Renungan Harian HKBP | 21 Juli 2023

Doa Pembuka:

Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.    

  

Nats Renungan: 1 Yohanes 3 : 23, “Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.”


Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, dalam ayat ini ada dua hal yang dianjurkan untuk kita lakukan. Yang pertama, percaya akan nama Yesus; dan yang kedua, mengasihi. Jika kita sudah melakukan yang pertama, yaitu percaya; maka kita pun harus melakukan yang kedua, mengasihi. Kasih adalah inti ajaran Kristen. Mengasihi, adalah orientasi kehidupan beragama orang Kristen, yang menurut Mat 22:34-40 dikatakan sebagai Hukum Yang Terutama yang harus kita lakukan kepada dua pihak, yaitu: 

Pertama, Secara vertikal (ke atas): Mengasihi Allah. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” dan kedua, Secara horizontal (di dunia ini): Mengasihi sesama manusia. “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 

Tindakan kasih merupakan buah iman kita kepada Tuhan. Dalam Yoh 14:15 dikatakan: Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu Bukti bahwa kita mengasihi Tuhan, berarti kita harus melakukan perintah-perintahNya. Perintah Tuhan yaitu apa yang tertulis di dalam Alkitab, termasuk Hukum Taurat. Kasih kepada Tuhan bukan hanya melalui mulut (lip service), tetapi harus dilakukan atau ditunjukkan dalam perbuatan hidup sehari-hari, terutama dengan saling mengasihi di tengah-tengah hidup persekutuan di dunia ini, terhadap sesame manusia. Bila kita mengasihi Allah, maka harus kita tunjukkan dengan mengasihi sesama manusia. Dan bila kita mengasihi sesama manusia, itu juga berarti kita perbuat kepada Tuhan (bisa saudara baca Matius 25:40). Dalam hidup persekutuan, terutama persekutuan orang Kristen, kita harus saling mengasihi. Bukan hanya kita yang mengasihi orang lain, tetapi sebaliknya kita pun harus mengasihi orang lain. Atau, bukan hanya orang lain mengasihi kita, tetapi kita pun harus mengasihi orang lain. 

Kalau kita mendalami Alkitab, paling sedikit ada dua aspek kasih kepada sesama manusia, yaitu: Pertama, Memberi (to give). Memberi sesuatu dengan maksud untuk meringankan beban hidup orang lain, yaitu orang yang susah dan orang yang membutuhkan pertolongan. Allah mengasihi manusia, dengan memberi anakNya Yesus Kristus datang ke tengah-tengah dunia ini. Di Yohanes 3:16 dengan jelas dikatakan: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (dapat kita baca juga Injil Lukas 10:25-37 perumpamaan tentang Orang Samaria Yang Murah Hati). Yesus pun dalam mengasihi manusia, juga “memberi.” Apa yang diberikan Yesus kepada manusia dalam rangka menunjukkan kasihNya? Memberi waktuNya, tenagaNya, memberi nasehat, memberi pengajaran, memberi kesembuhan kepada orang-orang sakit. Puncak kasih Kristus kepada manusia adalah memberi diriNya, nyawaNya mati di kayu salib, untuk menebus manusia dari belenggu dosa. Kasih bukan perasaan, tetapi tindakan memberi. Kalau saudara mengasihi sesamamu, apa yang dapat saudara berikan? “Memberi”, bisa saja dalam bentuk materi atau uang. Namun “memberi” bukan hanya dalam bentuk materi atau uang, tetapi banyak hal, seperti: memberi waktu, tenaga, pikiran, dan lain-lain.

Kedua, Mengampuni atau memaafkan (to forgive). Yesus mengasihi manusia dengan mengampuni dosa-dosa manusia melalui kematianNya di kayu salib. Itu yang harus kita tiru dan teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengampuni, berarti mengasihi musuh, berbuat baik kepada orang yang membencimu, meminta berkat bagi orang yang mengutuki kamu, berdoa bagi orang yang mencaci kamu, memberi pipi kananmu bagi orang yang menampar pipi kirimu (Luk.6:27-29). Dalam isi Doa Bapa Kami, yang dicatat di Matius 6:9-13, ada kalimat: “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Itu berarti, dosa kita akan diampuni oleh Tuhan, hanya apabila kita mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita, orang yang membenci, mencaci dan mengutuki kita. Itu hal yang sulit untuk kita lakukan, dan kita tidak mungkin dapat melakukannya dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri. Hanya dengan mengandalkan Tuhan kita mampu melakukannya. Agar mampu melakukannya, maka andalkan Tuhan.

Saudara-saudara! Kita telah dikasihi Tuhan, maka tugas dan tanggungjawab kita harus mengasihi sesama manusia, sebagai buah dari kasih Allah dalam hidup kita. Selamat mengasihi! Tuhan memberkati! Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk berkat kesehatan yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kami. Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. FirmanMu itu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Mampukan kami dalam melakukan firmanMu di dalam kehidupan kami sehari-hari. Ajar kami untuk senantiasa hidup dalam kasih di tengah-tengah persekutuan kami. 

Pagi hari ini, kami akan kembali memulai kegiatan, aktivitas dan pekerjaan kami; kiranya Tuhan berkenan menyertai dan menolong kami, agar kami dapat melakukannya dengan baik seturut dengan kehendakMu. Kiranya Tuhan senantiasa berkenan mencukupkan kebutuhan hidup kami sehari-hari. Berkati, sertai dan jaga anak-anak kami; yang sedang berada di sekolah mengikuti proses belajar, agar kiranya Tuhan memberi semangat dan kesungguhan dalam belajar, beri kepintaran, agar menjadi bekal di dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Yang masih kecil, kiranya Tuhan memberi kesehatan dan pertumbuhan yang baik; yang sedang mencari pekerjaan, kiranya Tuhan berkenan memberikannya. 

Saudara-saudara kami yang dalam keadaan sakit, agar Tuhan melawat mereka, memberi kasihMu, memberkati proses pengobatan yang sedang mereka jalani, agar menjadi saluran berkat Tuhan untuk memberikan kesembuhan. Berkati keluarga dan saudara-saudara kami, di manapun mereka berada, agar kiranya Tuhan senantiasa menjaga dan memberkati mereka. Ajar dan ingatkan kami untuk senantiasa bersyukur atas berkat-berkat yang sudah kami terima dari Tuhan. Beri kami hikmat dan pengertian, agar kami dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Hapuskan dosa dan kesalahan yang kami perbuat, agar kami senantiasa layak di hadapanMu. Dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.  

Pdt. Manaris Rikson Edianto Simatupang MTh – Bendahara Umum HKBP

Pustaka Digital