Renungan Harian HKBP | 1 Juni 2023
Selamat pagi Bapak, Ibu saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus. Seperti biasanya, sebelum kita memulai aktivitas kita sehari-harinya, marilah kita terlebih dahulu mendengarkan firman Tuhan untuk memberi kekuatan dan pengharapan bagi kita. Untuk ini, marilah kita awali dengan mengucap syukur kepada Tuhan, kita berdoa!
Doa Pembuka: Ya Yesus yang penuh kasih dan rahmat, kami bersyukur dan berterima kasih kepadaMu ya Tuhan. Engkau yang menyertai kami dari hari ke hari, Engkau yang memelihara dan mencukupkan segala yang kami butuhkan dalam kehidupan ini. Kami puji Engkau Tuhan. Ya Tuhan, kini kami kembali akan memulai aktivitas kami hari ini, oleh karena itu, berilah kepada kami sukacita, pengharapan dalam segala aktifitas kami bahwa Engkau akan menyertai kami. Dan perdengarkanlah firmanMu kepada kami, agar firmanMu menuntun kami ke dalam jalan yang Engkau kehendaki. Terima kasih Tuhan. Amin!
Bapak, Ibu saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus! Marilah menerima Firman Tuhan yang diperuntukkan bagi kita hari ini, Kamis, 01 Juni 2023 tertulis pada Yesaya 57: 20 “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti: laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkah sampah dan lumpur”.
“Jauhilah kejahatan, laksanakanlah kebaikan”
Pemberontakan manusia terhadap keinginan dan kehendak Allah, dari dulu hingga saat ini sangatlah dibenci Tuhan Allah. Karena pembrontakan dan kejahatan terhadap keinginan Allah, ini dikategorikan dosa. Sebab setiap dosa selalu mendapat ganjarannya, yakni hukuman. Perbuatan dosa itu berakibat langsung terhadap status dan kehidupan manusia. Lihat, akibat keberdosaan manusia pertama, mereka diusir dari Taman Eden. Mereka kehilangan kehidupan, kehilangan kebahagiaan, sukacita dan kedamaian tidak lagi milik mereka. Hal itu terjadi bukan hanya pada masa kehidupan Adam dan Hawa, tetapi berlanjut terus dari masa ke masa, dari generasi ke generasi dari para keturunan Adam.
Saat itu pemimpin-pemimpin Israel berlaku jahat, mereka mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba. Tuhan mengecam para pemimpin yang fasik itu. Tuhan Allah menamai mereka pengawal-pengawal buta, anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja, anjing-anjing pelahap yang tidak tahu kenyang.
Akibat keadaan para pemimpin bisu dan jahat itu, orang benar yang tak bersalah juga ikut korban dan tidak seorang pun memperhatikannya. Orang-orang saleh tercabut nyawanya, dan tidak ada seorang pun yang mengindahkannya. Orang benar dan orang yang jahat sama-sama menderita akibat kelaliman para pemimpin saat itu. Memang hal seperti ini juga boleh kita alami pada kehidupan kemasyarakatan kita. Ketika orang jahat semakin banyak ditengah-tengah masyarakat, keresahan pun akan kita alami. Tindakan kejahatan sering dialami oleh masyarakat, kejahatan merajalela sehingga orang benar terancam. Tampaknya, segunung kebenaran, lebih berkuasa segenggam kejahatan.
Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Yesus. Sekalipun kenyataannya demikian, tetapi Tuhan Allah tidak pernah menutup mata terhadap perlakuan orang jahat. Orang yang benar akan diselamatkanNya, dan orang jahat akan binasa. Hal inilah yang dikatakan Nabi Yesaya pada nats ini: Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. Praktek hidup orang fasik itu adalah selalu membuat gelisah, tanpa damai. Seperti laut yang berombak-ombak tidak dapat tenang. Ombak dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur yang berdampak kepada sekelilingnya. Dan seringnya orang-orang yang lemah akan menderita oleh karenanya.
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus, kita tidak perlu gentar terhadap mereka yang fasik. Seharusnya orang benar tidak perlu takut terhadap orang fasik. Dan jangan sesekalipun merasa cemburu terhadap mereka, walau orang fasik kelihatannya hidup aman, hal itu hanya karena Allah belum menjatuhkan hukuman bagi mereka. Oleh karena itu, sebelum Tuhan menjatuhkan hukuman, kembalilah kepada kebenaran Tuhan. Kembali kepada kebenaran Tuhan adalah; menaklukkan diri kepada kebenaran Tuhan. Dalam istilah teologi ada dua kata yag biasa dipakai, yakni: Dikaiosune dan Metanoia. Diakiosune artinya; nilai-nilai kebenaran moral yang sesuai dengan firman Tuhan. Sedangkan metanoia artinya, perubahan pikiran, atau pertobatan. Meninggalkan segala perbuatan dosa dan kejahatan, lalu menaklukkan diri kepada Kristus. Kembali kepada Tuhan, adalah kehendak kita kembali kepada kehendak Tuhan. Totalitas hidup kita hanya bagi Tuhan. Menaklukkan diri dibawah kehendak Tuhan yang lebih tinggi daripada segala sesuatu. Tidak munafik atau sekedar baik yang hanya sementara. Melakukan praktek-praktek peribadahan seperti puasa, tetapi tidak berhenti berbuat dosa. Pada pasal berikutnya pada kitab Yesaya ini, Tuhan Allah sangat marah terhadap mereka yang melakukan kesalehan yang palsu. Tetapi yang Tuhan inginkan mereka perbuat adalah: Supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau membebaskan orang-orang yang teraniaya, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Oleh karena itu, kembalilah ke jalan yang benar, jauhilah kejahatan, laksanakan kebaikan. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas firmanMu hari ini yang mengingatkan kami untuk meninggalkan jalan kejahatan dan kefasikan, tetapi agar kami menaklukkan diri kepada kebenaranMu. Ya Tuhan! FirmanMu hari ini yang mengatakan: Tetapi orang-orang fasik adalah seperti: laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkah sampah dan lumpur. Ya Tuhan! Biarlah semua orang di bumi ini takut kepadaMu agar kejahatan tidak merajalela. Biarlah semua bangsa kembali kepada Tuhan agar kedamaian dan ketenangan ada diatas bumi ini. Amin.
Gr. Abdul Rachman Sitorus- Waka Biro Ibadah Musik HKBP