Renungan Harian HKBP | 11 September 2023

Syalom, bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita kembali berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, marilah kita berdoa! 

Doa Pembuka: Kami memuji Engkau ya Allah, atas segala kebaikanMu yang kami terima hingga hari ini. Kami bersyukur karena Engkau masih menyediakan hari yang baik untuk kami boleh melanjutkan pekerjaan kami hari ini. Siapkanlah kami ya Tuhan, dengan FirmanMu yang akan kami dengarkan. Kami mohon tuntunan Roh KudusMu, melaui nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Bapak, Ibu, saudara dan saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Amsal 21:23 “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.”

Bapak, ibu dan saudara saudari sekalian! Semua manusia menerima berkat dari Allah. Wujud badan kita, pengetahuan dan pengalaman hidup semuanya adalah bagian dari berkat Tuhan. Sudah sepatutnya kita bersyukur beberapa dari kita memiliki anggota tubuh yang lengkap, termasuk mulut dan lidah kita. Kalau dipikir-pikir, betapa baiknya Allah yang menempatkannya disisi depan bagian wajah kita, sehingga berhubungan dengan sistem pernapasan, jalur makanan sebagai sumber gizi bagi tubuh, serta bila berkomunikasi lebih leluasa berhadapan dengan lawan bicara. Fungsinya diatur sedemikian rupa oleh Allah. Namun, sedemikian baiknya pun diciptakan Allah, banyak manusia yang tidak menggunakannya sesuai dengan fungsinya. 

Nah, bapak ibu ternyata sering sekali manusia mengabaikan berkat yang telah diterimanya dari Allah. Mulut dan Lidah yang diciptakan dengan baik oleh Allah pun sering disalahgunakan manusia. Sehingga sering sekali yang baik itu berubah menjadi malapetaka. Salah satunya adalah, manusia sering menggunakan mulut dan lidahnya untuk memfitnah temannya. Itulah sebabnya, orang yang pendiam sekalipun bila berbicara tentang fitnah, ia bisa berubah menjadi seperti orang yang banyak bicara. Manusia sangat condong dengan kesalahan orang-orang di sekitarnya, yang begitu asyik digosipkan, sehingga lupa menggunakan mulut dan lidahnya dengan baik. 

Renungan kita pada saat ini, bapak ibu, mengingatkan kita untuk lebih memelihara mulut dan lidah kita. Dari cara bicara setiap orang memang tidak bisa dibatasi, karena masing masing manusia memiliki cara bicaranya sendiri. Seorang yang pendiam sekalipun tidak menentukan dia menggunakan alat bicaranya dengan baik atau tidak. Maka, dari kata memelihara ini kita diajak untuk menguasai diri saat menggunakan mulut dan lidah. Berusaha mengontrol cara bicara adalah salah satu bentuk penekanan kepada diri sendiri, agar terlebih dahulu memikirkan kata-kata sebelum mengucapkannya. Karena orang-orang yang dapat memeliharanya, memelihara mulut dan lidahnya, akan terpelihara juga dari kesukaran. Ini terbukti juga dengan ucapan bijak yang mengatakan mulutmu adalah harimaumu. Bila mengucapkan kata-kata fitnah dan tidak sesuai dengan fakta bisa berakibat fatal dan merugikan diri sendiri. 

Oleh karena itu, bapak ibu marilah menggunakan mulut dan lidah kita menurut pemeliharaan Allah. Agar sekiranya, kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah Firman Allah dan kata-kata yang disirami oleh Firman Allah. Sehingga, tidak melukai tetapi memberikan penghiburan dan kebahagiaan bagi diri kita sendiri dan orang yang mendengarnya. Amin 

Doa Penutup: Mari kita berdoa! Ya Allah, kami mengucap syukur atas FirmanMu hari ini. Mengingatkan kami supaya lebih berhati-hati menggunakan mulut dan lidah yang Engkau karuniakan kepada kami. Kiranya melalui Roh KudusMu kami dikuatkan memelihara mulut dan lidah kami, supaya kami gunakan sesuai dengan fungsi kehidupan yang Engkau berikan, dan kiranya menjadi berkat juga kepada orang-orang di sekitar kami, memperoleh penghiburan dan kebahagiaan daripada Engkau ya Allah melalui diri kami sendiri. Sertailah kami selalu ya Allah, melalui anakMu Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

C.Pdt. Mega Masria Siagian, S.Th (Melayani di Kantor Sekjend HKBP)

Pustaka Digital