Pisah Sambut Praeses IV Toba, Ephorus HKBP Tekankan Seorang Kristen Wajib Hidup dalam Firman Tuhan

Ephorus HKBP : Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Firman telah menjadi daging untuk menyelamatkan kita agar beroleh hidup yang kekal

[caption id="attachment_9581" align="alignnone" width="720"] Ephorus Pdt Darwin Lumbantobing melantik Pdt Tumpak Siahaan menjadi Praeses HKBP Distrik IV Toba[/caption]

Acara Pisah Sambut Praeses HKBP Distrik IV Toba dari Pdt. Mangantar Tambunan, M.Th kepada Pdt. Tumpak Siahaan, S.Th dipimpin oleh Ompu i Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing bertempat di HKBP Porsea pada Minggu (30/12/2018). Rangkaian acara yang digabung dalam Ibadah Minggu ini dimulai sejak Pkl. 10.00 Wib yang diawali dengan prosesi dari Kantor Distrik IV Toba. Ibadah ini dilayani oleh Ompu i Ephorus HKBP sebagai pengkhotbah, Kabiro Pembinaan Pdt. Darwin Sihombing, S.Th sebagai Liturgist, Pendeta HKBP Ressort Porsea Pdt. Porman Alsen Samosir, S.Th, MM sebagai Pendoa Syafaat, Kabiro Smirna Pdt. Morhan Doloksaribu, M.Th sebagai pembaca Surat Keputusan dan Kabiro Informasi Pdt. Arthur Lumbantobing, S.Th sebagai Pembaca Aturan Peraturan HKBP 2002 tentang tugas Praeses HKBP.

Sebelum ibadah minggu, telah diadakan Serah Terima Jabatan Praeses yang berlangsung di Kantor Distrik IV Toba. Ibadah yang berlangsung dengan hikmat dan sukacita ini, tampak diikuti oleh Para Pelayan Penuh Waktu HKBP Distrik IV Toba, dan dihadiri oleh KRP HKBP Pdt. Dr. Robin Butarbutar, utusan ressort – ressort, Majelis Pekerja Sinode (MPS) dan MPSD HKBP Distrik IV Toba, demikian dengan beberapa tokoh jemaat diantaranya JMP Sitorus, SH, dan St. Edison Manurung, SH, MM dan lainnya. Ompu i Ephorus HKBP menyampaikan khotbahnya yang dikutip dari Mazmur 149: 1 – 9 dengan topik “Pujilah Tuhan yang sudah menyelamatkan kita”. Ompu i Ephorus menekankan pentingnya setiap orang Kristen menghayati proses kehadiran Allah menjadi manusia, Firman menjadi daging, dalam rangka proses penyelamatan manusia dari dosa, agar beroleh kehidupan yang kekal.

Tuhan mendengar tangisan dan penderitaan kita. Kita sering mendengar ketika kita mengucapkan terimakasih maupun dari orang yang telah dibantu, seandainya ada kata diatas terimakasih pasti akan disampaikan. Secara untaian kata, hanya terimakasih yang tertinggi untuk disampaikan, namun penghayatan seseorang menyampaikan terimakasih bisa berbeda – beda. Terkadang tidak terkatakan dengan kata – kata tentang penderitaan dan sukacita. Umpana Batak ada juga mengatakan “ndang tartangishon, tagonan ma tinortorhon”.

