Renungan Harian HKBP | 7 Maret 2023
Horas…Syalom bagi kita semua, Bapak Ibu Saudara /I yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan.
Doa Pembuka: Mari kita Berdoa! Allah Bapa Yang di Sorga, yang kami kenal dalam Yesus Kristus Juruselamat kami. Kami bersyukur Tuhan, untuk perlindungan dan penyertaanMu atas hidup kami hingga saat ini. Kami ingin bersekutu denganMu Tuhan melalui mendengar FirmanMu di pagi hari ini. Tolong tuntun kami untuk mengerti dan memahami FirmanMu. Kuatkan hati dan pikiran kami Tuhan, untuk berpegang teguh dalam kebenaranMu FirmanMu sehingga kami menjadi pelaku utama dan saksiMu di dunia ini. Dengarkanlah doa kami, dalam Nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur. Amin.
Bapak Ibu Saudara /I yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan Firman Tuhan untuk kita hari ini, tertulis dalam Yehezkiel 16 : 60 “Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal”
Dalam Bahasa Batak dikatakan :
“Alai anggo ahu, sai huingot do padan na hubahen i tu ho, uju di angka ari haposoonmu, jala huhajongjongkon tu ho padan saleleng ni lelengna.”
Bapak Ibu Saudara /I, dalam proses kehidupan ini sangat penting menerapkan hukum atau aturan guna keteraturan dan hukum/ aturan itu sangat mendidik kita, baik dalam keluarga, di masyarakat bahkan di Negara. Ketika keberadaa hukum tidak kuat, maka kerusuhan pasti banyak terjadi. Tentunya dengan hukum/ aturan diberlakukan maka ketidakteraturan, ketidakdisplinan dan kejahatan dapat dikurangi dan dikendalikan. Jika ada pelanggaran pada aturan/ hukum yang berlaku, tentu akan diberi sangsi/ hukuman atau punishment.
Dalam nats ini, dapat kita pahami bagaimana Allah berulang-ulang menegur, mengingatkan bahkan menghukum bangsa Israel dari pembangkangannya terhadap Allah sendiri. Allah telah memilih bangsa Israel menjadi umatNya. Sejak Allah memilih Abraham menjadi penerima berkat dan menjadikan keturunanya menjadi bangsa yang besar, sejak itu Allah telah mengikat perjanjian kasih dan keselamatan dengan Bangsa Israel. Allah setia pada janjiNya. Janji setia Allah menunjukkan bahwa kasih Allah tak berkesudahan kepada umatNya, meski Bangsa Israel berulang kali meninggalkan Allah. Ketidaksetiaan bangsa Israel mendatangkan kemalangan, hukuman dari Allah. Bangsa Israel mengalami penderitaan di Mesir dan pembuangan ke Babel. Berulangkali Allah mengingatkan Bangsa Israel utuk setia pada jalan yang benar. Melalui para Imam, Raja dan Nabi-nabi yang dipilih dan diutus Allah memimpin Bangsa Israel. Tetapi Bangsa Israel selalu membangkang. Hukuman yang diterima oleh Bangsa Israel adalah didikan yang didasari oleh Kasih yang kekal dari Allah, karena jika penghukuman berakhir, Bangsa Israel kembali dipulihkan oleh Allah.
Dalam Nas hari ini Allah berencana untuk menjalin hubungan baru, berdasarkan kasih sayang dan pengampunan-Nya! Dalam Yeheskiel Pasal 16 : 60 ini menjelaskan perjanjian yang akan Allah "ingat"; “Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. Artinya bukan perjanjian yang dibuat secara baru lagi. Tetapi, perjanjian yang dahulu Allah buat dengan Bangsa Israel.
Allah berkata : "Aku akan mengingat perjanjian-Ku." Kalimat ini menekankan kembali bahwa Allah tidak pernah lupa pada janjiNya. "Biarpun engkau tidak setia, Aku akan setia kepada perjanjian-Ku. Aku akan menegakkan perjanjian yang kekal denganmu." Ini bukanlah hanya kalimat biasa saja yang menunjukkan perjanjian yang baru; melainkan mengacu kepada perjanjian yang sudah ada tetapi perlu dibangun kembali, dihidupkan kembali. Di mana perjanjian ini telah dibuat oleh Allah dengan Israel di G. Sinai.
Dilanjutkan dengan kalimat, engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu,". Ia telah sering memperingatkan Israel akan bahaya melupakan perjanjian-Nya. Allah adalah Allah Pengampuni. Meskipun Israel tidak memiliki hak untuk membuat kembali perjanjian yang rusak, tetapi Allah bersedia untuk memperbaiki hubungan. Allah menunjukkan belas kasihan kepada setiap pelanggaran Israel. Tuhan yang ditolak berkata, "Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau". Betapa luar biasanya sifat Allah, kebesaran hatiNya. Teguran Allah kepada Israel mendorong bagsa Israel untuk menyesali perbuatan-perbuatannya yang tercela, yang mencemari keyakinannya kepada Allah.
Kalimat “Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu”. dapat diartikan bahwa Allah mengampuni pelanggaran bangsa isarel dan dosanya "tidak diingat-ingat lagi". Dan Allah ingin mereka mengingat, supaya mereka merasa "malu". Artinya rasa malu selalu merupakan motivasi yang baik untuk meningkatkan moralitas seseorang. Sehingga berusaha tidak mengulangi kesalahan secara berulang. Allah mengingat kembali ikatan janjiNya yang kekal agar bangsa Israel tidak memiliki kesempatan dan alasan untuk meniadakan kebenaran kesetiaan Allah.
Bapak Ibu saudara sekalian, Nas ini mengumandangkan kembali bahwa janji yang kekal, janji keselamatan oleh Allah telah sampai kepada kita. Dan tidak ada alasan untuk menyangkal itu. Melalui Nabi Yeheskiel, kita diingatkan kembali bahwa pengampunan akan dosa kita selalu ada dari Allah. Karena Allah mengingat janjiNya yang dahulu. Allah tidak pernah berubah. Dengan ikatan janji dengan Allah, maka kita tidak berulang-ulang jatuh pada pembangkangan kepada Allah. Ketidaksetiaan kita kepada Allah mendatangkan hukuman kepada kita, mendatangkan kemalangan bagi kita. Marilah kita menjaga hati pikiran kita untuk tetap setia pada Allah, karena itulah hidup kita. Amin
Doa Penutup: Kita Berdoa! Terima kasih Tuhan untuk firmanMu hari ini. Engkau selalu mengampuni kami, menerima keberadaan kami. Tuhan tuntun kami selalu memahami kesetiaanMu yang kekal, kasihMu yang kekal yang selalu menyertai kami, sehingga kami setia pada firmanMu. Kami meyakini bahwa tiada satu apapun yang dapat memisahkan kami dari KasihMu. AnakMu Tuhan Yesus telah mati sehingga kami beroleh hidup yang kekal dan mendamaikan kami dengan Engkau. Biarlah hidup kami hanya milikMu. Terimakasih Tuhan, Terpujilah Engkau. Amin.