ke dalam gedung yang terbakar untuk menyelamatkan anaknya oleh karena iman, yang menjadi alasan pertama mereka melakukannya adalah karena kasih. Kasih melenyapkan ketakutan. Orang tua akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi keluarganya karena orangtua mengasihi anak-anaknya. Jika kasih merupakan alasan di balik semua yang kita lakukan, maka ketakutan akan lenyap. Kasih yang sempurna membuat seseorang menjadi pemberani. Apabila seseorang merasa dirinya takut, maka ia tidak memiliki kasih sejati yang berasal dari Allah. Karena itu, jika kita menjadikan kasih sebagai motivasi kita dalam melakukan sesuatu, maka kita tidak akan takut untuk melakukannya. Kita ingat dalam Alkitab yang menceritakan tentang Zakheus. Dia mengerti bahwa Tuhan Yesus mengasihi dirinya, Zakheus mengatakan, Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat (Luk. 19:8). Pernyataan yang luarbiasa bukan? Itu bukti bahwa kasih mengubah Zakheus dan membuatnya tidak takut miskin. Manakala rasa takut mengancam diri kita, baiklah kita mengingat Allah dengan penuh syukur, karena Dia adalah sumber kehidupan kita.
Sekarang yang perlu kita lakukan adalah bertumbuhlah dalam kasih Allah karena ketika kita tahu betapa besarnya kasih Allah dalam hidup kita maka bayang-bayang bencana alam, kesusahan atau perbuatan salah yang menimbulkan rasa takut, akan lenyap. Hanya kasih yang sempurna, yaitu kasih Tuhan, yang dapat melenyapkan segala ketakutan kita. Di saat kita menyadari Allah Bapa begitu mencintai kita, ketakutan dan kekuatiran kita pun hilang. Yesaya 43:1b - 3a meneguhkan : Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Terima kasih ya Bapa, untuk firman-Mu yang telah kami dengar saat ini, yang mengingatkan kami agar kami tidak lagi takut tentang apapun juga, karena kami mempunyai Allah yang Mahakasih dan sumber kehidupan kami yang hidup. Ya Bapa, kami bermohon teguhkanlah iman setiap kami, agar tetap berjalan di dalam kasih-Mu yang sempurna. Kami percaya bahwa Engkau selalu ada untuk kami, maka kami pertaruhkan hidup kami selalu ke dalam tangan pengasihan-Mu. Ampunilah segala kesalahan kami agar kami layak menerima berkat-Mu. Kami sampaikan doa permohonan kami ini hanya melalui Anak-Mu yang tunggal, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin.
Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus yang menyertai saudara sekalian. Amin.
Pdt. Susi Hutabarat, S.Th – Kabag Ibadah di Biro Ibadah Musik HKBP