EPHORUS HKBP LAYANI PERAYAAN NATAL I DI HKBP PEARAJA – SILINDUNG
Pearaja – Tarutung 25 Desember 2018, Ompu i Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing memberitakan Firman di Perayaan Pertama Peringatan Hari Kelahiran Yesus Kristus (Natal I) di HKBP Pearaja Distrik II Silindung. Para Pelayan Penuh Waktu yang turut melayani perayaan natal ini, Pendeta HKBP Ressort Pearaja Pdt. Saor Hutagaol, S.Th sebagai Liturgist, Kepala Staff Kantor Ephorus HKBP Pdt. Robert Soni Hutapea, S.Th, Kepala Biro Informasi Pdt. Arthur Lumbantobing, S.Th, Kepala Sekolah SD Latihan HKBP Pdt. Pancasona Simbolon, M.Div, Pendeta Fungsional HKBP Pearaja Pdt. Victor Pasaribu, S.Th dan Pdt. Firdaus Hutasoit, S.Th, serta Diakones HKBP Pearaja Diak. Lamsiharma Hutagalung.
Ompu i Ephorus HKBP yang tiba bersama Ompu Boru dan staff disambut Pelayan HKBP Pearaja di pelataran geeja, tepat di depan kantor konsistori. Diawali dengan prosesi, Ompu i Ephorus bersama Ompu Boru, Para Pendeta, dan Sintua memasuki gereja yang disambut oleh jemaat dengan berdiri di tempat duduk masing – masing. Ompu i Ephorus HKBP bersama para pelayan pun berdiri di altar gereja menghadap jemaat menyampaikan salam dan selamat Natal kepada seluruh jemaat yang hadir, kemudian dilanjut dengan ibadah.
[caption id="attachment_9519" align="alignnone" width="720"] Suasana beribadah[/caption]
Ompu i Ephorus HKBP menyampaikan Firman yang dikutip dari Mateus 1: 18 – 25 dengan topik minggu Immanuel: Allah menyertai kita. Firman ini membuktikan perbedaan antara orang yang mengandalkan pikiran dengan orang yang mengandalkan iman. Yusuf dan maria menerima berita yang disampaikan Malaikat itu dengan imannya. Maria ditemui malaikat, malaikat menjelaskan kalau akan ada anak yang lahir dan akan diberi nama Yesus. Maria merupakan perempuan yang benar, yang baik hati, pintar, dan bertuhan, dia bertanya, bagaimana mungkin itu terjadi sementara saya sendiri tidak ada mengenal laki – laki. Tetapi Malaikat menjawab, kalau itu merupakah karya Roh Kudus. Kalau mengandalkan pikirannya, mungkin dia akan memberontak, karena itu tidak boleh terjadi, yang tidak bersuami mengandung anak. Ketika Malaikat mengatakan yang lahir itu adalah Anak Allah, dia memahaminya dengan imannya. Bahkan Malaikat juga menjelaskan untuk penegasasan meyakinkan Maria, kalau Elisabet yang dikenal tidak bisa memiliki anak itu, tetapi dia sedang mengandung 6 bulan lamanya saat itu.
Menarik, Malaikat membuat perbandingan itu seperti kita juga sering membuat perbandingan tentang apa yang terjadi di dalam hidup kita dalam rangka menegaskan sesuatu. Perbandingan itu diakhiri dengan kalimat yang tegas yaitu “tidak ada yang mustahil bagi Allah”. Ini penting bagi kita agar tidak sematamata mengandalkan pikiran dalam memahami sesautu. Tidak bisa semua hal kita pahami dan yakini dengan pikiran, sebagaimana yang diungkapkan di dalam Firman. Sering sekali manusia mengandalkan pikirannya, sehingga kapan saja bisa kecewa dengan Tuhan, Tuhan itu tidak baik kepada kami, Tuhan itu murka kepada kami, Tuhan tidak mengenal kami, kata Ephorus HKBP.
[caption id="attachment_9520" align="alignnone" width="720"] Ibadah berlangsung dengan khidmat[/caption]
Kita patut bersyukur karena Tuhan memberikan kita pikiran, tetapi bukan hal itu saja, ada yang lebih mendasar yaitu iman. Dalam Amsal 3: 5 dikatakan “percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” dan Amsal 3: 6 dikatakan “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”. Ada banyak realitas kehidupan yang menjadi bukti konkret sering sekali manusia tidak memakai imannya, bahkan mencobai Tuhanya sendiri. Apakah itu dengan berbuat dosa? Atau sematamata mengandalkan apa yang dimilikinya padahal dia tahu itu pemberian Tuhan juga kepadanya. Kita sendiri orang Batak menerima Injil dengan proses yang sangat panjang. Sungguh betapa pentingnya bagi Tuhan kita orang batak menjadoi pewaris kerajaan sorga, dan untuk itu kita harus percaya kepada Yesus sehingga beroleh hidup yang kekal. Kehidupan masa kini maupun kehidupan masa depan itu hanya oleh kasih karunia Tuhan saja. Kita bersyukur kepada Tuhan karena kita ditebus dengan harga mahal Yesus yang sudah lahir, yang sudah menderita, telah mati, telah bangkit, telah naik ke sorga, dan jaminan yang pasti Dia menyertai kita di setiap langkah kita, tutur Ompu i.
Usai Firman berkumandang, juga diadakan pelayanan Perjamuan Kudus yang lebih dahulu diikuti oleh para Pendeta yang dilayani oleh Ompu i Ephorus HKBP. Acara Perjamuan Kudus tersebut terbilang singkat, rapi, dan hikmat, walaupun tampak banyaknya jemaat yang hadir merayakan Natal ini, baik di dalam gereja, di balkon gereja, maupun di pelataran gereja tersebut.
[caption id="attachment_9521" align="alignnone" width="720"] Berfoto dengan Kepolisian Resor Tapanuli Utara[/caption]
ibadah ini dijaga oleh pihak kemanaan Polisi Tapanuli Utara 3 orang yang ditugaskan selama perayaan Natal dan Tahun Baru di Kantor Pusat HKBP. Kehadiran Ompu i Ephorus HKBP menyampaikan Firman sungguh menjadi hal yang istimewa bagi seluruh jemaat yang datang, termasuk anak rantau yang sebagian sudah pulang ke kampung halamannya di silindung ini, tutur St. Lumbantobing. Kesempatan ini juga tak lupa diabadikan dengan foto bersama baik para pelayan, keluarga, maupun perseorangan, dengan Ompu i Ephorus HKBP dan Ompu Boru. //APS