Renungan Harian HKBP | 7 Mei 2023
Evangelium Minggu
Doa Pembuka: Mari kita berdoa. Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, kami bersyukur untuk nafas kehidupan, kesehatan, dan kekuatan yang Engkau berikan kepada kami pada hari yang baru ini. Sebagai syukur kami ya Tuhan, kami rindu membaca dan merenungkan firman-Mu. Berkatilah hati dan pikiran kami semua, baik yang menyampaikan maupun yang mendengarkan, agar Roh KudusMu memberikan pencerahan dan pengertian di hati dan pikiran kami. Dengan demikian, kami semakin bertumbuh dalam mengasihi dan mengikuti Engkau dalam setiap langkah kehidupan kami. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa dan bersyukur. Amin.
Selamat pagi Bapak/Ibu, saudara/saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus. Selamat Hari Minggu dan Salam sejahtera bagi kita semua. Ayat yang mendasari Firman Tuhan hari ini sesuai dengan Almanak HKBP, diambil dari kitab 1Tawarikh 16:23-28:
Bernyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. 16:24 Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. 16:25 Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah. 16:26 Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit. 16:27 Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan sukacita ada di tempat-Nya. 16:28 Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Saudara/i terkasih, kita tentu tahu bahwa sebagai orang Batak kita begitu dikaruniai banyak hal dari Tuhan Allah kita. Salah satunya adalah kita diberikan kebudayaan dan kesenian yang menarik. Kita mesti tahu bahwa tidak semua suku di dunia ini memiliki aksaranya sendiri. Namun kita bersyukur suku Batak memiliki aksara tersendiri yang unik. Kita dikaruniai ulos, gondang, tortor, dan lain sebagainya sebagai warisan seni budaya yang berharga untuk kita jaga dan pelihara.
Selain itu, saya yakin kita setuju, bahwa sebagian besar orang Batak dikaruniai: pintar bernyanyi. Tidak heran, ada banyak penyanyi nasional yang berasal dari suku Batak. Puji Tuhan untuk semua kasih karunia yang diberikan-Nya kepada kita.
Minggu ini adalah Minggu Kantate. Mari menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan! Tapi, ada minimal 2 persoalan yang saya perhatikan sedang terjadi di sekitar masyarakat Batak dan gereja kita. Pertama, banyak di antara kita yang begitu suka dengan lagu Batak populer. Tidak ada yang salah bila kita suka dengan lagu Batak populer. Saya juga salah satu penggemar lagu Batak populer. Hal yang saya lihat menjadi masalah adalah ketika kita tidak lagi kritis terhadap nilai/pesan moral dari sebuah lagu Batak populer. Ada satu lagu Batak populer yang sangat digemari orang Batak yang sering dinyanyikan di banyak tempat. Isi lagunya tak lain hanyalah tentang perselingkuhan kepada orang ketiga atas nama cinta. Bagi saya, lagu itu sangat menyesatkan karena Alkitab mengajarkan kita tentang kesetiaan. Dan atas nama cinta, tidak ada yang namanya perselingkuhan!
Persoalan kedua yang saya amati adalah ketika kita menyanyikan pujian kepada Tuhan tapi tidak sesuai dengan tempo atau pun notasi yang ada. Banyak yang menyanyikan lagu “Marolopolop Tondingki” dengan tempo yang sangat lambat, padahal lagu tersebut punya tempo yang lebih cepat menandakan adanya kegembiraan ketika mengalami perjumpaan spiritual dengan Tuhan Yesus.
Bagaimana kita ingin menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan di Minggu Kantate ini? Apakah hati kita lebih mengagumi lagu Batak populer, sampai-sampai kita menyanyikannya di altar gereja kita sambil berjoget tanpa ada sikap hormat lagi? Saya sedih melihat postingan video yang menunjukkan bahwa beberapa di antara kita tampaknya sudah melewati batas penghormatan kita bahwa altar gereja bukanlah tempat menyanyikan lagu sekuler sambil berjoget beramai-ramai.
Bagaimana kita ingin menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan di Minggu Kantate ini? Adalah dengan sadar kembali bahwa hati kita harus menunjukkan sikap hormat kepada Allah yang memberikan keselamatan kepada kita. Itulah yang harus dengan gembira kita sampaikan melalui nyanyian. Kita menceritakan kepada bangsa-bangsa tentang perbuatan Allah yang besar dan ajaib. Kita bernyanyi mengikuti tempo dan notasi yang ada karena di situlah spirit sebuah lagu pujian kepada Allah yang mengatasi langit, bumi, dan berhala dunia. Kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa. Allah di dalam Yesus Kristus. Kami memohon ampun jikalau kami sering melewati batas yang tidak semestinya kami lewati. Karena keberdosaan dan kedagingan, kami bersikap kurang hormat di altar gereja-Mu dan di sepanjang kehidupan kami sehari-hari. Sadarkan kami ya, Tuhan Allah. Tegurlah kami bilamana hati kami lebih condong pada nyanyian duniawi ketimbang nyanyian yang memuji kebesaran dan kuasa-Mu atas hidup kami. Ingatkan kami bahwa Yesus Kristus begitu mengasihi kami sampai mati di kayu salib. Patutlah bagi kami untuk membalas kasih-Mu yang agung dan anugerah-Mu yang menyelamatkan kami. Terimalah doa syukur dan permohonan kami ini, ya Allah, di dalam nama Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin
Epistel Minggu
Doa Pembuka: Mari kita berdoa. Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, kami bersyukur untuk nafas kehidupan, kesehatan, dan kekuatan yang Engkau berikan kepada kami pada hari yang baru ini. Sebagai syukur kami ya Tuhan, kami rindu membaca dan merenungkan firman-Mu. Berkatilah hati dan pikiran kami semua, baik yang menyampaikan maupun yang mendengarkan, agar Roh KudusMu memberikan pencerahan dan pengertian di hati dan pikiran kami. Dengan demikian, kami semakin bertumbuh dalam mengasihi dan mengikuti Engkau dalam setiap langkah kehidupan kami. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa dan bersyukur. Amin.
