Renungan Harian HKBP | 13 Oktober 2023


Doa Pembuka: Ya Tuhan, kami mengucap syukur untuk setiap hari yang telah Engkau berikan bagi kami. Kuatkanlah hati dan pikiran kami untuk terus menjalaninya bersama-Mu melalui pembacaan firman dan renungan yang selalu menguatkan kami. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.


Nas Renungan: Kisah para Rasul 2:25 “Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah”.


Bersama dengan Tuhan Aku (Kita) Tidak Goyah!


Ibu, bapak, saudari/a yang terkasih, sebagai orang percaya kita berhadapan dengan berbagai pergumulan dan perjuangan yang kadang begitu berat terlebih ketika kita harus menyatakan iman kepada Tuhan di dalamnya. Hal ini dapat kita pelajari dalam nats bacaan pada hari ini.


Jika kita mau semakin memahaminya maka kita perlu melihat latar belakang dari Kis. 2:1-36. Kisah ini menggambarkan dua babak dalam hari (peristiwa) Pentakosta. Babak yang pertama adalah turunnya Roh Kudus bagi para murid yang memampukan mereka dapat berkata-kata dalam berbagai bahasa (Kis. 2:1-13). Babak yang kedua adalah khotbah Petrus yang mengetarkan banyak orang di Yerusalem (Kis. 2:14-36). Dalam khotbahnya, ada dua hal yang ditekankan Rasul Petrus. Pertama, pertobatan. Petrus menyerukan agar orang-orang percaya melakukan pertobatan dan hidup dalam Roh Kudus karena kasih karunia Allah dalam pengorbanan Yesus Kristus. Seruan Petrus ini perlu nyata bagi semua orang percaya dari masa lalu sampai masa kini melalui kehidupan spiritual, moral, sosial, dan etika dalam keseharian hidup.


Dalam hal ini sering kali kita ditantang oleh berbagai hal yang ada di dalam diri kita seperti, “kemauan atau keinginan, kehendak, dan kepentingan pribadi. Kita menjadi lupa akan tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Iman kita menjadi goyah karena berbagai hal tersebut. Seruan pertobatan dalam khotbah Petrus mendorong kita untuk menjadikan Allah sebagai sumber, pusat, dan tujuan hidup, seperti seruan Daud tentang tentang Dia, Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.


Kedua saksi Kristus. Dengan lantang Petrus menegaskan bahwa Ia dan murid- murid Yesus adalah saksi bagi dunia akan keseharian Yesus sejak awal kedatangan- Nya, karya pelayanan, penyaliban, kematian, kebangkitan, dan kenaikan. Itu sebabnya pemberitaan firman dalam berbagai karya, kebaikan, keadilan, kebenaran, keselamatan, dan kasih hadir bagi kemuliaan nama Yesus Kristus, bukan para murid atau kita yang hanya berperan sebagai saksi.


Sebagai orang-orang percaya yang hidup pada masa kini kita memang tidak pernah melihat secara langsung kelahiran, kehidupan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga. Namun melalui iman yang bertumbuh dalam pembacaan Alkitab menguatkan kita untuk semakin menghayati pengajaran Yesus melalui Roh- Nya di dalam keseharian hidup dan kekuatan bagi kita untuk memberitakan firman Allah kepada manusia dan semua makhluk secara nyata. Kis. 2:14-32 yang menjadi perikop nats bacaan pada hari ini juga mengajak kita untuk mampu meneladani Petrus. Ia mengalami perubahan luar biasa dalam kehidupannya. Petrus yang awalnya banyak bicara, penakut, dan menyangkal Yesus, mengalami pembaruan hidup. Ia berubah menjadi seorang pemberani yang mampu memberitakan Injil ke berbagai tempat bahkan mati martir karenanya. Petrus mau mengalami transformasi hidup karena ia telah melihat penderitaan yang amat sangat menyakitkan serta kemenangan Yesus atas maut (kematian). Itu sebabnya Petrus mengangkat pernyataan Daud yang berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.


Khotbah Petrus yang mengangkat pernyataan iman Daud menjarkan kita untuk untuk mampu meneruskan estafet para murid menjadi saksi Kristus dalam berbagai pergumulan dan perjuangan hidup sesulit apapun. Tuhan selalu memberi pengharapan dan kekuatan ketika kita meneladani Daud, yang senantiasa memandang dan yakin bahwa bahwa bersama dengan Tuhan aku (atau kita) orang-orang percaya tidak akan goyah. Amin.


Doa Penutup: Ya Allah Yang Maha Baik, sebagai orang percaya kami memiliki berbagai masa dan waktu hidup yang penuh pergumulan dan perjuangan dalam keluarga, pekerjaan, hubungan sosial dengan sesama dan berbagai hal. Kuatkanlah kami Tuhan, seperti raja Daud, Petrus, dan para murid untuk dapat menghadapinya di dalam iman melalui Roh Kudus-Mu dan menjadi saksi akan kebaikan dan keselamatan dari-Mu kepada sesama manusia dan seluruh makhluk di sekitar kami. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah  berdoa. Amin.

Pdt. Franciska Marcia J. Silaen- Pendeta Fungsional Biro SMIRNA HKBP


Pustaka Digital