Renungan Harian HKBP | 27 Agustus 2023
Doa Pembuka: Ya Allah Yang selalu menuntun dan menopang kehidupan, hadirlah di dalam hati dan pikiran kami dalam pembacaan firman dan renungan yang akan menguatkan kami untuk mampu teguh dan bersyukur menghadapi pergumulan dan perjuangan hidup dalam kerapuhan kami. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Doa Daud
2 Samuel 7:25-29
25 Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.
26 Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selamalamanya, sehingga orang berkata: TUHAN semesta alam ialah Allah atas Israel; maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap kokoh di hadapan-Mu.
27 Sebab Engkau, TUHAN semesta alam, Allah Israel, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun keturunan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu.
28 Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.
29 Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk selama-lamanya."
Inang, amang, saudara, dan saudari yang terkasih ada tiga hal yang dapat kita ambil
dalam renungan kita pada hari ini:
Melihat dan Merasa Penyertaan Allah dalam sepanjang Waktu, Masa, dan Peristiwa. Sama seperti yang tertulis di dalam kitab Pengkhotbah 3:1-8, setiap manusia pasti memiliki waktu, masa, dan peristiwa yang akan dialami di dalam sepanjang kehidupan. Bisa jadi saat ini hidup kita ada dalam waktu dan masa bersukacita, karena kenaikan jabatan, kelulusan di dalam pendidikan atau pekerjaan,mendapat jodoh, atau yang lain. Atau saat ini hidup kita berjalan biasa-biasa saja. Atau saat ini kita sedang berhadapan dengan kegagalan, patah hati, marah, berduka, bergumul, dan berjuang. Ketika kita menghadapi waktu dan masa yang berbeda-beda apakah kita akan merasa biasa-biasa saja? Atau ketika rasa susah, sedih, gumul, dan juang terjadi kita akan marah, “memaki”, meratap, atau meninggalkan Allah? Atau ketika kita mendapatkan berbagai berkat dan kesukaan, kita akan memuji dan memuliakan Allah? Jika kita membaca seluruh perikop bacaan, 2 Sam. 7:18-29, maka kita akan melihat ungkapan kata, lalu rasa takjub serta heran dari Daud, saat melihat dan merasakan kebesaran kasih Allah akan dirinya, keluarga, dan bangsanya. 2 Sam. 7:18-20 menuliskan, “Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan ALLAH; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya Tuhan ALLAH. Apakah yang dapat dikatakan Daud kepada-Mu lebih lagi dari pada itu. Bukankah Engkau yang mengenal hamba-Mu ini, ya Tuhan ALLAH?” Jika kita mau melihat sepanjang kehidupannya, maka kita akan melihat berbagai masa dan peristiwa yang dialami Daud. Di dalamnya ia bersyukur, memuji, memuliakan, dan mengagungkan Allah atas segala sesuatu yang dilakukan-Nya di dalam kehidupannya. Daud melihat dan merasakan ketidakberdayaannya tanpa kekuatan dari Allah. Daud melihat ia begitu kecil dan lemah, bahkan bukan siapasiapa di hadapan kebesaran Allah yang tak terbatas dan terukur. Dalam keterpurukan, kesalahan, dan keberdosaannya Allah mengampuni dan menyertainya. Bahkan Allah memberkati dan mengangkat kehormatan keluarga dan bangsanya. Allah sungguh mengasihi Daud. Gambaran akan kasih dan penyertaan Allah kepada Daud menggambarkan juga kasih dan penyertaan-Nya dalam kehidupan kita yang mengalami berbagai masa, waktu, dan peristiwa yang berbeda.
Di dalamnya kita diajak untuk:
Meneladani Daud yang tetap setia dan memuji kebesaran Allah.
Melihat kebesaran dan penyertaan Allah untuk menguatkan kita yang begitu rapuh dan terseok-seok di dalam kegagalan, rasa sakit, kesepian, dan keterpurukan hidup.
