SYUKURAN HARI JADI ke-16 TAHUN HKBP AIDS MINISTRY
HKBP Aids Ministry (Pelayanan HKBP bagi pengidap Aids) mengadakan hari jadi ke-16 tahun di Gedung Serbaguna HKBP Balige (29/3). Syukuran Hari Jadi ke-16 Tahun HKBP Aids Ministry ini dihadiri oleh Pimpinan HKBP, yaitu Ephorus HKBP, Sekretaris Jenderal HKBP dan Ketiga Kepala Departemen HKBP.
Rangkaian acara Syukuran Hari Jadi ini diawali dengan acara ibadah, foto bersama Pimpinan HKBP dan para Undangan, Kata Sambutan, pemutaran video pelayanan HAM, launching website HAM (peresmian pergantian nama Komite HIV Aids HKBP menjadi HKBP Aids Ministry), pemotongan kue ulang tahun, bedah buku “Tegar”, pembacaan komitmen oleh Sekretaris Eksekutif HAM, pemeriksaan sukarela dan konseling HIV. Adapun ketua panitia dari keberlangsungan acara ini adalah dr. Binsar Naibaho.
Ibadah dilayani oleh Kepala Departemen Marturia, Pdt Dr Anna Vera Pangaribuan sebagai Liturgis I, Pdt Sentosa Parapat (Pendeta Jemaat di GKPI) sebagai Liturgis II, Praeses HKBP Distrik XI Toba-Hasundutan, Pdt Donda Simanjuntak, STh sebagai pendoa syafaat, dan Pdt David Farel Sibuea, MTh, DMin sebagai pengkhotbah.
Lembaga HKBP turut mengisi acara ibadah diacara syukuran ini. Akademi Keperawatan RS Balige HKBP menampilkan rarian tentang pengampunan dosa. Begitupula, dengan Sekolah Tinggi Bibelvrauw HKBP dan Sekolah Tinggi Diakones HKBP turut menyanyikan lagu pujian melalui paduan suara.
Dalam perjalanannya, HKBP Aids Ministry awalnya dinamakan Komite HIV Aids HKBP. Namun, setelah diskusi dengan para pimpinan HKBP dan diskusi dengan ELCA sebagai pendukung utama pelayanan ini, maka nama Komite HIV Aids diperbaharui menjadi HKBP Aids Ministry (HAM), demikian penjelasan Sekjen dalam khotbahnya mengenai perubahan nama Komite HIV Aids HKBP.
Dengan nats khotbah dari 1 Korintus 12:26, Sekjen mengawali khotbahnya dengan mengatakan jika salah satu anggota tubuh rusak, pasti akan berpengaruh kepada anggota tubuh yang lain. Begitu juga, anggota tubuh itu adalah kita. Maka, jika salah satu anggota dari kita sakit, maka kita pun adalah sakit.
Sekjen juga mengatakan dalam khotbahnya bahwa ada 3 hal yang perlu direfleksikan dalam perayaan 16 tahun HAM ini, diantaranya adalah Pertama: kita harus menyadari bahwa penderita HIV Aids adalah bagian dari kita, dan sesama kita. Rasa kemanusiaan kita harus terangkat, supaya kita mampu mengasihi mereka apa adanya. Mereka adalah bagian dari tubuh kita. Dengan menerima mereka dan mengasihi mereka, tanpa memandang kekurangan mereka, penyakit mereka, begitu pula perbedaan agama dan suku, adalah bukti bahwa kita merasakan apa yang mereka rasakan. Kedua, Syukuran ini menyemangati kita untuk perduli kepada mereka. Perduli artinya tergerak hati kita sebagai pribadi, sebagai bagian dari keluarga, sebagai bagiand ari pemerintah, ikut ambil bagian tanpa menyalahkan oknum atau lembaga yang lain. Ketiga, Jika seandainya tahun 2030, kita belum bisa menyelesaikan HKBP tanpa HIV/AIDS apalah kita akan berhenti mengasihi mereka? Tidak! Kita harus tetap mengasihi mereka, kapanpun, dimanapun tanpa memandang suku atau agama.
