UEM Inside!: Ragam Pelayanan UEM di 3 Wilayah Misi
Dalam UEM Inside! edisi September 2023, Sekretaris Jenderal UEM, Pdt. Volker Martin Dally menyampaikan update tentang situasi dan kondisi di 3 wilayah misi UEM (Asia, Afrika, dan Jerman) selama beberapa bulan belakangan ini.
Sebelum menyampaikan informasi, Pdt. Dally terlebih dahulu mengabarkan keputusan penting hasil pertemuan UEM di Sri Lanka, yakni terpilihnya Dr. Andar Parlindungan sebagai Sekretaris Jenderal UEM yang baru, yang akan mengambil alih tugas Pdt. Dally pada 1 Maret 2024 mendatang.
Sehubungan dengan berakhirnya waktu pengajuan calon Sekretaris Jenderal UEM pada 31 Juli lalu, dewan komite nominasi melanjutkan proses pemilihan pada tahap peninjauan. 3 kandidat telah diundang untuk diwawancara oleh dewan, pada 5 September, di Sri Lanka. Setelah melalui beberapa pertimbangan, dewan memilih Pdt. Dr. Andar Parlindungan sebagai Sekretaris Jenderal UEM, tepat di hari berikutnya. Di saat yang sama, beliau juga dimandatkan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal dengan tujuan untuk sosialisasi. Jabatan fungsional Wakil Sekretaris Jenderal akan dialihkan kepada Pdt. Dr. Dyah Krismawati, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Wilayah Asia, tepat saat Pdt. Parlindungan dilantik secara resmi pada Maret 2024 mendatang.
Pdt. Parlindungan merupakan seorang Pendeta tahbis gereja HKBP di Indonesia. sejak tahun 2014 beliau menjalani pelayanan di UEM sebagai Sekretaris Eksekutif Pelatihan dan Pemberdayaan. Dalam posisi tersebut, beliau juga merupakan anggota dari Dewan Direksi (Tim Manajemen) UEM.
Pdt. Dally melanjutkan laporannya tentang kegiatan-kegiatan yang baru saja dilaksanakan UEM, yang dirangkum menjadi 6 kegiatan penting:
1.Konferensi Kemitraan di Bonn (Jerman). Dari tanggal 21-25 Mei lalu, UEM mengadakan konsultasi kemitraan dengan partisipan yang berasal dari Gereja Injili di Rhineland, Gereja Injili Westphalia, Gereja Injili Huria Kristen Batak Protestan, serta Keuskupan Barat Laut Gereja Lutheran Injili di Tanzania. Ke-69 peserta memanfaatkan 5 hari di Bonn (Jerman) untuk membahas tantangan terkini pelayanan gereja mitra di Afrika, Asia, dan Eropa. Kemitraan gereja internasional tentunya membawa pengalaman dan pembelajaran spiritual yang baru, mempererat persahabatan, dan memperluas wawasan lintas budaya.
2.Hari Gereja Protestan (Deutscher Evangelischer Kirchentag) di Jerman. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 7-11 Juni 2023, di kota Nuremberg, Bavaria, dengan motto “Sekaranglah Waktunya.”
3.Kunjungan Solidaritas ke Gereja CBCA di Kongo Timur. Pada 29 Juni – 4 Juli, Moderator UEM, Bishop Keshomshahara, memimpin delegasi 6 pemimpin Afrika dari anggota UEM, yang mengunjungi gereja CBCA di Goma, Kongo Timur, dan beberapa tempat pengungsi perang di wilayah Kivu.
4.Konferensi Mantan Rekan Kerja UEM. Konferensi ini berlangsung dari tanggal 7-9 Juli di Holy Mountain, Wuppertal. Di tahun ini, Moderator, Bishop Dr. Abednego Keshomshahara bergabung secara resmi dalam konferensi dan menyampaikan berkat pada ibadah penutupan.
5.Publikasi Jerman tentang “Perekrutan Internasional Spesialis Keperawatan di Diakonia” dan Pergantian Staf. Program Diakonia Internasional UEM baru-baru ini mengabarkan “perekrutan spesialis keperawatan internasional di diakonia” dalam bahasa Jerman, untuk mnggambarkan situasi yang dihadapi rekan-rekan kerja dari Filipina. Pertemuan ini membahas berbagai masalah yang dihadapi dan strategi apa yang tepat untuk menghadapi beragam permasalahan tersebut.
6.Pelatihan Kepemimpinan di Kalimantan (Indonesia). Di bulan Agustus, UEM melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan di Kalimantan (Indonesia) yang diselenggarakan oleh Pdt. Andar Parlindungan dan tim. Ke-12 pemimpin gereja dari Asia, Afrika, dan Jerman turut hadir di gereja lokal GKE pada tanggal 9-17 Agustus. Pelatihan Kepemimpinan secara khusus membahas topik “Masyarakat Adat dan Iklim dalam Bahaya”.
Menutup pemberitaan laporannya, Pdt. Dally turut berbagi tentang pengalamannya bertemu dengan mantan saksi mata pembantaian di Indonesia yang terjadi pada tahun 1965-1966. Pembantaian ini merupakan gejolak kudeta politik Indonesia yang merugikan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menjadi catatan kelam sepanjang Sejarah bagi masyarakat Indonesia.
Unduh PDF pada link ini