Pemazmur mengatakan “Pujilah Tuhan yang sudah menyelamatkan kita”. Terkadang disini kita sering tidak mengetahui atau tidak memahami, Tuhan sangat senang kalau kita menyanyikan sukacita kita. Tuhan senang kepada orang – orang yang telah menerima berkat dan mau mengucapkan syukur dengan perkataan maupun nyanyian dan perbuatan. Itu sebabnya kita orang kristen bernyanyi, hanya orang Kristen lah yang tak luput memakai nyanyian untuk memuji Tuhan. Hanya orang Kristen lah yang mau menyuarakan yang dialaminya dengan nyanyian. Terkadang kita tidak bisa mengatakan kepada saudara kita maupun sesama manusia tentang apa yang kita rasakan, itu sebabnya kita nyanyikan kondisi itu atau kadang kita memilih lagu yang sesuai dengan kondisi kita masing – masing, dan Tuhan mengkehendaki itu. Di semua ibadah orang Kristen, selalu ada nyanyian, ada nyanyian penderitaan, ada nyanyian doa, ada nyanyian syukur, ada nyanyian menyaksikan perbuatan maupun karya besar Tuhan, dan lain – lain. Banyak diantara kita Kristen tidak memahami itu apalagi tentunya orang yang tidak seagama dengan kita. Pernah ketika saya melayani, ada terjadi larangan bernyanyi dalam ibadah. Ibadah itu boleh tetapi tidak boleh ada bernyanyi. Saya pernah melayani ibadah di satu kantor, mereka mengatakan kepada saya, terimakasih Pak Tobing karena sudah datang dan mau melayani ibadah disini, tetapi kalau disini kita tidak bisa bernyanyi. Padahal saya sudah memilih lagu – lagu yang enak bagi saya dan cocok untuk rangkaian ibadah saat itu. Nyanyian ini bukan untuk kita tetapi untuk Tuhan, itu saya katakan kepada mereka, tetapi karena mereka meminta jangan bernyanyi, ok lah tak apa. Lalu saya meminta kepada mereka, setidaknya kita bernyanyi dalam hati saja. Ibadah pun berlangsung, awalnya pelan pelan suara kami, dan tetapi lama kelamaan tanpa sadar suara bernyanyi semakin kuat. Lalu setelah ibadah, ada kawan mereka sekantor mengatakan, kalau begitu nyanyian kalian, kami senang mendengar nya. Akhirnya mereka pun bisa bernyanyi ketika mereka mengadakan ibadah. Kita sering tidak memahami arti lagu itu, sehingga tidak mampu menghayati bahkan menghidupi lagu itu, itu sebabnya musik dan lagu dikatakan bahasa umum bagi semua manusia. Dari bahasa lagu, kita bisa memahami perasaan orang ketika menyanyikan sebuah lagu. Lagu bisa mengeluarkan ekspresi kehidupan kita, kata Ompu i Ephorus HKBP.

[caption id="attachment_9583" align="alignnone" width="720"] Ephorus menyampaikan firman Tuhan[/caption]

Oleh karena itu, kita juga harus bernyanyi, untuk memuliakan nama Tuhan dan Tuhan senang mendengar pujian kita karena kita memuji namaNya. Karena Tuhanlah yang mencipta kita, Tuhan memberikan yang kita butuhkan, Tuhan memelihara hidup kita, itu sebabnya sudah seharusnya kita hidup di dalam pemeliharaanNya. Kita bukan mau menolak apalagi melawan karena kita adalah MilikNya. Karena Tuhan pemilik kehidupan kita,oleh karena itu Tuhan tidak mengkehendaki Iblis memiliki kita. itu sebabnya, kita selalu dipanggil, kembalilah dan pulanglah menjadi milik Allah. Terkadang manusia itu yang menolak bahkan melawan kehendak Tuhan, tetapi Tuhan selalu menyediakan jalan kembali bagi setiap orang mau berubah. Bukankah itu yang dipesankan Tuhan kepada semua nabi? Perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus tentang 99 ekor domba sementara 1 domba tidak kelihatan. Tetapi Sang Gembala tidak membiarkan yang 1 domba itu hilang, justru Gembala mencarinya kemanapun domba yang 1 itu pergi. Bukan melihat banyak sedikitnya domba sehingga tidak begitu perlu 1 domba baginya. Kita juga demikian, tak satu orang pun dari kita dibiarkan Tuhan hilang dari kepemilikanNya. Tuhan tidak setuju bila manusia menjadi milik Iblis. Akulah yang mencipta manusia, kata Tuhan, itu sebabnya sampai penebusan pun berlangsung, Tuhan menebus manusia melalui kematiannya di Kayu Salib. Penebusannya itu, Dia lah yang tahan menderita agar manusia selamat dan Dia rela mati dan hidup kembali agar manusia dimenangkan. Kalau kita sudah merayakan Natal, maka kita harus memahami itu dengan baik, tambah Ompu i.

