Renungan Harian HKBP | 2 September 2023
Selamat pagi bapak/ibu dan saudara-saudari yang di kasihi oleh Yesus Kristus. Shalom. Semoga kita semua selalu dalam perlindungan Tuhan. Hari ini, Sabtu, 02 September 2023, kita kembali berjumpa dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP. Bersama kita akan merenungkan FirmanNya yang hari ini diambil dari Mazmur 107:21. Sebelum kita mulai, Saya mengundang kita untuk terlebih dahulu mengambil saat hening sejenak.
Saat Teduh
Doa Pembuka: Bapa dalam kerajaan surga yang kami kenal melalui Yesus Kristus, kembali kami datang ke hadapanMu untuk mengucap syukur atas pemeliharan dan kasih sayang yang masih kami rasakan hingga saat ini. Sebentar kami akan bersama merenungkan sebagian dari FirmanMu. Berilah kami hikmat dan kebijaksanaan agar bekal ini bisa kami bawa dalam melanjutkan perjalanan kehidupan kami. Demi Kristus, Firman yang telah menjadi Daging, kami berdoa. Amin.
Pembacaan Nats: Mazmur 107:21 “Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.”
Topik: “Tuhan Terus Memelihara”
Ketika mendengar renungan ini, mungkin sebagian dari kita sedang berada dalam kondisi yang serba tertekan. Entah karena urusan di tempat kerja, rumah, atau sekolah/kampus. Atau mungkin, ada yang baru saja keluar dari tekanan-tekanan besar. Kita mungkin pernah mendengar bahwa kehidupan manusia tidak pernah statis. Pasti akan selalu ada momen naik dan turun. Menariknya, sering kali kedua ekstrim kehidupan kita ini membuat kita menjadi sulit melihat pemeliharan Allah. Ada yang berkata bahwa melihat Tuhan dalam momen berkabung jauh lebih sulit ketimbang dalam momen bersuka. Menurut hemat saya, tidak juga. Melihat Allah ketika kita sedang bersuka bukan juga perkara mudah. Inilah mengapa ada yang bergelimang harta namun jatuh dalam dosa korupsi dan contoh lainnya.
Untuk mengantisipasi hal demikian, sulit melihat penyertaan Allah, seorang yang secara keimanan sudah dewasa memerlukan momen untuk rehat dan berfleksi. Momen rehat ini bisa digunakan untuk mengingat kembali tekanan dan hal buruk apa saja yang sudah berhasil dilalui dalam satu kurun waktu. Rehat sendiri bukan akhir dari sebuah perjalanan. Sebaliknya, rehat adalah momen untuk menambah kekuatan untuk melanjutkan perjalanan.
Pada kesempatan ini, Mazmur mengangkat tema yang cukup sering kita dengar yaitu bersyukur. Namun, secara spesifik Mazmur kali ini mengajak kita bersykukur karena penyertaan Tuhan yang secara ajaib berhasil membawa kita keluar dari berbagai momen kelam kehidupan.
Mazmur yang menjadi bacaan kita hari merupakan respons dari keajaiban Tuhan yang membawa kita keluar dari berbagai konsekuensi yang dihasilkan dari dosa masing-masing. Respons ini merupakan satu dari empat ungkapan syukur yang dibicarakan perikop bacaan hari ini. Pemazmur secara nyata menggambarkan empat kasus ekstrim yang terjadi pada hidup manusia. Bila kita telaah lebih dalam, keempatnya merupakan contoh kasus, yang bila terjadi pada seseorang, akan mengancam kehidupannya.
Kita perlu melihat ini sebagai cara pemazmur untuk mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memohon belas kasih Tuhan dan di saat yang bersamaan, seberapa hinanya kita, Tuhan tidak akan pernah memalingkan wajahnya. Pemazmur berhasil meyakinkan kita bahwa keajaiban karya Tuhan masih akan terjadi bagi mereka yang meminta melalui doa dan syukur.
Mungkin kita merasa bahwa berbagai kesulitan yang dihadapi hari ini adalah konsekuensi dari berbagai kesalahan yang pernah kita buat. Tetapi, tidak menutup kemungkinan ini adalah cara Allah menguji keimanan kita. Terlepas dari apapun penyebab utama kesulitan yang kita hadapi, hari ini pemazmur ingin mengajak kita untuk membawa semuanya ke hadapan Allah dan memohon belas kasihNya.
Bila Mazmur bisa menggambarkan betapa berharganya menjaga relasi dengan Allah sejak dahulu, maka hari ini kita juga perlu mengimplementasikannya. Fakta bahwa banyak hal buruk yang sudah kita lalui harusnya menjadi satu testimoni untuk iman kita bahwa memang benar keajaiban Tuhan sudah sungguh nyata dalam kehidupan kita. Hal ini akan terus terjadi selama kita selalu melibatkan Tuhan secara aktif dalam kehidupan.
Penggunaan tentang empat kasus paling ekstrim yang mungkin hadir dalam kehidupan manusia cukup menggambarkan bahwa meski sulit melihat Tuhan dalam kesulitan, nyatanya Ia tetap mengawasi umatNya.
Bacaan hari ini harusnya bisa membuat kita menjadi semakin kerdil secara keimanan. Artinya, dari sekian banyak perkara sulit yang sudah kita hadapi sebelumnya, Tuhan ternyata terus menyertai kita. Tuhan tetap mendengar keluh kesah yang kita panjatkan. Yang menjadi pertanyaan sekaligus tantangan untuk kita saat ini adalah apakah kita masih akan terus bersandar pada kemampuan dan kehebatan kita dalam mengarungi peziarahan iman selama kita hidup? Semoga kita terus mampu melihat penyertaan Tuhan bahkan di momen terkelam kehidupan kita sekalipun. Semoga kita terus bisa merendahkan diri di hadapanNya dan tidak tenggelam dalam kemanusiawian kita. Amin.
Doa Penutup: Allah Sang Sumber Kekuatan, kami berterima kasih untuk sapaanMu melalui Mazmur hari ini. Kami bersyukur kalau ternyata ada banyak kesulitan yang kami hadapi dan sudah Engkau atasi untuk kami. Ajarlah kami terus melihatMu dalam berbagai hal sederhana di sekitar kami. Ajarlah kami untuk terus mampu merendahkan diri sehingga ketika kesulitan yang luar biasa sedang menyapa, kami mampu memohon pertolonganMu. Dalam Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.
Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A.
Staf Kantor Ephorus HKBP