Renungan Harian HKBP | 14 Juni 2023
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.
MATIUS 19 : 29
“Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan
akan memperoleh hidup yang kekal”
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, kalau kita memperhatikan Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), perikop ini satu bagian mulai ayat 27-30, diberi judul: “Upah Mengikut Yesus.” Apa itu “upah”? Apa arti “upah”? Kata lain dari upah adalah “gaji.” “Upah” adalah imbalan pekerja atau kompensasi tenaga yang dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Mana ada orang yang mau bekerja dengan sia-sia, tanpa arti apa-apa. Oleh sebab itu, “upah” adalah sesuatu yang mendatangkan manfaat atau keuntungan. Kalau seseorang bekerja pada seorang kontraktor; katakan mereka melaksanakan proyek pembangunan jalan raya atau pembangunan jembatan; tentulah yang bersangkutan mendapatkan upah, berupa gaji, karena ia telah bekerja keras. Itu artinya, dia tidak bekerja dengan sia-sia; kerja kerasnya, hasil keringatnya membuahkan hasil. Secara umum, demikianlah yang terjadi bagi seorang pekerja.
Apa upah yang akan diterima seseorang, atau yang akan kita terima, kalau kita menjadi pengikut Kristus? Apa keuntungan yang akan kita peroleh dengan menjadi pengikut Kristus? Karena pasti ada orang memiliki motivasi yang keliru, motivasi yang salah dalam mengikut Kristus. Barangkali ada orang menjadi pengikut Kristus karena mengharapkan keuntungan tertentu, seperti: supaya usahanya berhasil; harta kekayaannya bertambah banyak; rumahtangganya semakin bahagia; anak-anaknya berhasil atau sukses; posisi/kedudukan/jabatannya semakin meningkat di tempatnya bekerja, dan lain sebagainya. Motivasi demikian justru bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya dan orang banyak yang mendengarkan perkataannya. Yesus tidak pernah menjanjikan hal sedemikian kepada orang yang mau mengikut Dia.
Mengapa Yesus mengatakan sebagaimana tertulis dalam perikop hari ini, Matius 19:29, “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” Kita harus membaca perikop sebelumnya, Matius 19:16-20, tentang “Orang muda yang kaya,” yang datang kehadapan Tuhan Yesus dan hendak mengikut Yesus. Yesus menantang orang muda itu dengan mengatakan: “Pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (ayat 21). Di ayat 22 dikatakan: “Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.” Itulah konsekuensi, akibat yang harus diterima apabila mau mengikut Yesus.
Dalam bagian lain, Yesus tidak menawarkan kemudahan, justru Yesus menawarkan kesulitan, penderitaan; kalau mau mengikut Yesus maka akan menghadapi penderitaan, memikul salib. Manjadi pengikut Kristus, berarti tidak dapat melepaskan diri dari penderitaan, kesulitan dan tantangan; yang disebabkan iman kita kepada Yesus Kristus. Ayat-ayat Alkitab yang dengan jelas memberitahukan, kalau mengikut Yesus, maka akan menghadapi berbagai macam kesulitan dan penderitaan. Beberapa ayat di antaranya:
Lukas 9:23 “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Matius 24:9 “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku.”
Markus 13:13 “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.”
Dalam kehidupan Gereja Abad Pertama, atau disebut Gereja Mula-mula, apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus ini menjadi kenyataan dalam kehidupan mereka. Ketika seseorang berketetapan hati untuk mengikut Yesus, ia bisa saja dibenci oleh keluarganya (orangtuanya, adiknya, abangnya, atau kakaknya, dan lain-lain); mereka dikucilkan dari tengah-tengah keluarganya, hingga mengharuskan mereka untuk meninggalkan keluarganya. Ketika ditolak dan dikucilkan oleh keluarganya sendiri, justru ia diterima masuk ke dalam keluarga pengikut Kristus, ke dalam persekutuan orang Kristen; di sana ia menemukan kehidupan keluarga yang baru; di mana semua orang di dalamnya menjadi sanak-saudaranya; menjadi keluarganya. Di lingkungan keluarganya yang baru, ia menemukan lebih banyak orangtuanya, lebih banyak adik-adiknya, lebih banyak abang-abangnya, lebih banyak kakak-kakaknya.
