Renungan Harian HKBP (Epistel) | 24 September 2023
Epistel untuk Minggu 24 September 2024
Filipi 1 : 21-30
21. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan
22. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
23. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang jauh lebih baik;
24. tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
25. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
26. sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.
27. Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,
28. dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.
29. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
30. dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
Ketika Paulus menyampaikan suratnya ini kepada Jemaat Filipi, Paulus sedang dalam penjara. Tetapi sekali pun Paulus di penjara, namun hal itu tidaklah menghambat sukacitanya yang besar, terlebih jika dia mengingat bagaimana perkembangan Injil yang baik di Filipi. Sehingga surat Paulus kepada jemaat Filipi ini menjadi motivasi kepada jemaat. Bahwa sekalipun tekanan dan penderitaan itu datang karena kepercayaan mereka, tidak akan menghambat pancaran sukacita dan semangat menjalani kehidupan.
Dalam nas ini, kita bisa melihat mengapa Paulus tetap dapat bersukacita, walau menghadapi tekanan dan pergumulan hidup? Jawaban hanya satu, di ay. 21 dikatakan “karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Disini juga Paulus menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi kerinduannya. Yang pertama, kerinduannya ingin “secepatnya” untuk diam bersama-sama dengan Kristus. Karena menurut dia, adalah jauh lebih baik jika dia secepatnya untuk pergi mendapatkan Tuhan yang di rindukannya.
Namun yang kedua, dia juga mengharapkan jika boleh hidup lebih lama lagi, supaya buah pelayanannya semakin banyak lagi yang di terangi oleh Injil Kristus, seperti jemaat Filipi. Namun, bagaimanapun keinginan itu semuanya berpulang kepada Tuhan, karena hidup kita ada di tangan Tuhan. Jika kita mati maka itu adalah baik, karena kita dapat bersama dengan Tuhan, berjumpa “muka dengan muka” yang kita sembah selama ini di dunia. Tetapi, jika Tuhan masih memberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini, itu berarti Tuhan masih mengharapkan ada buah iman kita nyata dalam kehidupan di dunia ini.
Maka, kita sudah dapat menemukan jawaban mengapa sukacita itu terpancar, sekalipun penderitaan dan pergumulan itu menerpa kehidupan kita, bahwa jika Kristus hidup dalam diri kita, maka tidak ada lagi ketakutan. “Kita tidak menakuti kematian karena semakin cepat kita bersama dengan Tuhan sumber sukacita yang kekal. Kita juga tidak akan ketakutan menghadapi kehidupan dalam hidup ini karena Kristus hidup dalam diri kita”. Sebagaimana Paulus menuliskan dalam Roma 14: 9 “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”.
Sehingga jika dalam doa dan permohonan kita untuk umur yang panjang dalam kehidupan kita di dunia ini, itu artinya kita memohon Tuhan memberikan kesempatan supaya kita memperlihatkan buah iman kita di dunia ini bukan karena kita takut mati. Amin