Merasakan kebesaran dan penyertaan Allah dalam kehidupan kita yang terasa biasa-biasa saja. Allah Yang luar biasa akan dapat kita lihat dan rasa, ketika kita melihat penyertaan-Nya yang luar basa dalam keseharian hidup yang kita rasa biasa-biasa saja.
Melihat kebesaran dan penyertaan Allah di dalam waktu, masa, dan peristiwa yang membuat kita bersuka cita dan bergembira. Allah yang luar biasa itu, menjadikan kita yang rapuh dapat merasakan penyertaan Allah dalam kegembiraan dan kesuksesan yang kita terima.
Doa: Relasi Allah dan Manusia. Hal kedua dalam renungan kita pada hari ini memperlihatkan pentingnya doa dalam kehidupan kita orang percaya. Doa adalah nafas orang percaya yang memperlihatkan relasinya dengan Allah. Jika relasinya baik, maka doa yang dipanjatkan juga akan baik dan membangun. Relasi yang baik menggambarkan percakapan tanpa batas dan dengan Allah yang akan membimbing sepanjang kehidupan kita. Itu sebabnya kita tidak dapat mengabaikan doa atau menjadikan doa sebagai formalitas saja. Jika doa adalah nafas kehidupan, berarti kita tidak dapat hidup tanpa doa. Di dalam doa kita berbicara kepada Allah, mengungkapkan seluruh isi hati dan rasa syukur kan penyertaan-Nya, sama seperti Daud.
Keluarga yang Diberkati dan Menjadi Berkat. Daud membawa keluarga di dalam doanya. Kita melihat dampak doa dalam penyertaan dan pelindungan Tuhan di dalam kehidupan keluarga dan bangsanya. Melalui doa Daud kita melihat Allah menjadikan keturunan Daud diberkati dan menjadi berkat bagi sesama. Mereka menjadi orang-orang penting dan memiliki kwalitas yang mumpuni karena dibawa di dalam doa dan dididik dengan baik. Sebagai orang percaya doa Daud mengajarkan kita untuk mampu mengasihi, mendidik, dan mengajar keluarga untuk taat serta berserah kepada penyertaan Allah. Keluarga yang menjadikan Allah sebagai Kepala yang membimbing dan memberkati untuk mampu menjalani dan menjadi berkat dalam sepanjang waktu, masa, dan peristiwa, seperti juga telah dialami oleh Daud.
Inang, amang, saudari/a yang terkasih, marilah kita terus meneladani Daud yang mampu melihat, merasa, dan memuji Allah karena penyertaan, pengajaran, dan berkatNya di dalam sepanjang kehidupan. Amin.
Doa Penutup: Tuhan Allah Sang Penopang, Pelindung, dan Pembimbing, kami mengucap syukur akan kekuatan dalam pembacaan firman pada hari ini yang memperlihatkan kasih setia-Mu dalam sepanjang kehidupan kami dan keluarga. Mampukanlah kami untuk dapat menyerahkan hidup kami yang begitu rapuh seutuhnya kepada-Mu. Jadikanlah kami tetap teguh beriman kepada-Mu seperti Daud. Topang dan rangkullah kami dalam pengharapan kasihMu. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Kotbah Epistel Renungan Harian Marturia, Minggu 27 Agustus 2023
Doa Pembuka: Ya Tuhan Yang Maha baik kami mengucap syukur atas pengajaran, kekuatan, dan penyertaan-Mu dalam keseharian hidup kami. Kuatkanlah hati dan pikiran kami untuk terus berjalan bersamaMu. Hadirlah di dalam hati dan pikiran kami dalam pembacaan firman dan renungan pada hari ini. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Markus 8:27-30
27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?"
28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.
29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
Pengakuan Iman Petrus dan para Murid = Pengakuanku?
