Renungan Harian HKBP | 12 April 2023
Bapak, ibu dan saudara, kita berjumpa lagi dalam acara renungan pagi. Kita mau dihantarkan dalam aktivitas keseharian kita dengan Firman Tuhan. Saya mengundang saudara sekalian mengheningkan hati dan pikiran!
Doa Pembuka: Kita berdoa! Ya Allah, Tuhan kami yang bertakhta dalam Kerajaan Sorga. Engkau adalah Allah yang perkasa. Engkau menyertai dan memelihara kehidupan kami. Untuk itu, kami berterima kasih dan bersyukur atas segala kebaikanMu kepada kami. Saat ini, kami mau mau mendengarkan sabdaMu. Terangi hati dan pikiran kami agar kami sungguh-sungguh menjadikan FirmanMu menjadi pelita bagi kehidupan kami. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Firman Tuhan pada hari ini tertulis di kitab Daniel 4:37 Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.
Manusia sangat rentan memperlihatkan kehebatan-kehebatannya dan menginginkan pengakuan dari sesamanya. Apalagi ketika Allah mempercayakannya suatu jabatan, pangkat atau keberhasilan-keberhasilan. Seringkali manusia melakukan ketidakadilan, merendahkan, meremehkan dan menindas sesamanya. Sekali pun tidak semua orang berperilaku seperti itu, tetapi ada banyak orang yang bertindak seperti itu! Salah satunya, Raja Nebukanezar dalam nats ini.
Nebukanezar adalah Raja Babilonia yang boleh dikatakan cukup berhasil membangun daerahnya. Dia adalah tergolong raja yang angkuh dan congkak dan selalu menyombongkon dirinya dihadapan bangsanya. Banyak ketidakadilan dan penindasan yang dilakukannya pada masyarakat kecil. Allah melihat semua perbuatan Nebukanezar dan murka padanya.
Allah mengingatkan Nebukanezar lewat mimpinya. Ia menjadi risau dengan mimpinya tersebut. Banyak orang dari bangsanya untuk mengartikan mimpinya itu. Tetapi, tak satu pun dapat mengartikannya. Hanya Daniel, orang Ibrani yang mengartikan mimpi Nebukanezar tersebut. Karena keangkuhan dan kecongkakan Nebukanezar, ia menjadi gila seperti binatang. Ayat 16 menyebutkan “biarkanlah hati manusianya berubah dan diberikan kepadanya hati binatang. Demikianlah berlaku atasnya sampai tujuh masa berlalu.”Namun, setelah tujuh masa berlalu, Allah menggembalikan kesadaran Nebukanezar. Saat itulah, Nebukanezar mengakui kebesaran Allah.
Bapak, ibu dan saudara pendengar! Dalam diri kita ini ada yang disebut “ego” yang butuh pengakuan-pengakuan dari banyak orang. Agar orang-orang mengatakan kita ini hebat dan luar biasa. Sadar atau tidak sadar, kita melakukan banyak hal dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang terdapat dalam diri kita hanya untuk rasa “ego” kita sendiri. Sikap yang demikian dekat dengan tindakan yang “arogan,” merendahkan dan meremehkan orang lain.
Nas ini ingin menyadarkan dan mengajak kita semua, bahwa hidup kita tergantung pada Allah. Segala yang ada, yang kita miliki bersumber dari Allah dan muaraNya juga pada Allah. Roma 11: 33, 36, “O alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselami keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya….Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Bapak, ibu dan saudara pendengar sekalian! Mari luangkan waktu untuk mengevaluai dan melakukan “rekflesi diri” atas semua perkataan, sikap, tindakan dan perbuatan kita. Agar kita selalu sadar bahwa sehebat apa pun kita, tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan yang Maha Kuasa itu. Evaluasi dan refleksi diri ini penting bagi kita semua bapak, ibu dan saudara pendengar! Kita harus belajar dan mau membuka diri untuk dituntun oleh Roh Tuhan. Dengan tuntunan RohNya, kita mampu merendahkan diri dan merendahkan hati kita. Sehingga pertobatan dan perubahan hidup yang meliputi perkataan, sikap, perbuatan dan tindakan terjadi dalam diri kita.
Seiring dengan pertobatan dan perubahan hidup itu, kita akan meninggikan dan memuji Allah sebagaimana pengakuan Raja Nebukanezar ini: “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.” Amin
Doa Penutup: Kita berdoa!Bapak, kami berterima kasih atas sabdaMu pada hari ini. SabdaMu benar-benar menyadarkan kami, bahwa kami adalah ciptaanMu yang senantiasa bergantung pada pemeliharaanMu. Segala sesuatu yang ada pada kami bersumber dari padaMu ya Allah. Itu semuanya bermuara pada Allah juga. Tuhan menghendaki kami, supaya kami mau diperbaharui olehMu. Agar kami dapat melihat kebesaran dan merasakan kebaikan-kebaikanMu dalam hidup kami. Mampukan kami untuk memuji dan meninggikanMu ya Allah, melalui totalitas hidup dan kehidupan kami. Dalam Yesus Kristus. Amin.
Pdt. Fortunate Siagian, S.Th (Kabiro TIK HKBP)