Renungan Harian HKBP | 26 Agustus 2023
Doa Pembuka: Bapa kami yang bertahta di dalam Kerajaan Surga, kami bersyukur untuk kasih setia dan penyertaanMu yang kami terima di hari yang baru yang masih Engkau berikan bagi kami. Kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya Engkau memberikan damaiMu ke hati dan pikiran kami agar kami dapat menerima FirmanMu dan melakukannya di dalam kehidupan kami. Dalam Kristus Yesus kami sampaikan doa kami, Amin.
Renungan: Yohanes 17 : 18, “ Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia”.
Bapak, Ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Pada suatu kesempatan, saya berkunjung ke salah satu museum seni yang didalamnya tentu terdapat banyak lukisan yang indah. Pandangan dan perhatian saya seakan-akan ditarik oleh suatu lukisan yang ternyata dilukis oleh seorang seniman besar yang sudah meninggal dunia. Namun, ketika saya melihat secara lebih dekat, saya menyadari bahwa ada nama seorang seniman muda yang dituliskan disampingnya, lalu saya bertanya – tanya, apa artinya nama seniman muda itu dituliskan disitu. Ternyata, seniman muda ini adalah murid dari seniman terkenal tersebut. Sebelum meninggal, sang seniman besar mengajarkannya banyak hal tentang teknik dan ekspresi dan sekarang, sang murid sudah meneruskan karya seni gurunya dengan gaya dan kreatifitasnya sendiri. Karya seni ini bukan hanya warisan dari seniman terkenal, tetapi juga bukti penghargaan sang murid terhadap pelajaran dan warisan yang diterimanya.
Situasi ini jugalah yang mengingatkan kita akan konsep pengutusan yang ditemukan di dalam nats Injil Yohanes 17 : 18 bagi kita pada hari ini. Nats kita pada hari ini merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus kepada Bapa di Surga sebelum Dia menghadapi penderitaan dan kematianNya. Dalam ayat ini, Yesus berbicara kepada Bapa tentang murid – muridNya, menyatakan bahwa Dia telah mengutus mereka ke dunia, hampir sama dengan bagaimana Bapa mengutus Yesus ke dunia.
Ketika Yesus berbicara tentang pengutusanNya oleh Bapa dan pengutusanNya terhadap murid – muridNya, ini adalah lebih dari sekadar tugas yang diberikan, ini merupakan warisan rohaniah yang diteruskan dari guru kepada murid, dari Kristus kepada kita. Layaknya sang seniman muda yang meneruskan karya seni gurunya, kita juga dipanggil untuk meneruskan karya Kristus di dunia ini. Kita merupakan pewaris ajaran, cinta dan kasihNya. Kita tidak hanya meneruskan tugas – tugasNya, tetapi juga meneruskan nilai – nilai dan tujuanNya. Seperti sang seniman muda yang menambahkan sentuhan kreatifitasnya, kita juga memiliki tanggungjawab untuk menjalankan pengutusan ini dengan cara yang unik dan pribadi.
Tentunya kita menyadari bahwa panggilan dan pengutusan yang kita terima, bukanlah hal yang mudah atau sepele, bahkan merupakan sebuah hal yang berat dan besar. Tapi kita juga harus bersyukur dan percaya bahwa Tuhan kita tidak hanya memanggil dan mengutus kita secara sembarangan, tapi Ia juga memberikan kekuatan dan perlindungan bagi kita yang dipanggil dan diutusNya menjadi umatNya yang memiliki tanggungjawab untuk melanjutkan karya Kristus di tengah – tengah dunia ini. Contohnya, di dalam ayat 15, Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa untuk melindungi murid – muridNya dari bahaya dan pengaruh dunia jahat di dalam tugas dan tanggungjawab mereka yang diutus. Pun dalam kisah – kisah pengutusan di Perjanjian Lama juga, Allah juga senantiasa memberikan kekuatan sebelum Ia mengutus para nabi – nabi yang dipilih dan dipanggilNya untuk mengemban tanggungjawab, seperti kepada Nabi Yeremia dan Nabi Yesaya. Kita pun harus meyakini bahwa kita juga diberikan Tuhan kekuatan dan perlindungan untuk menjadi umat pilihan Tuhan yang diutus untuk menjadi berkat di tengah – tengah dunia yang penuh dengan kekelaman ini.
