Renungan Harian HKBP | 4 Agustus 2023
Doa Pembuka: Kita berdoa! Allah Bapa yang bertahta tinggi dalam Kerajaan Surga, kami mengucap syukur atas berkat dan kehidupan yang boleh kami terima hari ini. Tuhan izinkan kami untuk bernapas, Tuhan masih memberikan kami waktu untuk berkumpul bersama dengan keluarga kami, dan kekuatan baru untuk memulai segala aktivitas dan pekerjaan kami hari ini. Untuk itu, kami tak lupa memohon tuntunan-Mu ya Allah, melalui firman-Mu yang akan kami dengarkan hari ini. Bukalah hati dan pikiran kami agar kami mampu memahami firman-Mu dan menjadikannya pedoman bagi kami dalam menjalani kehidupan kami hari ini. Dalam nama Kristus, kami berdoa dan bersyukur, jadilah kehendak-Mu. Amin.
Nas Renungan: Markus 9:47 “Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka”.
Saudara/i yang terkasih dalam nama Kristus Yesus, kita tentu pernah berada dalam hubungan yang toxic dengan orang lain, entah itu seseorang yang dekat dengan kita seolah-olah mengatur atau mendikte kehidupan kita, atau menggunakan emosinya dengan semena-mena, dsb. Semua ini berpotensi membuat kita merasa sedang berada dalam neraka.
Nah, mata diibaratkan sebagai salah satu organ tubuh manusia yang penting, untuk menuntun langkah kita, untuk melihat dan memilah, untuk meneliti, menelaah, mengalisa, dsb. Namun apa jadinya jika salah satu anggota tubuh ini tidak dapat berfungsi dengan baik?
Saudara/i yang terkasih, dalam teks ini kita melihat bahwa jika mata yang satu menyesatkan perintahnya haruslah dicungkil daripada harus mengotori mata yang satunya. Seperti buah strawberry – jika ada satu yang busuk dan mengenai/menyentuh buah lainnya, maka yang busuk haruslah dipetik dan dibuang agar tidak merusak buah yang lain. Buah yang baik menjadi surga bagi orang-orang yang membutuhkannya, namun buah yang busuk akan menjadi kekesalan bagi setiap orang.
Dalam teks ini dikatakan juga tentang Kerajaan Allah dan neraka – bahwa “…lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka…”
Pertanyaannya, di manakah Kerajaan Allah itu? Di manakah neraka itu? Keduanya sesungguhnya sudah ada di bumi dan bahkan di tengah-tengah kehidupan kita. Misalnya di tengah-tengah keluarga yang penuh dengan damai, kelemahlembutan, kesabaran dan saling mengerti satu dengan yang lain, demikianlah kita mampu merasakan adanya kerajaan Allah di tengah keluarga. Sebaliknya, dalam satu hubungan – seperti yang dikatakan di atas tadi – ada satu orang yang sangat berkuasa atas diri kita, yang mendikte kita, dsb, atau Ketika ada seseorang yang memiliki trauma entah itu terhadap keluarga sendiri, terhadap sesuatu, dsb, - yang lahir adalah kemarahan, kekesalan, kebencian, dan bahkan dosa itu sendiri.
Saudara/i yang terkasih, sesungguhnya dosa adalah masalah hati kita, maka bukan sepenuhnya organ tubuh seperti mata, tangan, telinga, kaki, dll yang bersalah dan harus dibuang, namun bagaimana kita memurnikan hati (yang menjadi pusat manusia) kita kembali. Karena tubuh kita ini juga bisa menyesatkan orang lain, bisa menjatuhkan orang lain. Oleh karena itu Yesus juga berkata agar kita menyingkirkan batu yang membuat kita tersandung dan tersesat – mulailah dari berpikir sebelum berkata-kata, menganalisa sebelum menyampaikan pada orang lain, berlaku bijaksana.
Maka, satu yang paling penting kita ingat hari ini ialah Penguasaan diri. Penguasaan diri ini pun penting sekali dalam menjalani kehidupan. Diri kita ini adalah milik Allah seutuhnya dan juga milik kita, bukan milik orang lain apalagi dosa. Oleh karena itu, biarkanlah Allah yang selalu memimpin diri kita, anggota tubuh kita, kehidupan kita ini agar tetap berada pada jalan yang benar. Tuhan menguatkan kita hari ini. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Kami kembali mengucap syukur atas Firman-Mu ya Allah yang mengingatkan kami pada hari ini. Ajarilah kami untuk menguasai diri kami pada hari ini, berkati hati, pikiran kami, mata kami, tangan, kaki kami, telinga kami, dan seluruh yang ada pada diri kami agar semuanya tetap tertuju pada-Mu ya Allah. Kuatkan kami menjalani hari ini, dan berkatilah seluruh pekerjaan kami. Biarlah semua pekerjaan baik yang kami lakukan hari ini, menjadi kemuliaan bagi-Mu.
Ya Allah, berkati seluruh umat-Mu yang ada di dunia ini, tolonglah mereka yang sakit – berilah mereka kekuatan untuk terus berjuang melawan rasa sakitnya, dan kuatkan juga hati orang-orang yang berkeluh kesah hari ini, tolonglah mereka untuk dapat melewati setiap ujian dan pencobaan yang ada dalam hidup mereka.
Ya Allah, kami tidak luput dari dosa melalui perkaatan dan pikiran serta tingkah laku kami. Ampunilah kami agar kami layak di hadapan-Mu. Di dalam nama Kristus, kami berdoa dan bersyukur, jadilah kehendak-Mu. Amin.
Pdt. Venesia S.L. Hutabarat, S.Th (Melayani di Kantor Ephorus HKBP)