Renungan Harian HKBP | 29 Agustus 2023
Selamat berjumpa dan salam sejahtera kembali buat Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kiranya hari ini kita semua dalam keadaan sukacita dengan perlindungan tangan kasih Tuhan. Jika keadaan kita baik-baik saja hari ini, tetaplah bersyukur kepadaNya, karena semua itu tercapai hanya oleh tuntunan tanganNya. Seandainya kita dalam keadaan kurang baik, penuh persoalan, pergumulan dan kesulitan ataupun penderitaan, percayalah Tuhan bukan sedang meninggalkan kita, tetapi Dia tengah menempa iman kita agar semakin teguh berpegang kepadaNya. Percayalah. Tuhan akan menggantikan segala duka menjadi suka dalam setiap kesabaran kita. Tetaplah bersyukur kepadaNya, karena Dialah sumber dari segala apa yang kita dapatkan dalam hidup kita. Menyempurnakan rasa syukur kita hari ini, marilah kita mendengar firmanNya yang akan menguatkan kita dalam menjalani hari ini, mari saat teduh sejenak.
Doa Pembuka: Kembali kami menaikkan pujian dan rasa syukur kepadaMu ya Allah kami yang Mahakasih. Sebagaimana KasihMu yang selalu melimpah dan baru setiap hari, kami pun harus membaharui iman percaya kami setiap hari kepadaMu sebagai tanda kesetiaan kami mengikut Engkau. Kami menyadari, tanpaMu hidup kami tidak berati apa-apa, tetapi oleh penebusan darah AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami percaya bahwa kami menjadi berharga dan bernilai di hadapanMu. Kami juga ingin membuat hidup kami bernilai bagi sesama kami untuk menyatakan penebusanMu atas hidup kami. Kuatkan kami hari ini melalui firmanMu agar kami mampu melakukan kehendakMu untuk menjadi pewaris kerajaanMu kelak. Berfirmanlah ya Allah kami sudah siap mendengarMu, di dalam Nama Yesus Kristus Juruselamat kami. Amin.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Ayat renungan kita hari ini Selasa 29 Agustus 2023, tertulis dalam Pengkhotbah 4 : 9 “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
Judul: HIDUP SALING MENGASIHI
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia selalu memiliki ketergantungan dengan orang lain atau sesamanya, tak mungkin bisa hidup sendiri saja. Setiap orang akan selalu membutuhkan orang lain untuk membangun hidupnya, karena manusia itu tidak sempurna, harus hidup berdampingan untuk saling melengkapi. Hal ini tak bisa dipungkiri karena sejak awal Allah telah membuatnya seperti itu. Mari kita lihat apa yang difirmankan Allah dalam Kejadian 2 : 18, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Allah telah merangcang dan menciptakan manusia untuk dapat membangun relasi dan bermitra dengan sesamanya.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Renungan kita hari ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga pola hidup toleransi dan kebersamaan untuk membangun sebuah hidup yang bermakna dan bermanfaat. Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Pengkhotbah mengingatkan kita agar hidup kita tidak berakhir sia-sia tetapi beroleh upah yang baik. Bagaimana kita beroleh upah yang baik itu? Tentu, kita harus mampu menjaga hubungan yang baik dengan sesama kita dari orang-orang terdekat sampai kepada seluruh umat ciptaan Tuhan, karena hubungan kita dengan sesama dapat mencerminkan bagaimana kwalitas hubungan kita dengan Tuhan. Manusia diberi amanat oleh Tuhan Allah agar secara bersama-sama mampu menjaga kelestarian hidup di dunia yang Tuhan Allah ciptakan ini, di antara keberagaman pola pikir, pola budaya dan pola keyakinan. Sebab, sejak dulu Tuhan Allah telah mencurahkan berkatnya kepada Nuh dan anak-anaknya, "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. (Kejadian 9 : 1).
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Sebagai umat percaya, kita selalu dituntut untuk saling mengasihi sesama kita. Saling mengasihi artinya, mampu hidup saling menghargai, saling menghormati, saling menjaga dan saling membantu. Paulus pernah mengingatkan, Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (Efesus 4 : 2). Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6 : 2). Itu berarti, sejatinya, hidup seseorang harus memberi dampak yang baik bagi sesamanya. Yesus juga mengingatkan akan pentingnya budaya saling menghargai bagi setiap orang percaya. Tidak ada yang terkecil dan tidak ada yang terbesar secara sosial bagi Allah. Manusia diukur dengan kwalitas imannya bukan oleh status sosialnya. "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." (Markus 9 : 35). Oleh karena itu setiap orang percaya harus mampu mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan dirinya sendiri. Manusia cenderung selalu mengharapkan sesuatu yang baik dari sesamanya, namun terkadang lupa melakukan yang baik bagi sesamanya. Yesus mengajarkan jalan yang benar yang harus dilakukan setiap orang percaya dalam hubungannya dengan sesama, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7 : 12).
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Pengkhotbah selalu mengingatkan agar hidup tidak menjadi sia-sia. Hidup berlalu begitu cepat, semua ada masanya. Oleh karena itu, kita harus takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintahNya dalam keadaan yang bagaimanapun kita hari ini. Marilah kita hidup saling mengasihi, menjauhi sikap egois yang hanya mementingkan diri sendiri, kelompok sendiri, serta menjauhi sikap iri hati, dengki dan congkak. Jauhkanlah tindakan kekerasan, penindasan, dan perselisihan. Mari hidup saling berbagi dengan sesama, serta semakin bertekun dalam pekerjaan dan mengemban seluruh tanggung jawab dengan sungguh-sungguh serta jauh dari sikap malas, untuk membangun hidup yang rukun, damai dan sejahtera, agar kita memperoleh upah yang baik atas jerih payah kita, bukan kesia-siaan. Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Filipi 2 : 2 - 4). Amin.
Doa Penutup: Terima kasih atas FirmanMu ya Allah yang telah menuntun kami semakin percaya dan setia kepadaMu. Kami semakin merasakan betapa pentingnya saling mengasihi dengan sesama kami, sebab kami telah lebih dulu menerima pengasihanMu. Kuatkanlah kami dengan Roh KudusMu agar kami mampu mengasihi sesama kami dengan sikap saling menolong, saling menghargai dan saling menghormati. Tuntun kami agar mampu menjalin sikap toleransi dalam hidup berbangsa, bermasyarakat, bergereja, dalam pekerjaan dan rumah tangga kami, sebagimana Engkau mengamanatkan kami untuk saling menolong. Tuntunlah kami untuk semakin mengutamakan kehidupan rohani kami, sebab kami tidak ingin kehilangan upah yang baik atas kehidupan kekal yang Engkau sediakan bagi orang-orang percaya. Seberat apapun gelombang hidup yang kami hadapi saat ini, mampukan kami bertahan hanya pada jalan yang Engkau inginkan. Ya Tuhan, kami adalah orang berdosa. Kami datang ke hadapanMu yang kudus dan mulia mengaku dan meminta keampunan segala dosa dan kejahatan kami. Kami sering mendukakan Tuhan oleh perkataan, pikiran dan perbuatan kami yang tidak benar. Tolonglah kami agar kami dapat bertobat dan meninggalkan segala kejahatan kami karena Yesus Kristus Anak Allah yang Tunggal dan karena NamaMu yang kudus itu. Amin.
Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus kiranya beserta dengan kita sekalian. Amin
St. Menerwatsen Panggabean-Biro Ibadah Musik HKBP