Paulus juga mengalaminya. Sesudah menjadi pengikut Kristus, Paulus dikucilkan oleh keluarganya; sehingga ia harus meninggalkan keluarganya. Namun dalam pemberitaannya sebagai Rasul, baik di Asia maupun di Eropa, ada banyak keluarga yang menunggu atau menantikan kedatangannya; dan ada banyak rumah yang terbuka pintunya sebagai tempat untuk singgah dan menginap; yaitu orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sehingga, semua pengikut Kristus di seluruh dunia, adalah satu keluarga di dalam Kristus. Itu arti dari apa yang dikatakan Yesus dalam perikop ini: “…,akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Saudara-saudara! Penderitaan bukan akhir dari perjalanan hidup orang percaya, tetapi berkat Allah. Berkat Allah dimungkinkan dialami orang percaya hanya apabila kita setia kepada Tuhan di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan tersebut. Upah yang akan diterima orang percaya dengan jelas dikatakan dalam perikop ini: Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Ada hal yang tercakup dalam ucapan ini. Mengenai menerima kembali seratus kali lipat. Dalam Gereja Abad Pertama, atau Gereja Mula-mula; disebut juga Gereja Purba, hal ini benar-benar terjadi, menjadi kenyataan; di mana orang saling menerima sebagai saudara dan pintu rumah masing-masing selalu terbuka untuk tumpangan; ada keluarga baru di dalam Yesus Kristus. Mengenai hidup yang kekal; dengan mengikut Yesus para murid-Nya di sepanjang jaman memasuki hidup yang dimensi kualitas dan kuantitasnya melampaui segala keterbatasan kemanusiaan, ruang dan zaman. Asalkan kita tetap setia dalam iman kepada Tuhan Yesus. Sehingga saudara-saudara, berjalan di belakang Yesus mengakibatkan seseorang harus meninggalkan banyak hal yang lama, namun di lain pihak kita akan menerima banyak hal yang baru. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. FirmanMu itu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Kiranya Tuhan berkenan memeteraikannya di hati kami masing-masing, pribadi lepas pribadi. Berkati dan sertai kami dalam melakukan firmanMu di dalam kehidupan kami sehari-hari. Bapa di dalam sorga, pada pagi hari ini, kami akan kembali memulai kegiatan, aktivitas dan pekerjaan kami; kiranya Tuhan berkenan menyertai dan menolong kami, agar kami dapat melakukannya dengan baik seturut dengan kehendakMu. Kiranya Tuhan senantiasa berkenan mencukupkan kebutuhan hidup kami sehari-hari. Berkati, sertai dan jaga anak-anak yang Tuhan anugerahkan dalam kehidupan keluarga kami masing-masing. Yang sedang berada di sekolah mengikuti proses belajar, agar kiranya Tuhan memberi semangat dan kesungguhan dalam belajar, beri kepintaran, agar kiranya menjadi bekal di dalam kehidupan mereka di masa yang akan dating. Yang masih kecil, kiranya Tuhan memberi Kesehatan dan pertumbuhan yang baik; yang sedang mencari pekerjaan, kiranya Tuhan berkenan memberikannya.
Saudara-saudara kami yang dalam keadaan sakit, agar Tuhan berkenan melawat mereka, memberkati proses pengobatan yang sedang mereka jalani, agar menjadi saluran berkat Tuhan untuk memberikan kesembuhan. Berkati keluarga dan saudara-saudara kami, di manapun mereka berada pada saat ini, agar kiranya Tuhan senantiasa menjaga dan memberkati mereka. Ajar dan ingatkan kami untuk senantiasa bersyukur atas berkat-berkat yang sudah kami terima dari Tuhan. Beri kami hikmat dan pengertian, agar kami dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Hapuskan dosa dan kesalahan yang kami perbuat, agar kami senantiasa layak di hadapanMu. Dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Manaris Rikson Edianto Simatupang M.Th Bendahara Umum HKBP