Ibu, bapak, saudari/a yang terkasih, judul renungan kita pada hari ini adalah Pengakuan Petrus = Pengakuanku? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata pengakuan berati proses, cara, perbuatan mengaku atau mengakui. Pengakuan iman berarti pengakuan, pengakuai, dan penyataan akan seluruh kepercayaan yang dimiliki oleh sebuah agama yang diimani. Pengakuan iman bukanlah slogan, propaganda, slogan atau istilah yang kita miliki dalam kepercayaan kita. Pengakuan iman adalah keyakinan atau kepercayaan yang hakiki atau mendasar dari iman kepercayaan kita sebagai orang Kristen kepada Allah Bapa, Anak-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Pengakuan iman tidak terbatas pada subyek yang dipercayai, tetapi juga kepada karya dan berbagai hal esensial lainnya yang kemudian menjadi dasar bagi seluruh pengajaran, hukum, aturan-peraturan, ibadah, dsb . Itu sebabnya Pengakuan Iman dan perangkat atau aplikasinya harus memiliki relasi yang sesuai dan kuat. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa Pengakuan Iman yang kita yakini tidak dapat dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja melainkan hal yang begitu mendalam sebagai dasar pernyataan iman orang percaya.
Pentingnya pernyataan dalam pengakuan iman pun dapat kita lihat dalam Mrk. 8:27-30 yang menjadi bahan bacaan bagi kita pada hari ini. Hal ini terlihat ketika Yesus melakukan pengajaran sambil berkeliling dari kampung ke kampung di sekitar daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Para murid menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi. Yesus kemudian bertanya kepada Petrus, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkau adalah Mesias!" Mendengar jawaban Petrus, Yesus dengan keras Yesus melarang mereka dengan untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia Yang adalah Mesias. Yesus mengetahui waktu yang tepat bagi-Nya untuk memberitakan pengakuan iman bahwa Ia adalah Sang Mesias. Pertanyaan Yesus menggambarkan keinginan Yesus untuk melihat buah dari pengajaran-Nya terhadap iman para murid. Ia pun menanyakan hal ini kembali kepada Petrus secara khusus untuk menguatkannya, karena Yesus tahu bahwa Petrus adalah murid yang kemudian berperan kuat sebagai penjala manusia dalam pemberitaan kabar baik dalam sejarah gereja mula-mula. Dalam sepanjang pengajaran-Nya kita melihat bahwa Yesus menginginkan para murid-Nya sungguh-sungguh mampu menyatakan terus menyarakan pengakuan iman dalam keseharian hidup.
Selanjutnya, melalui pengakuan iman yang begitu mendalam, Yesus mengajarkan dan mendorong para murid-Nya untuk rela memberi diri bahkan melalui pengurbanan untuk memberitakan kabar baik kepada sesama. Pengakuan Iman yang sungguh-sungguh dihayati akan menjadi kekuatan bagi kita untuk mampu terus menyatakan kebenaran dan keadilan yang nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Pertanyaan yang kemudian kembali dipertanyakan sebagai refleksi dalam renungan hari ini adalah apakah pengakuan iman Petrus dan para Murid = Pengakuanku imanku atau iman kita kepada Allah sama? Apakah pengakuan iman yang kita miliki dapat menjadi kekuatan iman bagi kita sehingga kita pun dapat memberitakan kabar baik dalam pengurbanan bagi sesama dan seluruh makhluk ciptaan Tuhan dalam keseharian hidup? Marilah kita menjawab pertanyaan akan keyakinan iman itu dalam pergumulan dan perjuangan keseharian hidup. Amin.
Doa Penutup: Yesus Kristus yang kami imani sebagai Sang Allah, kami mengucap syukur atas pengajaran-Mu pada hari ini yang telah menguatkan kami untuk terus menyatakan pengakuan iman dalam keseharian hidup kami orang percaya. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Pdt. Franciska Marcia J. Silaen- Pendeta Fungsional Biro SMIRNA HKBP