Renungan Harian HKBP | 1 April 2023
Shalom Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus Yesus, para pendengar renungan Marturia HKBP, dimana pun anda berada semoga dalam keadaan sehat selalu, sebelum kita mendengarkan renungan pada hari Sabtu ini tanggal 1 April 2023, sebagaimana ayat harian alamanak HKBP, marilah kita saat teduh sejenak dan berdoa. Kita bersatu dalam doa!
Doa Pembuka: Segala Puji dan syukur kami haturkan ke hadiratMu ya Tuhan, atas cinta kasih dan rahmatMu yang tetap mengiringi kehidupan kami. Pada hari ini Tuhan kami akan mendengarkan firmanMu, yang akan disampaikan oleh hambaMu sebagai bekal rohani kami, agar firman-Mu menerangi setiap pekerjaan dan kehidupan kami, sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Untuk itu Tuhan, persiapkan hati dan pikiran kami sehingga FirmanMu dapat tetap tinggal dan berbuah didalam hati kami. Didalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus Tuhan kami, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Renungan pada hari ini tertulis dalam Yesaya 64:8 demikian bunyinya: Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Demikian Firman Tuhan.
Bapak Ibu yang terkasih dalam Kristus Yesus Yesaya 64 ini merupakan doa Israel memohon pegampunan dan penyertaan Allah. Dalam keputusasaan dan kehancuran mereka mengingat bahwa hanya Tuhanlah yang mampu melepaskan dan memulihkan mereka untuk keluar dari pembuangan Babel. Tuhanlah yang empunya kuasa dan yang menciptakan mereka sehingga mereka memanggilnya dengan Bapa. Tidak ada agama yang memiliki hubungan yang sedekat ini sehingga kita mampu memanggil Allah yang maha tinggi menjadi bapa kita tanpa suatu syarat. Disini Allah yang maha tinggi telah menjadi sangat dekat dengan ciptaannya. Layaknya seorang anak kepada ayahnya ia menjadi tidak canggung dan terbuka dihadapan ayahnya akan seluruh kesalahan masa lalunya dan memohon kembalinya hati ayahnya. Tuhan sebagai penjunan dan manusia sebagai debu/tanah liat menunjukkan bahwa Tuhan kita maha/adikodrati sedangkan kita manusia bersifat kodrati, terbatas ruang dan waktu.
Dengan mengakui bahwa mereka adalah debu, ini sebenarnya adalah pengakuan kerapuhan dan penyerahan diri total mereka dihadapan Bapa Penciptanya. Tanpa Tuhan mereka tentu tidak bisa apa apa. Debu adalah gambaran kefanaan. Sama seperti gelas yang mudah sekali hancur apabila terjatuh atau tersenggol. Demikianlah kehidupan manusia yang dapat mati kapan saja mungkin karna sakit penyakit, kecelakaan, dan lainnya. Umur manusia pun beberap tidak sampai umur 70 tahun. Manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi Debu. Manusia yang terbuat dari Debu dapat hancur kapan saja. Jika kita tau bahwa kita hanyalah Debu kenapa masih ada manusia yang berlaku sombong terhadap sesamanya dan kenapa ada manusia yang bersandar pada diri sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Oleh karenanya Tuhan sebagai penjunan yang bisa merobah kehidupan mereka, merobah bentuk mereka dari bentuk kehidupan sekarang kepada kehidupan yang lebih baik lagi.
Hidup kita memang tergantung kepada Allah, namun satu hal yang perlu kita ingat bahwa Allah pencipta kita tidak akan pernah membiarkan kita apabila kita memang telah menyesal dan berharap kepadanya. Seorang Ayah tidak akan pernah meninggalkan anaknya dalam keadaan apapun. Namun untuk mendidik seorang anak, ayahnya perlu menghajarnya dengan pelajaran yang berharga. Demikian halnya Allah, perlu menghukum bangsa Israel agar mereka mengerti akan kesalahan mereka.
Bapak ibu yang terkasih dalam Kristus Yesus ada sebuah ilustrasi tentang seorang anak yang telah lama tidak berjumpa dengan ayahnya, sehingga pada suatu kesempatan ia berjumpa dengan ayahnya. Kini mereka menjadi canggung, namun ayahnya tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk anaknya, namun anaknya masih menganggap ayahnya orang yang jahat karena telah meninggalkannya selama ini. Hingga suatu kali ayahnya jujur bahwa ayahnya pergi meninggalkan rumah untuk berperang membela negaranya. Mendengar hal itu si anak menjadi terdiam dia telah menghakimi ayahnya selama ini. Padahal sebenarnya ayahnya adalah pahlawan negara. Namun ia telah menjadi sadar dan membuat suatu pelajaran yang berharga bahwa waktu yang telah hilang itu dapat diperbaiki dengan menciptakan momen yang bahagia untuk kedepannya. Demikianlah bapak ibu saudara/i ku yang terkasih dalam kristus Yesus, mungkin selama ini kita telah salah menilai Allah kita tidak peduli namun sebenarnya Bapa kita itu hadir dalam setiap pergumulan hidup kita.
Kita sering bernyanyi Ya abba bapa ini aku anakmu pakailah sesuai dengan rencanamu. Maka dari itu kita harus berserah pada rencana Tuhan dalam hidup kita. Apun yang kita alami kita tidak perlu takut sebab ada Bapa disorga yang selalu setia menemani kita dalam suka maupun duka. Bapak Gereja Calvin mengatakan bila beban hidup kita berat semua akan menjadi ringan jika kita tahu bahwa Tuhanlah pembimbing dari seluruh hidup kita itu. Oleh karena itu mari kita berserah kepada Tuhan. Amin
Doa Penutup: Bapa di dalam sorga, terima kasih untuk firman-Mu yang sudah kami dengarkan, untuk itu Tuhan ajari kami untuk menjadi anak yang penurut yang mau belajar dan berserah kepada Tuhan saja. Tuhan tidak lupa kami berdoa untuk seluruh jemaat Kristen juga jemaat HKBP dimanapun dalam situasi apapun, Tuhan kiranya memberikan kekuatan, kesehatan, rejeki kepada mereka. Juga seluruh hambaMu yang terus menyampaikan FirmanMu, pendeta, guru huria, diakones, bibelvrow, evangelis, juga sintua berikanlah kesehatan dan segala kerinduan mereka agar dapat terus menyampaikan firmanMu kapanpun. Didalam nama Tuhan Yesus Kristus kami sudah berdoa dan mengucap syukur. Kasih Karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus dan Cinta kasih dari Allah Bapa dan persekutuan dengan roh Kudus kiranya menyertai saudara/i sekalian hari sampai selama-lamanya. Amin.
Pdt. Mikha Uli Simanungkalit S.Si Teol – Staf Biro Urusan Dana Pensiun HKBP