Renungan Harian HKBP | 12 September 2023
Shalom Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus Yesus, para pendengar renungan Marturia HKBP, dimana pun anda berada semoga dalam keadaan sehat selalu, sebelum kita mendengarkan firman Tuhan pada hari Selasa 12 September 2023, sebagaimana dalam almanak HKBP, marilah kita saat teduh sejenak dan berdoa. Kita bersatu dalam doa.
Doa Pembuka: Segala Puji dan syukur kami haturkan ke hadiratMu ya Tuhan, atas cinta kasih dan rahmatMu yang tetap mengiringi kehidupan kami. Pada hari ini Tuhan kami akan mendengarkan firmanMu, yang akan disampaikan oleh hambaMu sebagai bekal rohani kami, agar firman-Mu menerangi setiap pekerjaan dan kehidupan kami, sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Untuk itu Tuhan, persiapkan hati dan pikiran kami sehingga FirmanMu dapat tetap tinggal dan berbuah didalam hati kami. Didalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus Tuhan kami, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin
Firman Tuhan pada hari ini tertulis dalam Wahyu 2:10 demikian bunyinya: Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Bapak Ibu yang terkasih dalam Yesus kristus, hari ini kita akan merenungkan pesan rasul Yohanes kepada Jemaat Smirna salah satu dari tujuh gereja di Asia kecil atau yang sekarang kita kenal dengan kota Turki. Mereka menghadapi ragam penganiayaan yang berat dari pemerintahan Romawi oleh karena mereka tidak mau mengakui Kaisar sebagai Tuhan. Sebagai akibatnya ada diantara mereka yang dipenjara dan lainnya mengalami kemiskinan. Namun itu tentu lebih baik dari pada miskin iman.
Adapun Mungkin ada dari antara beberapa kita jemaat Kristen di Indonesia juga mengalami hal yang serupa dimana mereka tidak diijinkan untuk melakukan ibadah Minggu, dan kebaktian lingkungan bahkan untuk memelihara anjing. Mengalami diskriminasi, pelecehan, kekerasan verbal, fisik, dan lainnya. Dari sini kita menjadi tahu bahwa penderitaan adalah bagian kenyataan dari kehidupan yang bisa membuat kita merasa takut dan terancam. Namun Tuhan berkata jangan Takut karena Tuhan telah lebih dahulu mengalahkan Iblis dan penderitaan dengan kematiannya di kayu salib. Bahwa penderitaan itu hanya berlangsung selama ‘sepuluh hari’. Sebuah simbol yang mengartikan periode waktu yang terbatas atau sementara. Sehingga pesan ini menjadi penghiburan dan kekuatan kepada jemaat tersebut dan kepada kita, bahwa ketidakadilan dan kesengsaraan itu akan berakhir pada waktu tertentu. Bahkan jemaat Smirna terbukti sangat setia selama penderitaannya tanpa kompromi dengan iman, tak perduli seberapa lama penderitaannya.
Ini terbukti dengan pengorbanan pemimpin gereja Smirna pada abad ke-2 Masehi yakni St. Polikarpus. Dia adalah murid Yohanes. Karena keteguhan imannya ia harus menghadapi perlawanan dari kaisar Antonius Pius dan kaisar Marcus Aurelius. Pada masa kaisar Marcus Aurelius ia ditangkap dan ia dipaksa utuk menyangkal imannya. Akhirnya ia diadili dan dihadapan pengadilan dia berkata: “Delapan puluh enam tahun ini aku melayani Kristus dan Dia tidak pernah berbuat jahat kepadaku. Bagaimana aku bisa menghujat Raja yang telah menyelamatkanku?”. Akhirnya Polikarpus dijatuhi hukuman mati dengan pembakaran hidup-hidup. Ketika dia dibawah ke tengah arena eksekusi, dia berdoa: Tuhan Allah yang kudus dan abadi, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menghormatiku dengan kehormatan ini, dan Engkau telah mengijinkanku mengambil bagian dalam banyak martir-martir-Mu. Aku berdoa, ya Allah, semoga aku layak untuk menjadi bagian dari penderitaan ini untuk memasuki bagi mahkota kehidupan abadi yang Engkau janjikan." Ketika api dinyalakan, seorang saksi mata mencatat bahwa api tersebut membentuk cakrawala di sekeliling tubuh Polikarpus, seperti seorang "kapas yang membakar, memberi wangi seperti aroma kebijaksanaan." Melihat bahwa Polikarpus tidak terbakar oleh api, pelaksana eksekusi memberi perintah untuk menusuknya dengan tombak. Saat tombak ditusukkan, darah dan air mengalir, tetapi api tidak mempengaruhi tubuhnya. Polikarpus akhirnya meninggal dalam martirinya. Tubuh Polikarpus yang tidak terbakar dikebumikan oleh orang Kristen setempat. Kisah martirinya menjadi terkenal dan dihormati dalam tradisi Kristen. Dia dikenang dalam liturgi gereja, dan tulisan-tulisan tentang martirinya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang Kristen.