Selamat pagi Bapak/Ibu, saudara/saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus. Selamat Hari Minggu dan Salam sejahtera bagi kita semua. Epistel bagi kita pada hari ini sesuai dengan Almanak HKBP, diambil dari kitab Kolose 3:15-17
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Saudara/i terkasih, di suatu kota besar seorang dosen pernah menyamar sebagai gelandangan. Melalui penyamaran itu, ia mengungkapkan suatu kekagetan yang ironis. Ia memang diberikan makanan dan minuman seadanya di tempat penampungan yang diorganisir oleh gereja tertentu. Hal yang membuat dirinya terkejut adalah tidak seorang pun pelayan gereja di penampungan tersebut memberikan bimbingan kerohanian. Ironis bukan?
Apakah gereja perlahan meninggalkan tugasnya yang utama demi menjaga dirinya tetap relevan pada dunia? Apakah Tuhan melarang gereja-Nya melakukan pelayanan diakonia? Tentu saja tidak! Pelayanan diakonia seperti yang saya ceritakan di awal juga adalah bagian dari Tritugas panggilan gereja di tengah dunia. Allah memerintahkan gereja-Nya untuk melakukan panggilan diakonia di tengah dunia.
Tapi satu hal perlu kita ingat bersama bahwa Allah tidak memerintahkan kita untuk meninggalkan firman-Nya demi pelayanan diakonia. Kita perhatikan di ayat 16 dari Kolose pasal 3 disebutkan: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu…” Kata “kekayaannya” dalam bahasa Yunani: plousios berarti penuh dan limpah. Itu artinya, perkataan Kristus yang begitu penuh dan limpah mestilah diperkaya. Mesti ada pengayaan akan perkataan Kristus dalam setiap rupa pelayanan kita. Entah itu pelayanan diakonia, koinonia, dan juga marturia. Ketiga jenis pelayanan ini harus selalu menyentuh akan pengayaan firman Tuhan.
Jadi dalam contoh di awal yang saya ceritakan tadi kita belajar bahwa orang memang membutuhkan makanan dan minuman jasmani. Tetapi pada saat yang sama orang juga haus akan makanan dan minuman rohani. Gereja tidak boleh melupakan hal kerohanian, sebab Yesus Kristus tidak hanya hadir untuk memberi makan 5.000 orang. Yesus juga hadir dengan perkataan atau firman dan juga pengajaran. Begitulah Yesus Kristus yang tidak kehilangan fokus dan keseimbangan dalam melakukan pelayanan.
Saudara/i terkasih dalam Kristus Tuhan, dengan tetap berfokus pada perkatan dan firman Tuhan, kita akan didorong untuk memberitakan firman melalui pengajaran, teguran, atau pun melalui nyanyian seperti topik di Minggu Kantate ini. Cara kita bernyanyi dan memuji Tuhan harus ditegur dan diajarkan yang benar. Agar sikap kita dalam bernyanyi dan memuji Tuhan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Melalui firman Tuhan pada Kolose 3:17 ini juga mengingatkan kita agar perkataan dan perbuatan kita senantiasa di dalam nama Tuhan. Artinya, tidak boleh mengucapkan kata-kata yang tidak sopan. Tidak boleh pula melakukan perbuatan yang sembarangan tanpa dipikir-pikir lebih dulu dengan matang.
Mari saudara/i, kita bersama-sama mengevaluasi model pelayanan kita, cara kita berkata-kata, perilaku dan perbuatan kita. Apakah semua yang kita lakukan itu sungguh-sungguh menjadi persembahan yang menyenangkan hati Tuhan seumpama nyanyian surgawi dengan kualitas yang paling tinggi? Kiranya Tuhan Yesus menolong kita semua. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa. Allah di dalam Yesus Kristus. Terima kasih atas firman-Mu yang kami baca dan renungkan pada saat ini. Ajarlah kami untuk dapat mengevaluasi pelayanan kami, tutur kata kami, dan perbuatan kami. Arahkan kami selalu untuk terus memperkaya perkataan Kristus yang menjadi firman yang menghidupkan dan memberikan pertumbuhan kepada iman dan kehidupan kami. Biarlah Roh Kudus-Mu tetap mengajari kami dengan lemah lembut supaya kami tetap gigih dalam mengerjakan pelayanan kami tanpa kehilangan fokus dan keseimbangan: antara memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani dari setiap umat-Mu. Terimalah doa syukur dan permohonan kami ini, ya Allah, di dalam nama Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin.
Pdt. Ferdinand Ricardo Hutabarat, S.Si., S.Si (Teol.)
Pendeta Fungsional di Biro Personalia HKBP