Bapak, ibu, saudara/i yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Nats ini juga mau mengajarkan kepada kita bahwa Kristus bukan hanya sebagai seorang guru bagi orang Kristen yang telah dilahirkan kembali, tetapi juga teladan utama bagi Orang Kristen. Yesus menyatakan bahwa Dia hanya dapat bertindak sesuai dengan kehendak Allah Bapa. Demikian juga, orang – orang percaya hanya boleh bertindak sesuai dengan perintah Kristus. Yesus mengutus dua belas murid untuk menyebarkan kebenaran dan Dia juga melakukan hal yang sama dengan orang – orang Kristen saat ini, Kristus mengutus kita semua pada saat ini. Pernyataan ini juga mendukung pernyataan Yesus sebelumnya bahwa mereka yang mengikutiNya akan melakukan “pekerjaan – pekerjaan yang lebih besar” daripada yang Dia lakukan. Sebagai orang – orang yang ditinggalkan di dunia untuk membawa pesan Tuhan, semua orang Kristen dimaksudkan supaya terus menyampaikan ajaran dan kebenaran Tuhan, seperti yang dilakukan Yesus.
Allah Bapa mengutus Kristus ke dalam dunia untuk menyelesaikan tugas atau sebuah misi khusus. Status Yesus sebagai Anak Allah tidak membuat Ia kebal dari penderitaan dan kesulitan. Bahkan, ketaatan kepada Bapa, mengharuskan Yesus untuk memikul salib. Demikian juga, orang – orang yang percaya kepada Kristus tidak akan kebal atau terlindung dari bahaya, penderitaan atau kesulitan “hanya karena” mereka adalah milik Kristus, tapi setiap Orang Kristen yang percaya dan mau memberitakan kebenaran akan Kristus akan beroleh kekuatan di dalam setiap pergumulan, penderitaan dan ujian di dalam kehidupannya.
Ada 3 hal yang dapat menjadi modal atau kekuatan bagi setiap orang Kristen yang sudah diutus oleh Kristus untuk menjadi penerus karya Kristus di tengah – tengah dunia ini, yaitu :
Pertama, Kesatuan dengan Kristus. Keberhasilan dan kemampuan kita di dalam tugas dan misi ini akan sangat berhubungan kepada kesatuan kita dengan Kristus. Melalui doa dan pertumbuhan rohani, kita dapat memperkuat hubungan kita denganNya, sehingga kita bisa menjalani panggilan kita dengan kuat.
Kedua, Doa sebagai Pendorong Panggilan dan Pengutusan. Seperti Yesus yang berdoa kepada Bapa, doa juga menjadi pendorong utama dalam panggilan dan pengutusan kita. Melalui doa, kita dapat beroleh petunjuk, kekuatan dan kasih Allah dalam menjalankan tanggung jawab pelayanan kita.
Ketiga, Komitmen dalam Panggilan dan Pengutusan. Melalui ayat ini, kita diingatkan akan komitmen kita sebagai umat Kristen. Panggilan dan pengutusan bukan hanya untuk pelayan tahbisan yang ada di gereja, tetapi merupakan panggilan kolektif bagi setiap orang percaya untuk berkontribusi dalam menyebarkan kabar baik di tengah – tengah dunia ini.
Semoga kita semua diberkati dan diberikan kekuatan dari Tuhan untuk menjalani panggilan dan pengutusan ini dalam kehidupan kita sehari – hari, membawa terang Kristus ke dalam dunia yang membutuhkan harapan dan kasih. Tuhan memberkati kita, Amin.
Doa Penutup: Kami mengucapkan syukur kepadaMu ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang sudah kami dengarkan hari ini yang menyadarkan kami bahwa kami sebagai Orang Kristen yang percaya kepada Kristus sudah engkau panggil dan utus untuk menjadi anak – anak Tuhan yang melanjutkan karya Tuhan di tengah – tengah dunia ini. Kami memohon kekuatan daripada Tuhan agar kami mampu menjadi seorang Kristen yang dapat memberitakan kabar baik kepada dunia ini melalui sikap dan perilaku kami yang meneladani kasih Kristus dalam setiap langkah perjalanan kehidupan kami. Kami sampaikan doa kami, di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Penebus Kehidupan kami, Amin.
C.Pdt. Jeremy Sidauruk, S.Th (Melayani di Kantor Departemen Koinonia HKBP)