Bapak ibu yang terkasih dalam Yesus lambang iman umat Kristiani terletak pada salib, atau penderitaan. Artinya jika kamu mau mengetahu apakah kamu murid kristus sejati lihatlah pada penderitaan yang kamu hadapi. Penderitaan yang kita hadapi sekarang belum ada apa-apanya. Banyak orang Kristen jaman sekarang bermental iman tempe artinya cepat menderita terhadap hal kecil misalnya jika ia tidak didengar langsung mengeluh, jika namanya tidak disebut dalam kata sambutan gereja ia merasa diabaikan dan langsung pindah gereja. Ketika dinasehati ia tidak terima dan menuntut balik. Bahkan dahulu banyak orang ingin melayani di daerah berminyak saja atau kota-kota besar tetapi menghindari desa, jemaat juga sudah sulit ditemukan yang ingin berkorban dan menegakkan keadilan. Sementara kita tau bahwa para martir terdahulu bahkan telah mengorbankan dirinya bahkan rumahtangganya istri dan anakanaknya. Dalam sejarah kekristenan di tanah Batak ada juga martir yang tercatat namanya yakni Samuel Munson dan Henry Lyman. Sehingga pertanyannya apakah darah para martir tidak mengobah motivasi kita dalam menjaga iman kita terhadap Kristus? Mengapa banyak orang menjual agama dan cepat sekali meninggalkan imannya karena penderitaan yang dihadapinya.
Namun perlu kita ingat bahwa ayat ini memberikan hadiah kehidupan kekal bagi orang Kristen yang setia dan mahkota kehidupan yang tidak ada bandingnya dengan emas dan perak apapun seperti dibumi ini. Yang mana semua orang yang setia sekalipun ia miskin materi ia juga bisa memilikinya. Sekarang tugas kita untuk memupuk kualitas kerohanian iman kita agar kita menjadi orang yang setia dan tidak mudah digoda oleh Iblis dengan berbagai tawaran. Caranya adalah dengan setia beribadah kepada Tuhan dan mempelajari firmanNya? Amin
Doa Penutup: Bapa didalam sorga, trimakasih untuk firman-Mu yang sudah kami dengarkan, untuk itu Tuhan ajari kami untuk tetap setia dalam iman kami. Tuhan tidak lupa kami berdoa untuk seluruh jemaat Kristen juga jemaat HKBP dimanapun dalam situasi apapun, Tuhan kiranya memberikan kekuatan, kesehatan, rejeki kepada mereka. Juga seluruh hambaMu yang terus menyampaikan FirmanMu, Pendeta, Guru huria, Diakones, Bibelvrow, Evangelis, juga Sintua berikanlah kesehatan dan segala kerinduan mereka agar dapat terus menyampaikan firmanMu kapanpun. Didalam nama Tuhan Yesus Kristus kami sudah berdoa dan mengucap syukur. Kasih Karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus dan Cinta kasih dari Allah Bapa dan persekutuan dengan roh Kudus kiranya menyertai saudara/i sekalian hari sampai selama-lamanya. Amin
(Pdt. Mikha Uli Simanungkalit S.Si Teol – Pendeta Fungsional Biro Urusan Dana Pensiun HKBP)