Saya, kalian, dan kita semua, kita sudah ditebus. Kita semua sudah dibaptis, kita yang sudah menerima Perjamuan Kudus dikatakan dalam Rom 5: 6, Kristus telah mati untuk kita ketika kita lemah. Pastilah kita juga menjadi kuat didalam penebusan itu. Setelah kita menerima Perjamuan Kudus, bukan hanya dibaptis, tetapi kita juga telah minum dan memakan daging dan darah Kristus. Di dalam kehidupan kita, kita senantiasa diserta Tuhan, kita didalam Kristus dan Kristus di dalam kita. 1 Kor. 6: 20, Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena itulah, muliakanlah Allah dengan tubuhmu. Ada lagu kita di Buku Ende, “Ndang au nampuna au” itu juga menegaskan kita adalah milik Tuhan. Patutnya kita bersyukur karena kita milik Tuhan, sehingga kita beroleh keselamatan dariNya. Kita sangat penting untuk menghidupi penebusan Tuhan itu. Tuhan menginginkan kita semua secara utuh hidup di dalam Firman, beroleh hidup yang kekal, demikian kata Ompu i.

[caption id="attachment_9603" align="alignnone" width="720"] Ephorus memberangkatkan Pdt Mangantar Tambunan menjadi Praeses HKBP Distrik XX Riau[/caption]

Usai khotbah, acara dilanjut dengan pisah sambut Praeses, memberangkatkan Praeses Pdt. Mangantar Tambunan, M.Th dari Praeses HKBP Distrik IV Toba menjadi Praeses HKBP Distrik XXII Riau, dan Melantik Praeses Pdt. Tumpak Siahaan, S.Th dari Praeses HKBP Distrik XVII Indonesia Bagian Timur menjadi Praeses HKBP Distrik IV Toba. Dalam acara ini, kedua Praeses bersama keluarga menerima ulos dari Distrik sebagai tanda cenderamata dan kasih kepada Praeses yang berangkat dan Praeses yang datang di Distrik IV Toba. Selain itu, Utusan ressort – ressort demikian pengurus sosial pelayan Distrik IV Toba memberikan cenderamata dan tanda kasih kepada Praeses yang berangkat Pdt. Mangantar Tambunan, M.Th bersama keluarga. Kemudian Parhalado HKBP Ressort Porsea memberikan paket Kelender HKBP Tahun 2019, Almanak HKBP Tahun 2019, dan Impola Jamita Tahun 2019 kepada Praeses yang datang yaitu Pdt. Tumpak Siahaan, S.Th bersama keluarga. Usai rangkaian ibadah, acara dilanjut dengan ramah tamah dan makan siang bersama, serta tak lupa juga foto bersama mengabadikan acara tersebut.

Kedua Praeses beserta panitia dan para pelayan lainnya dalam kesempatan kata sambutan tak luput mengucapkan terimakasih dan kebanggaan atas kunjungan dan kesediaan Ompu i Ephorus HKBP bersama Ompu Boru ke Distrik IV Toba ini. Distrik IV Toba inilah salah satu distrik yang sangat kental dengan ikatan persaudaraan parhahamaranggion, itu tampak dalam rangkaian acara, percakapan satu sama lain, bahkan khususnya dalam acara pisah sambut Praeses di distrik ini, kata Ompu i Ephorus dalam bimbingan pastoralnya. Ada banyak potensi yang diharapkan akan dikembangkan baik dalam pelayanan maupun juga kesejahteraan masyarakat seiring dengan pengembangan pariwisata yang ditetapkan pemerintah di kawasan Danau Toba, kata JMP Sitorus, SH. Acara keakraban para pelayan dilanjut usai makan siang, yang dalam kesempatan ini juga tampak canda gurau satu sama lain termasuk kedua Praeses HKBP bersama keluarga, sembari membicarakan hal – hal yang menjadi harapan pengembangan pelayanan di distrik IV Toba tersebut, dan acara pun diakhiri dengan doa. // APS