Renungan Harian HKBP | 8 September 2023
Nas: Yohanes 15:16a
Doa Pembuka: Allah Bapa Kami yang berada di kerajaan Surga, kami sungguh berterima kasih kepada-Mu karena begitu besar kasih-Mu yang dapat kami rasakan di dalam kehidupan kami saat ini. Ya Allah, sebentar lagi kami akan mendengar Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami bisa mengerti Firman-Mu serta melakukannya di dalam kehidupan kami. Terima kasih Tuhan, Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur.Amin.
Betapa Senangnya Engkau adalah Pilihan Tuhan!
Saudara-saudari yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, apa yang kita rasakan ketika kita dipilih oleh seseorang? Ketika kita disuruh atau dipilih dalam melakukan sesuatu, bagaimana tanggapan kita? Mungkin, bisa bersifat paradoks, bisa senang dan bisa juga tidak senang. Hal ini terjadi karena kita tidak menyukai pekerjaan itu, mungkin karena paksaan atau tuntutan, sehingga tidak dilakukan sepenuh hati. Akan tetapi ada juga orang yang senang ketika dipilih karena mungkin pekerjaannya disukai atau menyenangkan bagi mereka. Ekspresi pun beragam, bisa saja semeringah dan bisa saja kita tidak bahagia. Rasa itu muncul dan tidak bisa diprediksi apa tanggapan yang ada di dalam hati kita. Dan yang paling membuat membingungkan lagi, bisa saja kita hati nurani dan pikiran kita berbeda pendapat. Hati nurani kita ingin mengambil tanggung jawab itu, tetapi pikiran kita tidak mau. Hal ini sering terjadi mungkin di dalam kehidupan kita. Bahkan ketika kita dipilih untuk melakukan hal-hal duniawi saja, kita tidak mau, apalagi yang bersifat Rohani? Mungkin hitungannya kita tidak mau mengambil tanggung jawab yang bersifat rohani itu, karena tidak menyenangkan hati kita. Problematik itulah yang dirasakan oleh kita saat ini. Kita tidak bisa menghindari hal demikian, akan tetapi Firman Tuhan pada hari ini menjelaskan bagaimana kesiapan dan hati kita ketika dipilih. Dipilih untuk apa? Dipilih melakukan pekerjaan yang besar, pekerjaan yang bisa mengubah dunia. Bukan dengan kekuatan kita dan kehebatan kita, tetapi Tuhan lah yang mengutus kita! Nah, jika Tuhan yang mengutus kita, apa kita mau menerima tanggung jawab itu?
Dari ayat ini kita bisa belajar bagaimana kita bisa mengambil tindakan ketika Tuhan memilih kita untuk melakukan pekerjaan Allah ditengah-tengah dunia saat ini. ”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” adalah ungkapan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam mengungkapkan tugas dan tanggung jawab bahwa yang mereka pikul itulah adalah buah rohani yang bisa berdampak bagi orang lain. Yesus mengingatkan para murid bahwa bukan mereka yang memilih Dia, melainkan inisiatif Yesus untuk memilih mereka melakukan pekerjaan berat ini. Secara tidak langsung, Yesus ingin mengatakan bahwa murid-muridNya adalah orang yang terpilih. Terpilih dari ratusan atau ribuan orang yang ada pada saat itu. Sesuatu hal yang berharga ketika murid-murid Yesus dipilih, karena tidak gampang untuk melakukan tanggung jawab itu. Tanggung jawab yang besar itu mereka pikul bersama-sama dengan Dia, dan mereka tidak sendiri karena selalu disertai oleh kehadirannya ditengah-tengah pelayanan mereka. Murid-murid itu terheran-heran dengan perkataan Yesus yang berusaha menjelaskan tugas panggilan serta pelayanannya di dunia ini. Tidak gampang dan tidak mudah, tetapi juga Yesus mengatakan hal ini juga tidak sulit, karena penyertaan Tuhan selalu menuntun mereka hingga akhir hidup mereka. Yang mereka bawa adalah buah kehidupan, buah rohani yang bisa mengubah kehidupan seseorang.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, jika dibalikkan kepada kita? Apakah kita siap dalam memikul salib yang begitu berat itu? Apakah siap ketika Allah memilih kita melakukan tugas panggilanNya mewartakan kerajaan Allah ditengah-tengah dunia? Apakah kita mau? Firman Tuhan pada saat ini mengingatkan kita betapa pentingnya panggilan Tuhan! Bukan hanya menjadi seorang pelayan Tuhan, akan tetapi dari hal yang terkecil pun harus mau kita lakukan di dalam kehidupan kita. Mewartakan kerajaan Allah tidak hanya dinyatakan dari perbuatan-perbuatan besar, tetapi juga bisa dari perbuatan-perbuatan kecil yang dipupuk menjadi besar. Dan dari sini kita diingatkan saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, jangan lari dari tanggung jawab kita. Kita sebagai umat pilihan Allah sudah dipilih untuk mewartakannya. Maka dari itu kita tidak boleh menghindar, lari, dan tidak menganggap itu penting. Karena bukan manusia atau kita yang memilih, melainkan Tuhan yang memilih kita. Jangan takut, Jangan Bimbang, wartakan lah firmanNya, wartakanlah kehidupan itu, karena itu bisa mengubah banyak orang lain. Mengubah hal-hal yang buruk menjadi yang baik. Pergilah kemana pun Engkau diutus, dan jangan takut, sebab Tuhan menyertai kita dimana pun kita berada. Tuhan Yesus memberkati.
Doa Penutup: Ya Allah Bapa yang bertahta di dalam kerajaan Surga, terima kasih Tuhan atas firman Mu yang Engkau berikan kepada kami, kiranya kami dikuatkan menjadi seorang yang mau membantu orang lain di dalam kehidupan kami sehari-hari, dan kami dikuatkan untuk menjalaninya di dalam kehidupan kami. Kami sadar Tuhan bahwa Engkau pun sebagai gembala sangat menyayangi domba-dombanya yaitu kami. Kiranya Engkau selalu memberikan damai sejahtera kepada kami dalam kehidupan kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin.
CPdt. Philip Timoteus Nainggolan- Melayani di Biro Oikumene HKBP