Sekjen mengajak HKBP untuk merenungkan kembali Orientasi Taon Parasinirohaon HKBP 2019, yang menyatakan bahwa “care”, “perduli”, “manghilala”, tu angka donganta. Bbukan hanya sebatas perduli tanpa tindakan, namun juga mengingatkan kita untuk berbagi melalui berbagi sukacita, berkat, perhatian, dan berbagi apa yang sudah kita miliki. Sudah saatnya, kita orang yang dikasihi Tuhan, maka kita harus dan layak untuk mengasihi orang lain. Kita harus bermurah hati, seperti Bapa yang murah hati.
Setelah acara ibadah selesai, Pimpinan HKBP bersama para tamu undangan yang hadir, berfoto bersama di depan stand yang bertuliskan “Stop Stigma dan Diskriminasi HIV Aids”. Rangkaian acara demi acara dilaksanakan dalam perayaan ulang tahun HAM ke-16 dengan peresmian nama baru HKBP Aids Ministry, dilanjutkan dengan peluncuran dan peresmian website HAM, dan potong kue bersama yang dipimpin oleh Ephorus HKBP.
Ephorus dalam kata sambutannya mengajak seluruh elemen masyarakat sampai pada tingkat pemerintahan untuk bergandengan tangan bersama HKBP untuk memberantas HIV/AIDS. Ephorus bercerita bahwa awalnya HAM ini dengan ditemukannya satu kasus AIDS yang meninggal di RS HKBP Balige oleh dr. Loli Simanjuntak. Maka pada saat tu Biro Pembinaan dan Departemen Masyarakat mengadakan Simposium Sehari untuk penanggulangan HIV Aids di RS HKBP Balige. Ephorus HKBP pada saat itu Pdt Dr JR Hutauruk, mendirikan HKBP Aids Ministry melalui Surat Keputusan Pimpinan HKBP pada 25 Februari 2003. Oleh karena itu, Ephorus HKBP mengharapkan kepada seluruh masyarakat mengubah stigma dan pandangannya tentang penyakit HIV Aids.
Ketua Panitia dr. Binsar Naibaho mengajak untuk bersama-sama menganggulangi HIV Aids, dan bersama-sama untuk menghentikan stigma negative dan diskriminasi terhadap anak-anak yang menderita HIV Aids. Begitu pula dengan Bupati Tobasa Samosir menyampaikan bahwa pihaknya dari pemerintah siap untuk membantu pemberantasan HIV Aids sampai tahun 2030 kedepan.
Gerakan penanggulangan oleh Aids Ministry tidak hanya berhenti pada peluncuran website dan seminar-seminar, namun juga dari penulisan buku. Buku yang berjudul “Tegar” ini ditulis oleh dr. Umar Zein dan diterbitkan oleh penerbit Suwarnadwipa. Maka dibuka bedah buku yang dimoderatori oleh dr. Dini Kusma dengan pemantik diskusi, Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing, Komnas Hak Asasi Manusia dan Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait, Sastrawan HIV Aids Roy Julian, Antropolog Dra. Erlina Pardede.
Dengan adanya buku yang diterbitkan ini, kita berharap agar semakin banyak yang mengerti akan cara penanggulangan HIV Aids dan menambahi perspektif kita tentang HIV Aids, demikian kata Moderator.
Sampai berita ini dituliskan, kegiatan masih berlangsung dengan makan siang, dan pemeriksaan gratis yang dilaksanakan oleh HAM. // Biro Informasi - CDS
http://canadianorderpharmacy.com/
I will immediately clutch your rss feed as I can't in finding your email subscription link or newsletter service. Do you've any? Kindly allow me realize so that I may subscribe. Thanks.